Bab 12 Tentang Adel

242 3 2
                                    

Gunawan sedang menatapi wajah damai putrinya yang sedang tertidur. Tangan besarnya terus mengusap puncak kepala putrinya agar tetap lelap tidurnya. Senyum pedih tergambar jelas diwajah tuanya. Ya,dia memang menyadari apa yang di inginkan putrinya dan yang sedang berusaha dia kabulkan ini memang salah. Tapi dia bisa apa ? Dia hanya seorang ayah yang ingin anaknya bahagia. Adelia Sasmita buah cintanya bersama wanita yang sangat dia cintai. Nama yang sama dengan nama belakang adel,Sasmita Purbasari.

Karna kesalahannya dulu dia kehilangan wanita yang sangat dia cintai dan dia tidak ingin mengulanginya lagi dengan kehilangan adel,meskipun dia tau dia salah dia tetap melakukannya. Karna adel berbeda sejak kepergian ibunya dia jadi mudah depresi dan terahir kambuhnya penyakit adel saat adel menginginkan gara menjadi miliknya. Saat itu Gunawan mencoba memberi pengertian bahwa cinta tidak perlu memiliki tapi adel tidak terima dengan semua nasihatnya yang berujung adel mengurung dirinya di kamar. Setelah seharian tidak keluar gunawan pun panik karna adel tidak menjawab panggilan dari siapapun dan ketika pintu terbuka gunawan merasa dunianya berhenti saat itu juga karna dia melihat adel sudah terbari lemas dengan darah berlinang disekitar tangannya.

Bahkan saat adel dibawa ke rumah sakit pun itu inisiatif para pekerja dirumahnya karna gunawan terlalu syock dia baru sadar saat sampai dirumah sakit saat dokter keluar dari ruang UGD dan mengatakan bahwa adel selamat hanya saja kondisinya sangat kritis karna sempat sedikit terlambat dibawa kerumah sakit. Tapi setidaknya ada harapan bagi gunawan untuk adel tetap hidup meski hanya berapa persen,gunawan pun mengusahakan segala yang terbaik agar adel bisa sadar dan setelah dua minggu ahirnya adel siuman. Mulai dari situ gunawan memenuhi semua keinginan adel meskipun dengan membuat keluarga orang lain menderita karna ulahnya,tapi sekali lagi dia hanya seorang ayah yang ingin anaknya bahagia karna hanya adel satu-satunya harta paling berharga yang dia punya.

°°°°°

Gara bangun dengan senyum bahagia yang tercetak jelas diwajah tampannya. Kejadian indah kemarin sore terulang lagi dalam mimpinya. Pelukan hangat tania dan sesuatu yang membuat dia sangat bahagia karna dalam mimpinya tania bukan hanya memeluknya bahkan mereka berciuman,ciuman yang ingin gara realisasikan suatu saat mungkin.

Gara sudah siap dengan semua atribut sekolahnya dan saat sampai diruang makan gara sempat bingung karna tak menemukan anggi disana. Dengan santai gara menghampiri kamar adiknya yang berada disebelah kamarnya."anggi,kamu dah bangun ?". Terdengar suara erangan dari dalam kamar seperti menandakan bahawa si empunya kamar baru saja bangun."kamu baru bangun gi ?". Gara kembali bersuara.

"Kaka duluan aja aku hari ini masuk siang.." suara anggi yang terdengar lemas gara pikir itu karna anggi baru bangun tidur."oh ya udah kaka berangkat duluan ya... Kamu hati-hati nanti berangktnya..". Gara langsung berbalik ke meja makan saat terdengar suara sahutan dari anggi. Dia mengambil selembar roti dan mengoleskan selai kacang kesukaannya dan berangkat dengan motor kesayangannya. Sepanjang jalan gara tanpa sadar terus tersenyum sendiri memikirkan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

Sedangkan dirumah anggi sedang menahan sakitnya lagi meskipun tidak separah kemarin tapi itu cukup membuat anggi tidak sanggup berdiri karna merasa sakit disekitar pinggangnya. Dia juga belum makan sejak kemarin yang membuat tubuhnya terasa lemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang