Zona Nyaman

35 6 1
                                    

Langit kokoh terbentang dalam keterdiaman, dihiasi gumpalan awan putih kelabu yang bergerak perlahan terbawa angin yang entah kapan sampai pada tujuan, begitu tampak jelas dilihat dari lantai 5 gedung kuliah tempat Nadira berada saat ini. Gadis itu, Nadira, entah sudah berapa lama ia berdiri di tempat itu, memperhatikan pergerakan Awan di atas sana. Buku digenggaman nya pun sudah ia tutup tak dibaca lagi. Hari sudah menjelang pukul 3 sore sebentar lagi masuk waktu ashar, kuliah terakhirnya pun telah selesai sejak jam 12an tadi. Tapi sepertinya gadis bertubuh mungil itu belum mau beranjak dari tempatnya sekarang. Saat adzan ashar terdengar, ia menarik napas dalam, lalu beranjak dari tempatnya terdiam sedari tadi, melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju masjid kampusnya untuk menunaikan sholat ashar lalu pulang.

"Nad, kok masih dikampus jam segini." Sapa seorang gadis, saat Nadira melangkahkan kakinya menuju masjid. Nadira hanya tersenyum. "Pasti abis baca buku, sendirian, dilantai 5 yang sepi itu." Kata gadis itu lagi, matanya menyipit menyelidik memandang Nadira.

Nadira meringis, mendapati pernyataan gadis di depannya ini tepat sasaran.

"Ck,,, Nadiraaaa suka banget sih diem sendirian. Mending disini bareng aku,, anak anak LDK mau pada rapat gabungan, ikut aja yuk! Kamu kan juga anggota organisasi ini." Kata gadis itulagi.

"Aku kan cuman anggota tim media Lulu, gk enak lah sama yang lain." Jawab Nadira

"Ya emang kenapa? Kamu jga punya hak kok buat ikut, nanti juga ada mbak Nada kok. Ikut ya,,," Ucapnya sedikit memohon pada Nadira.

Nadira menarik napas dalam. "Oke,,, tapi aku gak lama yaaa"

Gadis bernama Lulu itu tersenyum senang, kemudian merangkul satu tangan Nadira, sedikit menyeret tangan itu untuk mengikutinya. " Ba'da Ashar oke, sekarang kita sholat dulu." Katanya.

***

Disinilah Nadira saat ini. Bersandar pada salah satu tiang masjid menyembunyikan diri dari perhatian orang disekitarnya, sembari menyimak apa yang sedang dibahas pada rapat kordinasi ikhwan akhwat di organisasi keagamaan yang ia ikuti sejak menjadi mahasiswa di kampus ini. Orang yang sedang berbicara di depan sana adalah seorang ikhwan pembina departemen pembinaan sedang memberikan konsep kegiatan gabungan ikhwan akhwat. Darimana Nadira bisa tahu, padahal ia sama sekali tidak melihat orang nya langsung? Tentu saja dari bisik-bisik tetangga yang duduk tak jauh darinya sambil membicarakan ikhwan itu,, duh akhwaaat.

Selama hampir 3 tahun ikut organisasi, ini adalah kali pertama Nadira mengikuti rapat kordinasi ikhwan dan akhwat. Biasanya ia hanya akan mengikuti rapat-rapat divisi akhwat atau rapat kerja mingguan di departemen tempat ia diberi amanah yaitu bagian media. Biasanya untuk hasil rapat kordinasi dengan ikhwan dia akan mendapatkan info dari pembina departemen media yaitu mbak Nada atau dari penanggung jawab departemen media bernama Melia. Mbak Nada sendiri seorang alumni kampus sekaligus alumni dari organisasi ini, tapi masih terlibat aktif dalam organisasi dakwah ini, padahal beliau sudah jadi IRT alias ibu rumah tangga dan sudah memiliki satu orang putra.

Nadira jadi teringat dengan kata- kata mbak Nada beberapa waktu yang lalu saat ia bertanya kenapa mbak Nada masih aktif di dakwah kampus. Mbak Nada tersenyum lalu menjawab "Tak ada yang namanya alumni dalam dakwah Ra, selama Allah masih memberi kesempatan untuk menyebarkan kebaikan kenapa tidak? Dimana pun kita berpijak, dalam keadaan apapun kita, hukum dakwah itu tetap wajib."

Mbak Nada adalah salah satu senior yang Nadira kagumi, kelihaiannya dalam merangkai sebuah kata menjadi sebuah tulisan yang baik sehingga setiap yang membaca bisa terbakar ghirah dakwhnya, menjadi salah satu alasan Nadira mengagumi sosok itu.

"Nad, kamu tahu gk siapa yang lagi bicara ini?" Tanya Lulu, mengalihkan pikiran nadira.

"Hmmm,,, kenapa Lu?" Tanya Nadira, yang baru tersadar dari lamunannya. "Ck,,, kamu pasti ngelamun ya!" Tuduh Lulu pada Nadira, kesal ketika dia sedang bicara, yang diajak bicara justru sedang memikirkan hal lain.

Who Is Alone (Nadira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang