"Harus didapatkan, pikirnya seperti itu."
Azalea, mahasiswa yang menyambi sebagai karyawan pemasaran di restoran jepang. Perutnya sekarang sedikit membesar, akibat disetubuhi pacarnya, Asoka. Asoka bersikeras untuk menghapus jejak perbuatannya. Membunuh Azalea merupakan pilihan paling tepat. Dipanggilnya Aster, kawan kuliahnya, yang juga seorang preman kelas teri di daerahnya. Sepuluh juta untuk Aster dirasa cukup, untuk tugas menghilangkan jejak Azalea.
Sementara itu, duduk di kursi panjang, Asoka tetap memikirkan nasibnya. Bagaimana kata ayah, kata ibu, tetangga, bahwa aku menghamili Azalea, yang menjadi tunangan pun belum. Mengawininya, tentu pilihan yang buruk juga. Seorang Mahasiswa Semester Satu, Menikah Karena Kebobolan. Nanti mading-mading kampusnya akan penuh tulisan seperti itu. Sangat buruk, pikirnya.
Malam minggu, akhir April, di kontrakan tiga petaknya, Azalea bertamu. Niatnya bertamu dan menanyakan masa depan manusia di dalam rahimnya, dan dia juga. Asoka tetap mengatakan bahwa akan menikahi Azalea. Azalea percaya dan, tiba-tiba kontak bibir terjadi. Selagi gerimis-gerimis yang membawakan musim semi kepada Azalea. Lelah selepas orgasme, Azalea meminum air yang sudah disiapkan Asoka. Lelah berlipat ganda, dia terlelap. Ternyata sudah diracun oleh Asoka.
Setelah menghubungi Aster, dia beristirahat sejenak. Peluhnya makin sebesar biji jagung. Isi kepalanya cuma satu; Azalea harus hilang. Datanglah Aster dengan 2 karung dan beberapa meter tali. Dibungkusnya dengan dua karung itu, dan diikat. Dimasukkan kedalam mobil, dan diterimanya uang sepuluh juta dari Asoka; yang berhasil mengelabui ayahnya. Jalan lah mereka, dan Asoka masuk ke dalam kontrakannya
Di pikirannya terbayang Azalea. Betapa teganya dia menghabisi manusia yang sedang mengandung benihnya. Cemas, mondar-mandir tak jelas menjadi kerjaannya malam itu. Sampai dia tertidur.
Kebesokannya Aster datang, dengan membawa kabar bahwa Azalea sudah dibuang ke sungai di perbatasan. Sempat dicekik lehernya, lalu tak sadarkan diri lagi. Sedangkan pakaiannya dibuang ke tempat pembuangan akhir. Asoka akhirnya mempersilakan Aster untuk pergi. Dibakarnya sebatang rokok. Asoka cemas, Asoka gelisah, tentang Azalea.
Asoka akhirnya bisa tenang dan sedikit melupakan Azalea
***
Hari itu, Aster mengendarai mobilnya, menuju sebuah hotel bintang tiga. Berjalanlah dia di lorong hotel itu sampai pintu kamar nomor 3103. Dibuka pintunya dan mengajak yang di dalam untuk bergegas pergi. Dia adalah Azalea, yang mengandung anak Aster, dan Aster akan menikahinya dengan mas kawin sepuluh juta, dari Asoka.
Asoka mandi dengan penuh penyesalan telah membunuh Azalea.