One

224 11 0
                                    

Ikhlas ku dalam doa

Tak ada sepatah, dua patah kata yang keluar dari bibir ini
Saatku mendengar kau tinggalkan dunia untuk selamanya
Dan matapun tak kuasa menahan tetes demi tetes airmata yang mulai membasahi pipi
Awalnya kukira itu hanya sebuah mimpi
Tapi ternyata itu semua sungguh nyata
Terlihat jelas didepan mata

Detik demi detik, jam demi jam telah kulewati sendiri
Kini malam pun mulai menghampiri
Hanya sepi dan sunyi yang menemani jiwa serta raga ini
Tak terasa airmata pun kembali membasahi pipi
Diriku hancur, sungguh hancur tanpamu
Aku rapuh dan rasanya sungguhku ingin mengeluh

Ditengah malam ku bersuci, sendiri berdiam diri
Berdoa agarku selalu diberi kekuatan menghadapi semua ini
Penyesalan dan kebodohan yang selalu menghantui diri
Bodohnya diriku yang tak pernah bisa mengikhlaskan kepergianmu
Perlahan ku sadar bahwa itu semua merupakan jalan takdir Dari-Nya untukmu

Tepat dihari pemakamanmu
Ku benar - benar hancur
Tak kuat ku menahan diri ini untuk tak menangisi
Tubuhku seakan tanpa tulang, tak dapat berjalan
Mulutku pun terasa kelu, mendengar namamu
Airmata ini sungguh tak dapat kutahan
Sekuat apapun ku menahannya

Teman-temanku memeluk erat tubuhku
Berusaha menguatkan aku dengan senyuman palsu
Kini ku hanya berdoa untukmu
Walau kadang rasa rindu itu melintas dalam benakku
Akan ku genggam selalu sepucuk surat darimu
Surat yang menjadi pengobat rindu
Pengobat rinduku tidak hanya itu
Aku datang ke pusaramu, mendoakanmu
Serta memandangi namamu yang tertulis jelas disebongkah Batu Nisan

#Alm.DwiRizkiPutraMahardika
#TemanKuSayang
#TemanKuMalang

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang