"Hai Kim, datang dengan simpanan papamu lagi?" tanpa menoleh pun Jongin tahu siapa yang bersuara. Park Sehun.
Musuh bebuyutannya.
"Bukan urusanmu."
Brak.
Jongin merintih dalam hati begitu punggungnya menghantam tembok dengan keras.
"Bagaimana bisa bukan urusanku kalau simpanan papamu adalah ayahku Kim. Brengsek kau!"
Jongin lelah, sungguh.
Diperlakukan seperti ini oleh Sehun setiap hari. Dipojokkan seolah-olah dia yang salah, dia tidak meminta Chanyeol lebih sayang padanya daripada Sehun.
Tidakkah Sehun tahu kalau dia juga menderita?
Jongin hanya menatap sendu pada dua bola mata coklat dihadapannya. Berusaha mengutarakan betapa dia tidak ingin seperti ini.
"Sialan kau!"
Srak.
Jongin hanya pasrah ketika bibir tipis Sehun menubruk bibir tebalnya tanpa kelembutan. Seragamnya sudah terlepas dengan kancing yang berserakan.
Sehun menggeram, "kau tahu Kim, kau selalu bisa membuatku ereksi."
Tanpa melepas seragam atas, Sehun melorotkan celana dan celana dalamnya hingga ereksinya keluar. Dengan tidak sabar, dia melakukan hal yang sama pada Jongin.
Jongin menggigit bibir bawahnya keras. Tak peduli jika nantinya akan berdarah.
Sehun masuk tanpa persiapan apapun.
Selalu seperti ini.
Jongin tak mendesah, tak mengeluh.
Dia menganggap setiap desahan dan geraman kenikmatan Sehun adalah harga yang harus dia bayar karena Chanyeol lebih memilihnya.
.
.
."Kyung, ada telpon dari sekolahnya Jongin." Kyungsoo hanya bisa menghela nafas mendengar Minseok, salah seorang pegawainya di toko kue miliknya memberitahunya kabar itu.
"Yeoboseyo. Ah ne saya papanya Kim Jongin."
"Bisakah Anda datang ke sekolah?"
"Tentu saya akan segera kesana."
"Berkelahi lagi?" tanya Minseok yang sedari tadi masih di samping Kyungsoo.
Kyungsoo menggeleng, "tadi kepala sekolahnya tidak bilang apa-apa hyung."
"Ya sudah kau pergilah biar toko aku yang handle."
"Terima kasih hyung."
Kyungsoo memutuskan untuk naik bus. Dia bisa saja meminta mobil pada Chanyeol tapi dia tak pernah mau meminta sesuatu yang berlebihan pada namja itu. Sudah cukup kebaikan Chanyeol selama ini. Rumah, toko kue dan yang paling penting nyawa Jongin.
30 menit kemudian dia sampai di sekolah Jongin. Seoul senior high school, sekolah elit dan mahal. Jika bukan karena Chanyeol, Jonginnya tak akan mungkin bisa bersekolah disini.
Dia berjalan menuju ruang kepala sekolah yang sudah dia hapal. Jonginnya memang bukan anak baik-baik. Seringnya dia dipanggil karena berkelahi entah yang sekarang karena apa.
"Annyeonghaseyo." sapanya ketika membuka pintu ruang kepala sekolah.
"Silahkan masuk Tuan Do."
Kyungsoo tersenyum melihat Jongin sedang menundukkan kepalanya.
"Maaf mengganggu waktu Anda, dengan berat hati saya harus memanggil Anda." kata Lee Taeming, sang kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Hearts
FanfictionAda benang merah tak kasat mata yang menghubungkan mereka. Entah sekarang mereka menjalin hubungan dengan siapa pada akhirnya mereka akan kembali pasa sang pemilik hati.