♂♂

2.5K 223 22
                                    

Seungcheol mungkin sudah gila karena selalu melihat sosok Jeonghan dimanapun dia berada.

Hubungan mereka sudah berakhir bulan lalu dan mereka sudah tidak saling bertemu sejak saat itu. Tapi kenapa Jeonghan selalu saja muncul di pandangannya? apa karena Seungcheol terlalu sakit hati sampai dia tidak bisa melupakan Jeonghan, atau mungkin dia memang masih mempunyai cinta untuk Jeonghan meskipun dia tahu lelaki itu hanya mempermainkannya dan tidak pernah berkomitmen dengan hubungan yang mereka jalani bahkan hubungan yang pernah Jeonghan jalani dengan mantan-mantannya sebelum Seungcheol.

Seungcheol dimabuk kepayang saat Jeonghan menawarkan cinta semu untuknya, dia mengesampingkan akal sehatnya yang menolak Jeonghan karena dia cukup tahu Jeonghan selalu bermain dengan banyak lelaki sesuka hatinya. Seungcheol tahu dia mungkin hanya salah satu lelaki yang dibutuhkan Jeonghan saat Jeonghan bosan bermain dengan lelaki lainnya.

Jeonghan tidak suka menjalin hubungan serius dengan satu orang, Jeonghan bebas, Jeonghan tidak ingin dimiliki, Jeonghan benci dikekang dengan borgol bernama komitmen, meski begitu Jeonghan harus memiliki semua yang dia inginkan di tangannya. Tapi Seungcheol menuntut, Seungcheol tidak mau hanya sebagai lelaki 'koleksi' Jeonghan, dia ingin menjadi satu-satunya, dia ingin Jeonghan hanya menjadi miliknya.

Karena itu lah hubungan mereka berakhir, Seungcheol memutuskan untuk pergi dari Jeonghan. "Seungcheol kau pasti sudah gila" Seungcheol melihat pantulan dirinya dalam cermin di atas wastafel, lalu keluar dari sana.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Seokmin setelah Seungcheol kembali dari toilet dengan keadaan cukup berantakan. Mereka sedang membicarakan projek pekerjaan mereka di kafe ini.

.

.

.

Seungcheol makin tidak mengerti dengan dirinya, melihat sosok Jeonghan sepertinya tidak cukup, sekarang dia bahkan mencium wangi parfum Jeonghan di sekitarnya. "Sadarlah Choi Seungcheol!" Seungcheol memijat pangkal hidungnya. Kau harus melupakannya, kau pasti bisa melupakan Jeonghan. Lalu mata bulat purnamanya melotot saat melihat Jeonghan yang tersenyum di luar sana sesaat sebelum lift yang dinaikinya tertutup.

"Tunggu! Buka liftnya, buka!!!" teriak Seungcheol, histeris. Mencoba membuka pintu lift.

"Choi Seungcheol! Ada apa denganmu?!" suara teriakan Nayoung di sebelahnya menarik kesadaran Seungcheol. "Aku minta maaf" lalu Seungcheol membungkukkan badannya pada orang-orang di dalam lift karena ulahnya beberapa sesaat lalu.

Mereka pasti mengira aku orang aneh.

*

"Ku dengar dari Nayoung, kau membuat keributan kecil di lift tadi pagi" Seungcheol tak membalas ucapan Seokmin, mereka sedang berjalan menuju kafeteria perusahaan. "Berikan aku kopi yang paling pekat" ucap Seungcheol pada pelayan di konter. Seungcheol butuh sesuatu untuk menyadarkannya dari kegilaan ini.

"Serius, kau bisa mengandalkanku kalau kau butuh teman bicara. Akhir-akhir ini kau sedikit aneh" lebih dari aneh, Seungcheol putus asa, Seungcheol gila. "Apa wajar kalau aku masih memikirkan mantan kekasihku bahkan melihat sosoknya dimanapun" tutur Seungcheol tiba-tiba. Benar kata Seokmin, dia butuh teman bicara, dan saat ini Seungcheol ingin mengeluarkan semua hal yang membuat kepalanya serasa mau pecah dan menceritakannya pada Seokmin.

"Jadi, kau masih mencintai Yoon Jeonghan?" Tanya Seokmin sesaat Seungcheol menyelesaikan ceritanya. Seungcheol bungkam. "Sejak awal kau menerima Jeonghan yang tidak bisa berkomitmen, tapi lalu kau mengakhiri hubungan kalian karena Jeonghan enggan berkomitmen. Lalu apa masalahnya sekarang? Kau tinggalkan saja lelaki itu"

"Sejujurnya aku bahkan tidak tahu apa hubungan yang aku jalani dengannya adalah hubungan kekasih atau bukan, dia suka sekali bersenang-senang dengan orang lain saat kami masih pacaran, bahkan di depan mataku."

Crazy In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang