Pindah

8 0 1
                                    

Gadis itu sudah menunggu lama di kafe tersebut.
Cuaca di kota Bangkok begitu dingin akhir akhir ini. Ditambah hujan lebat dan angin bertiup kencang.

Lisa duduk di ujung kafe tersebut. Menunggu kakaknya untuk datang.

Hot Chocolat di depannya sudah menjadi dingin. Begitu juga sup panas yang Ia pesan tadi.

"Eh? Maaf ya nunggu lama?"

Suara itu membuyarkan Lisa dari lamunannya. Segera saja Ia merapikan poni rambutnya yang dari tadi Ia mainkan.

"Lama. Lama banget."

Akane Manoban, kakak Lisa dengan rambut cokelat manis yang panjang tersebut tersenyum.

"Yaudah, iya. Kampus kakak tadi macet. Udah kan? Bayar dulu, baru kita pulang."

"Kok aku sih yang bayar?"

"Lah, kan kamu yang pesen,"

"Bayarin, pokoknya kakak harus yang bayar. Salah sendiri kakak lama banget!"

Akane hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah manja adiknya.
Mau tidak mau, Akane sudah berjalan menuju kasir dan mengeluarkan dompet purple miliknya.

Di mobil, Lisa sudah duduk dan mengusap usap tangannya. Dingin.
Sesekali Ia melihat ke depan. Melihat kakaknya yang masih di kasir, berbicara dengan pelayan.

Lamaaaa!! Bicaranya nanti aja, lah kak!!

Gadis tersebut sudah menggerutu. Lisa menyentuh klakson mobil. Memencetnya.

Tiin!!

Akane yang sedang bicara menyadari suara klakson tersebut. Diliriknya Lisa yang mencibir.

"Maaf deh, Yann. Adikku sudah rewel. Kita lanjutin kapan kapan ya?"

"Iya Ne, drive safely!"

Akane berbalik dan berlari kecil memasuki mobilnya. Lisa terlihat agak marah.
Akane tak berkutik, Ia segera tancap gas menuju rumahnya.

"Kak, lama banget, pake ngomong sama pelayan,"

"Dia temen kakak. Kerja sampingan."

"Sebel, ah!"

Akane tak menjawab adiknya. Ia tetap fokus kepada jalanan raya. Ditambah kaca yang basah terkena hujan, membuatnya susah melihat jalan.

                          ####

Ruangan berwarna putih bermotif kupu kupu yang terkesan klassik milik gadis berumur 16 tahun kini penuh dengan box box cokelat.
Barang barang pun juga sudah dimasukkan ke koper koper besar.

Nalalisa melihat sekeliling kamarnya. Ia akan merindukan kamarnya untuk pasti.

Akane dan Lisa akan pindah ke Korea. Tidak, tanpa orangtua.
Mereka akan menempati rumah ayahnya. Ya, Ayah mereka asli Korea dan Ibunda mereka berasal dari Thailand.

"Gimana, Lis? Sini Mama bantuin bawa kopernya."

Di ambang pintu, wanita paruh baya sudah menyandarkan dirinya pada pintu putih kamar gadisnya.

"Udah ma. Lisa bawa sendiri aja, mama tungguin aja dibawah."

"Yang kecil kecil mama bisa kok. Kamu kira mama udah tua segitunya?"

"Daripada ntar masalah di tangga kan repot. Mana mama berat banget, lagi."

"Heish! Mama tuh kurus, 57 kg doang. Udah ah, biar yang besar besar Bi Na Ree ya bawain."

Lisa mengalah, Ia mengangkat koper hitamnya dan turun tangga menuju ruang utama.

                       ####

"Dadah Mama! Papi!!"

Lisa sudah menangis. Ia tak ingin berpisah dari keluarganya.
Akane sudah ingin mengeluarkan air matanya, namun Akane tahu dimana Ia harus menangis.

"Lis, udahan, Lis. Udah mau boarding pesawatnya,"

Akane menarik lengan adiknya pelan. Ia sedih, namun tak ingin ketinggalan pesawat.

"Akane, Lisa, baik baik ya di Korea..."

Orangtua Lisa melambaikan tangan. Lisa tetap menangis lalu berlari menuju Akane yang sudah jauh di tempat check-in.

                       #####

Di bandara, sebuah keluarga sudah menunggu kedatangan mereka.

Bukan, keluarga Jeon bukanlah saudara ayah Lisa. Melainkan kerabat baik Mr. Manoban.

"Akane? Nalalisa..?"

Suara husky nan berat memanggil kedua gadis berdarah Thai-Kor.

Akane menoleh. Senyuman manisnya terukir apik wajah cantiknya.

"Mr. Jeon, Mrs. Jeon.."

Ucapnya memeluk kedua kerabat ayahnya. Terakhir mereka bertemu adalah 11 tahun lalu, mungkin lebih.
Lisa? Gadis tersebut nampak bingung. Ia sama sekali tak mengenali mereka. Maklum, dulu Lisa belum lahir saat keluarganya masih tinggal di Korea.

"Ini Lisa, adik Akane. Dulu belum lahir, jadi linglung pas ngelihat tante sama om,"

Akane bersikap sangat sopan memperkenalkan adiknya. Bisa dibilang, mereka tidaklah mirip.

"Ooh, cantik sekali. Humm? Kita ke mobil dulu ya? Barang kalian lumayan banyak. Jadi kita bawa 2 mobil."

Tutur Mrs. Jeon tersenyum ke arah Lisa. Di belakangnya, ada sahabat Akane, So Mi. Akane sudah berhambur memeluk
So Mi.

Jeon Jungkook, pria muda itu diam seribu bahasa. Ia sama sekali tak mengenali kedua gadis asing dihadapannya.

"Akane ikut mobil kita saja ayah. Biarkan Jungkook bersama Lisa."

Jujur, Lisa terkejut dengan perkataan Kak So Mi barusan.
Ia meneguk ludah nya dengan kasar. Dilirknya Jungkook yang tenang tak peduli.

Siaaalll!!! Cih, mana Kak Akane cuma ngebiarin aku lagi. Ini nih, kalo sudah sama sahabatnya aja lupa sama adik sendiri. Huh, dasar sirik!!

Lisa mengumpat. Ia pasrah duduk di kursi mobil. Tepat disamping Jungkook yang di kursi kemudi.

Untuk menghilangkan rasa awkward Lisa hanya bermain dengan ponselnya. Bermain game kesukaannya, game perang, dan tembak tembakan.

"Tch, kau umur berapa sih, masih main mainan anak kecil!"

Kata kata meluncur sukses dari bibir Jungkook. Membuat darah Lisa panas.

"Kau bisu?"

Sungguh, Lisa sudah mengepalkan tangannya. Jika saja Jungkook bukan anak kerabat ayahnya, habis sudah nyawa Jungkook di tangan Lisa.

"Tidak, aku bisa bicara."

Lisa menjawab Jungkook cuek.
Ia tak ingin berdebat. Jika saja Lisa bisa melihat masa depan, Ia pasti melakukan hal yang ia lakukan sekaramg sia sia. Karena sungguh di dalam waktu 5 menit perang akan dimulai.

"Oh, kukira kau bisu. Oh ya, aku jujur, aku tak suka matamu. Kurasa itu terlalu besar bagi pupil matamu..."

"JIKA TAK SUKA MAKA DIAMLAH BODOH!!"

Sudah, apa yang author baru katakan benar, perang sudah terjadi.

"Apa? Aku tidak bodoh. Aku melakukan apa yang Ibuku selalu katakan, aku harus jujur. Ingat, berbohong itu tak baik."

"KAU INI!!"

Telat, Lisa sudah mendaratkan sebuah tamparan dahsyat pada pipi mulus Jungkook.

________________________________

Author : Hi guys! Maaf banget ceritanya bosen banget. Ini pertama kali aku bikin cerita bahasa Indo. Maaf kalau ada bahasa yang salah, jujur aja, Aku nggak fasih bahasa Indo.

Jangan lupa rate dan komen ya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 23, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LifelineWhere stories live. Discover now