dia

24 1 0
                                        

"jadi.. ummm... kita pulang?"

tanyanya ragu padaku.

aku menunduk malu malu sambil memainkan gantungan bulu-bulu di tas mungilku. tali yang mengikat tudung hoodieku rasanya sudah mencapai batasnya saat kutarik kuat-kuat untuk menutupi wajahku. yang bisa aku lakukan hanya menggeleng kuat-kuat, berharap dunia menelanku saat ini juga.

yang benar saja. seisi kampus saat ini sedang bersorak kearahku. dan semua ini karena dirinya.

"ANJIR GANTENG BANGET SAPATUCHHH-"

satu teriakan lolos dari mulut salah satu teman satu angkatanku. diamini oleh mahasiswi lainnya, mereka mulai mengerubungiku dan menatap lekat-lekat lelaki tinggi di hadapanku.

betapa tidak. di jam dua siang, ketika hampir seluruh mahasiswa sedang memenuhi gedung kampus karena jam kuliah yang baru saja usai, mereka dapat dengan mudahnya melihat mobil yang menyeruak masuk kedalam kampus, dengan warna yang lumayan mencolok dan merk mentereng yang terpampang jelas. sedetik kemudian, muncullah si empunya mobil yang sukses membuat wanita berkerumun dan berbisik heboh.

laki-laki itu. lelakiku. dengan setelan jas dan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya. poninya yang mulai berantakan ia rapikan dengan satu tangan, membuat wanita di sekitarnya sejenak menahan nafas.

aku yang saat itu sedang kebetulan lewat sontak menyembunyikan wajahku dibalik teman-temanku yang untungnya dikaruniai tinggi menjulang. tapi hal itu tidak berlaku bagi dirinya. dalam hitungan detik aku dapat mendengar suara teriakan dan deru langkah seseorang mendekat.

aku tidak memiliki waktu banyak untuk memutuskan ekspresi apa yang akan kupasang saat bertemu dengannya maka yang aku lakukan hanya tersenyum kikuk ke arahnya, yang ternyata membuatnya mendadak salah tingkah dan menggaruk dagunya yang aku yakin tidak sedang gatal.


"a-ayo pulang.."

katanya sambil mengamit tanganku ragu ragu.

dan aku tidak punya pilihan lain selain mengubur wajahku dalam-dalam dibalik hoodie yang aku kenakan, berjalan cepat agar segera terhindarkan dari kerumunan.

beberapa menit kemudian ia melepaskan tangannya dariku karena tentunya ia harus memegang kemudi, menjauh dari kehebohan yang ia buat sendiri.

........

aku tidak tahu sejak kapan warna tembok toko bangunan di sebelah kampus menjadi menarik untuk diperhatikan. mungkin karena aku sedang mati-matian menahan kegugupan yang sedari tadi aku rasakan.

lebih-lebih ketika aku menyadari bahwa ia sedang menatapku lekat-lekat.

"m-mas jong ngapain ngelihatin aku"

"e-eh?

memangnya keliatan ya kalau saya ngeliatin kamu?"

aku menghela nafas kesal. yaiyalah menurut ngana -_-


"nggak.. itu.. saya.. umm...

coba buka itu.. dashboardnya"

katanya ragu-ragu.


oke aku buka.

eh.

EH INI APAAN NYALA-NYALA?


aku menatap buku di hadapanku yang baru saja disulap menjadi pop-up book dengan fotoku-yang tentu saja sedang tidak dalam keadaan cantik- dihias dengan lampu kecil yang dibentuk rasi bintang.

"warna pink. kesukaan kamu."

hanya itu yang keluar dari mulutnya ketika aku terlihat menatapnya kosong dengan mulut setengah terbuka selama beberapa menit.

"hah?"

"iya.. buat kamu. nggak suka sama hadiah dari saya?"

"nggak-nggak bukannya gitu..."

"tapi kalo ini suka kan?"

dan belum sempat aku mencerna kata-katanya, bibirnya sudah lebih dulu mengecup keningku.

untuk kemudian mencuri kesempatan untuk bermain pada bibirku.


----------------------------------

INI AING NULIS APAAN DAH WKWKWKWK

sorry i write this in bahasa soalnya kalo indo kayaknya bakal lebih ngefeel gitu hehehe

ceritanya mas jong itu kim jonghyun ya. imam nasional kita yang mukanya seadem itu. iya. cuman saya tambahin kacamata biar lebih modyar sih. 

ceritanya akan flashback-jigeum-flashback lagi- dan berubah2 seterusnya. jadi jangan bingung yaaaa~

and send my love for anyone out there yang udah vote dan comment untuk kelangsungan hidup kami berdua di cerita ini. gomawo tq ❤

Just a friend - Kim JonghyunWhere stories live. Discover now