Namanya Do Kyungsoo, seorang mahasiswa kedokteran semester 5 dengan prestasi cemerlang. Otak yang mumpuni, wajah yang tak bisa dibilang jelek, keluarga dan teman yang begitu menyayangi dia. Prediksi semua orang dia akan menjadi dokter yang sukses, orang hebat.
Hanya prediksi bukan kenyataan.
Prediksi orang mulai melenceng ketika Kyungsoo mengenal seorang pengusaha sukses yang kebetulan mengisi sebuah acara seminar di kampusnya.
Kim Junmyeon.
Lelaki dengan wajah rupawan dan harta melimpah yang bisa menaklukkan hati Kyungsoo.
Mereka berkencan setelah sebulan pendekatan.
Semuanya indah. Perhatian, kata-kata cinta, hingga kecupan yang berujung dengan malam panas. Kyungsoo begitu terbuai, begitupun Junmyeon. Mereka lupa kalau yang menjalani hubungan ini bukan hanya ada 2 orang. Bukankah keluarga juga perlu tahu?
Kim Heechul murka begitu tahu Putra semata wayangnya berkencan dengan orang biasa, bukan level mereka. Tipikal orang kaya yang hanya melihat seseorang dari berapa banyaknya lembaran berangka yang dia punya.
Heechul menjauhkan Junmyeon dari Kyungsoo dengan berbagai cara tentunya tanpa membuat sang anak curiga. Walau pada akhirnya dia membuat mereka berpisah dengan cara licik, well pura-pura sakit dan meminta sang anak menikah dengan orang pilihannya sebagai permintaan terakhir, bukankah itu licik?
Kyungsoo hanya meratapi nasibnya.
Seminggu kemudian dia mendapati sebuah fakta mencengangkan. Dia mengandung anak Junmyeon.
Kyungsoo kalut, bingung. Dia menghubungi Junmyeon tapi tak ada hasil. Laki-laki itu hilang bagai ditelan bumi. Datang ke kantornya pun hanya berakhir pada pengusiran.
Ternyata penderitaannya tak hanya sampai disitu. Dia diusir dari rumahnya, orang tuanya terlampau kecewa dengan kehamilan di luar nikahnya.
Kyungsoo benar-benar sendirian.
Jangankan untuk kuliah untuk makan sehari-hari saja dia kebingungan. Akhirnya dia lebih memilih mencari kerja dan meninggalkan kuliahnya. Tak banyak yang mau menerimanya setelah tahu dia sedang hamil jadi apapun pekerjaannya dia terima dengan senang hati.Entah harus bersyukur atau bersedih karena proses persalinannya tak memakan biaya sepeserpun.
Dia melahirkan di flatnya, sekali lagi seorang diri.
Awal-awal menjadi orang tua sangatlah susah. Dia harus bekerja sementara tak ada yang menjaga anaknya. Sampai akhirnya dia menemukan pekerjaan dengan upah lumayan menggiurkan.
Menjadi penari striptease di salah satu bar.
Dengan pekerjaan ini dia bisa menyewa seseorang untuk menjaga anaknya.
Kyungsoo sadar pekerjaannya terlalu banyak resiko. Entah sudah berapa kali dia hampir diperkosa. Tapi Kyungsoo tetap nekat menjalani pekerjaannya ini.
"Kyung, Tuan Park menanyakanmu lagi." Jongdae, temannya yang berprofesi sebagai bartender memberinya sebuah kartu nama yang sama seperti hari sebelumnya.
Dan kartu nama itu berakhir sama juga seperti sebelumnya, diremat lalu dimasukkan ke tong sampah.
Kyungsoo hanya ingin mempunyai sedikit harga diri dengan tidak menjajakan tubuhnya. Cukup memamerkan jangan lebih dari itu.
Tanpa Kyungsoo sadari sikapnya yang mempertahankan tubuhnya membuat Tuan Park semakin penasaran dengannya.
.
.
."Pagi anaknya papa, wah kau sudah mandi ternyata." saat seperti ini Kyungsoo menjadi manusia biasa, bukan manusia penuh dosa seperti dirinya pada saat malam hari.
"Pppa..ppa " baginya senyum anaknya adalah prioritas dalam hidupnya sekarang. Dia akan melakukan apa saja untuk membahagiakan anaknya.
.
.
.Saat tengah malam adalah puncaknya dunia malam. Kyungsoo terus meliukkan tubuh polosnya mengikuti alunan musik tanpa kenal lelah. Peluh sudah membanjiri seluruh tubuhnya yang semakin membuat semua orang bersorak meneriakkan namanya.
Saat musik berhenti saat itulah pekerjaannya selesai. Sebagai seorang yang sudah punya nama Kyungsoo bisa mengatur jadwal tampilnya. Dia hanya menari sampai tengah malam lalu langsung pulang menemani anaknya.
"Kyung!!! Handphonemu daritadi berbunyi terus dari bini Ahn." jantung Kyungsoo rasanya melompat keluar begitu mendengar kata-kata dari Jongdae.
Setelah berpakaian seadanya dia langsung menghubungi balik bibi Ahn, penjaga anaknya.
"Ha.. "
"Tuan, anak Anda tuan anak Anda. Aku tak tahu sebabnya tiba-tiba dia batuk darah dan susah bernafas. Aku sedang dirumah sakit sekarang."
Bahkan Kyungsoo belum selesai dengan salamnya tapi bibi Ahn sudah memotongnya dengan kabar buruk.
Dia langsung melesat menuju rumah sakit tanpa dia sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikannya sedari tadi.
.
.
.Ada penyumbatan di paru-paru anaknya, prediksi sementara karena proses persalinannya dulu tak steril (ngarang abis).
"Anak Anda harus operasi secepatnya juga Tuan Do." begitu kata sang dokter.
Kyungsoo tentu saja setuju. Dia akan melakukan apapun untuk buah hatinya, mataharinya.
Walau biayanya dia tak tahu harus mencari dimana.
Hasil bekerja di bar hanya menutupi seperempatnya saja karena ini operasi besar ditambah anaknya harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
Kyungsoo sudah meminta pinjaman pada pemilik bar tempatnya bekerja namun tetap saja tak bisa menutupi biaya operasi anaknya.
Saat itulah dia datang, pahlawan dalam hidup Kyungsoo.
"Mungkin kau butuh ini."
Orang itu berjongkok didepan Kyungsoo yang sedang duduk didepan ruangan anaknya.
Kyungsoo menatap sesuatu yang diberikan orang itu.
Sebuah kartu nama.
Park Chanyeol.
"Kali ini kumohon jangan diremat dan membuangnya ke tong sampah. Cobalah telpon nomornya siapa tahu dia mau membantumu." begitu kata orang itu.
Kyungsoo hanya bisa menangis sambil mengucapkan terimakasih berkali-kali pada orang itu.
Tanpa keraguan dia memasukkan nomor itu dalam handphonenya hingga suara nada sambung terdengar.
Kyungsoo hanya bisa membulatkan matanya begitu orang didepannya mengangkat telpon dan menjawab..
"Halo dengan Park Chanyeol disini."
Ini awal dari semuanya.
.
.
.Want it to be continued?
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Hearts
FanfictionAda benang merah tak kasat mata yang menghubungkan mereka. Entah sekarang mereka menjalin hubungan dengan siapa pada akhirnya mereka akan kembali pasa sang pemilik hati.