❄❄❄❄❄❄❄❄
Kejadian menyedihkan terjadi minggu lalu, sakit, terluka, menangis, air mata, emosi, tak kuasa aku tahan. Aku kehilangan seorang panutan penuntun penasihatku dan yg pasti orang paling aku sayangin di dunia ini.
Orang tua, ya mereka meninggalkan ku sebuah kecelakaan besar telah menggambil nyawa mereka, banyak orang yang mengatakan tuhan tidak adil mereka salah, kondisi kita yang membuat kita muak pada kehidupan ini alih-alih mengatakan seperti itu seharusnya kita bersyukur kepada tuhan.
Aku merasakan kehilangan memilukan, bagaimana bisa aku hidup tanpa mereka? Di usia ku yg masih terbilang muda ini, aku harus menghadapi kekejaman dunia , aku tak bisa membayangkan hidupku kedepannya akan seperti apa? Aku akan bekerja keras untuk memperbaiki hidupku.
" yeri-ah , cepat bersihkan dapur appa akan pulang. " terlihat seorang ahjuma memasuki kamar yeri
" Baiklah omma " ia berlari kecil menuju dapur
☀☀☀☀☀☀☀
FLASHBACK" Yeri-ah tinggallah bersama paman, ayahmu telah menitipkan mu jauh dari kejadian ini " paman park berujar sambil mengelus pundak yeri
" Tidak apa -apa , aku tidak ingin merepotkan paman dan bibi " ia menghapus air matanya
" Mulai sekarang paman dan bibi adalah appa omma mu yeri-ah tidak merepotkan sama sekali kajja kita menjalani hidup ini bersama-sama " jawab paman park dengan tulus sedangkan bibi jung hanya tersenyum kecut.
"Terima kasih paman em maksudku appa, " ujarnya sambil tersenyum
❄❄❄❄❄❄❄❄
Setidaknya aku harus membantu omma sebagai tanda terima kasih ku tinggal di rumah ini, bibi memang terlihat tidak suka kepadaku beliau selalu bersikap dingin namun terkadang memberikan perhatian seperti omma ku dulu, meskipun tak sama aku selalu bersyukur dan berterima kasih atas segalanya.
Suara bel berbunyi, ah pasti appa fikirku. Aku segera membuka pintu sambil berteriak memanggil omma. Namun betapa kaget nya diriku saat pintu terbuka seorang lelaki muda dengan penampilan berantakan . Ia tak lain jihoon anak kandung paman dan bibi.
" Suami ku sudah pulang rupan... Astaga park jihoon apa yang terjadi? " ujar omma panik
" Yakk... Kau ini kenapa?" jihoon tidak menangggapi pertanyaan ibunya, ia melemparkan tas sekolah nya dan menduduki sofa ruang tengah.
" Hei kau ambilkan aku air " yeri yang merasa di perintah segera menggambil air
" Liatlah wajahmu yang tampan ini. Siapa yang memukul mu ? akan omma laporkan kepada instansi sekolah." beliau berujar sambil sesekali memegang luka di wajah anak nya.
"aku yang bermasalah omma bukan mereka. " jawabnya dengan tersenyum kecil
" Eoh omma ini aku bawakan kotak p3k ." ia menyimpan air di meja begitupun dengan kontak itu.
"Yeri-ah tolong bersihkan luka di wajah jihoon, omma ada urusan sebentar." ucap omma sambil berjalan mengambil kunci mobil
" iya omma, hati-hati saat mengemudi " omma hanya mengangguk meng-iya kan.
❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Kedua insan ini sibuk pada dirinya masing- masing tidak menghiraukan hal yg lain. Yeri dengan teliti membersihkan luka di wajah jihoon, namun yg di bersihkan dengan santainya bermain ponsel.
"aww.. Appa ."
"eoh mianhae "
Pergerakan yeri terhenti ia memperhatikan wajah jihoon dengan seksama. Bagaimana bisa aku tinggal seatap dengan pria tampan ini? Seperti ilusi saja. Meskipun wajahnya lembab namun ketampanannya tidak hilang sedikitpun. Merasa tidak ada pergerakan ia berhenti bermain ponsel dan membalas tatapan yeri .
"kenapa? " kata ini membuat jantung yeri tak karuan mengigat jarak mereka hanya beberapa cm saja.
"eoh, tidak, sudah beres kurasa. " jawab nya gelalapan
"hmm" jihoon pergi tanpa mengucapkan terima kasih, namun ini sering terjadi tapi tak tahu kenapa dengan sikapnya yg dingin membuat yeri memiliki gejolak di hatinya.
❄❄❄❄❄❄❄❄
Setelah membereskan semuanya, ia segera masuk ke kamarnya dengan perasaan yang bergejolak. Cinta pada dirinya seakan mekar kembali setelah dulu layu dan pupus. Cinta pertamanya Park Ji Hoon.
Yeri tersenyum sendiri entah setan apa yang merasuki nya saat ini. Ia menggambil sebuah boneka teddy bear kado ulang tahun dirinya yg di belikan oleh ommanya dlu.
"omma aku rasa aku sedang jatuh cinta " ia terkekeh pelan
"appa apa tidak apa-apa jika jantungku berdegup kencang seperti ini? " yeri memengang kalung pemberian ayahnya. Hanya kalung dan boneka teddy bear yg kenangan yg ia miliki.
Ayah yeri merupakan seorang dokter dan ia teman dekat ayah ji hoon jadi tak heran jika ayah jihoon mengajak yeri tinggal bersama.
❄❄❄❄❄❄❄❄
Pagi tiba
Yeri segera bangun dan turun kebawah membantu omma menyiapkan sarapan pagi, sampai saat ini yeri belum daftar untuk bersekolah kembali ia tidak tahu akan lanjut atau tidak. Keinginan nya besar namun yeri tak tahu harus mencari biaya dari mana, mungkin ia akan mencari pekerjaan.
Appa sudah pulang tadi malam bersama omma ternyata mereka makan bersama tanpa memberitahu jihoon. Dan hanya memberi tahu yeri via line. Romantis sekali pikir yeri.
"selamat pagi semuanya " ujar appa semangat ria dan dibalas dengan senyuman oleh yeri dan omma. Mereka berkumpul di meja makan.
"eoh jihoon anakku setiap appa pulang lembab pada mukamu yg selalu terlihat, sekolah mu berjalan lancar kan?" appa tersenyum memperhatikan jihoon.
"hmm, tentu. " singkat dan jelas itu lah yg selalu terucap dari mulutnya.
"yeri-ah pergilah bersekolah bersma jihoon, appa akan mendaftarkan mu hari ini, jadi bersiaplah. " ucap appa tenang.
"MWO? Sekolahku???"
.
.
.
.
.
.Tau tau ini ngawur banget 😿.. Menerima saran dan krikit, boleh vote ga maksa wkwk.. Guys minta semangatnya yah karna aku ga bisa buka akun yg lama (luvanlvaj) lupa password nya jadi minta dukungan nya aja buat ff ini makasehhh... Gomawoo 💕❤

KAMU SEDANG MEMBACA
PROBLEM
RomanceKita jalani bersama - Park Jihoon Kedamaian dalam hidupku hancur, tolong menjauhlah - Kim Yeri . .. . . .