Pemuda dengan celana jeans hitam dan kemeja biru muda berjalan cepat hingga sesekali menabrak orang yang berpas-pasan dengannya. Tidak perduli orang yang ditabraknya mengumpat ia terus berjalan, hingga langkahnya teehenti di depan lift.
Ting..
" Taehyung..!" sebuah suara menginstruksi langkah taehyung yang hendak memasuki pintu lift. Pemuda manis itu seketika menoleh kearah sosok pria tampan yang berdiri beberapa meter darinya. Pria itu melangkah mendekat, hingga kini jarak keduanya tinggal beberapa centi lagi.
" jungkook..!" gumam taehyung pelan. Pria itu tersenyum kecut lalu menggenggam tangan lentik taehyung erat.
" ikut aku,tae. Kita harus bicara..!" tegas jungkook. Tanpa menunggu jawaban dari taehyung, pria itu langsung menarik lembut tubuh taehyung memasuki lift. Lalu Menekan tombol 1, lantai dasar.
Ting.....
" jungkook, lepaskan tanganku, Ku mohon. Orang-orang akan salah paham nantinya, ku mohon, jungkook. Jangan seperti ini.." lirih taehyung, mencoba melepaskan genggaman tangan Jungkook darinya. Namun pria bertubuh atletis itu tidak menggubris, ia malah semakin mengeratkan genggamannya. Dan membawa taehyung keluar dari tempat tersebut.
Beberapa karyawan yang berlalu lalang di lantai 1, menatap terkejut saat jungkook dan taehyung melewati mereka. BeBerapa dari mereka mulai berbisik-bisik, mengemukakan asumsi mereka tentang kejadian barusan. Bahkan ada juga yang berpendapat kalau istri CEO mereka telah berselingkuh dengan CEO Jeon Corp, yang merupakan klien dari suami taehyung sendiri, park jimin.
-
" tadi taehyung datang, dan melihatmu dan yoongi sedang bercumbu.." ucap jaebum yang merupakan tangan kanan jimin, juga orang kepercayaan tuan park untuk mengawasi sang putra.
" aku tau. Oleh karena itu, aku sengaja mencium yoongi hyung,." ucap jimin datar, tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponselnya.
" kurasa, kali ini kau sudah keterlaluan, jim. Bagaimanapun juga, taehyung itu istrimu..!"
" dia bukan istriku." ucap jimin cepat
" kenapa kau masih menyangkalnya..? Apa kau sama sekali tidak memikirkan perasaan taehyung. Bgaimana sakitnya dia setiap kali kau melukainya. Bagaimana terlukanya ia setiap kali kau mencacinya."
" apa sekarang kau mulai membelanya..!" desis jimin tajam
" aku hanya kasihan melihatnya, jimin-ah. Taehyung itu orang yang baik. Setidaknya ia istri yang cukup sabar selama ini. Ia tidak pernah membantahmu setiap kali kau berlaku kasar padanya.."
" DIAM..!! Jangan menasehatiku. Apa yang kulakukan selama ini pada pemuda tidak tau diri itu sudah benar. dia yang menerima perjodohan itu, maka dia juga harus menerima akibatnya karena itu." jimin menyeringai, menatap jaebum tajam, seolah-olah ingin membunuhnya. " Sebaiknya kau keluar dari ruanganku sekarang. Jangan membuatku semakin marah dan kesal, karena aku tidak akan segan-segan menghajarmu kalau kau menyebut nama taehyung lagi diruanganku." ucap jimin setengah membentak. Pria bermarga Im itu, menghela nafas sejenak sebelum melangkah keluar dari ruangan tersebut.
Ceklek....
" jimin-ah. Kenapa kau berteriak-teriak. Apa terjadi sesuatu...?" tanya yoongi yang baru saja keluar dari kamar mandi. Jimin tersenyum, menghampiri pemuda mungil yang merupakan kekasihnya dan menariknya kedalam pelukan.
" kajja, sebaiknya kita makan siang dulu.setelah itu aku akan menemanimu kerumah sakit."
" apa kau tidak sibuk.." gumam yoongi, sambil melepaskan pelukan jimin si tubuhnya
" tadinya aku ada meeting, tapi klienku tiba-tiba membatalkan pertemuannya, karena ada urusan mendadak. Jadi hari ini aku free.." ucap jimin sambil mendaratkan kecupan lembut di puncak kepala yoongi.
" itu artinya hari ini kau milikku, bukan milik dokumen-dokumen itu.." ucap yoongi senang membuat jimin tertawa melihat ekspresi senang sang kekasih.
" ayo kita pergi." jimin memakai kembali jas yang tersampir di kursi kerja miliknya, lalu meraih ponsel dan kunci mobil dimeja.
" kajja.." yoongi nenggandeng lengan kekar jimin, keduanya kemudian keluar dari ruangan tersebut dengan senyum sumringah.
Terlihat sekali sifat jimin seketika berubah jadi lembut kalau sudah ada yoongi di sampingnya. Berbeda kalau sedang bersama taehyung, jimin berubah menjadi pria pemarah dan kasar.
-
" kau harus makan sayuran tae, lihatlah tubuhmu semakin kecil saja.." gumam jungkook sambil memasukkan sayuran hijau kedalam piring taehyung. " makanlah, sebelum makanannya dingin.."
" aku tidak selera makan jungkook-ah. Sebaiknya kau saja yang makan, aku ingin pulang dan istirahat.." taehyung bangkit dari kursi. " maaf tidak bisa menemanimu makan siang jungkook-ah. Dan terimakasih sudah mengajakku. Lain kali aku akan mentraktirmu makan siang, sebagai permintaan maafku. Aku pergi du___"
" apa selama ini kau bahagia, tae...?" tanya jungkook datar " maksudku, apa selama ini kau bahagia dengan pernikahanmu..?" jungkook mendongak, menatap taehyung yang terkejut dengan pertanyaannya barusan.
" j jungkook, kenapa kau__"
" maaf jika aku lancang. Selama ini, aku memang tidak tau apa-apa. Dan mengira kalau kau bahagia dengan pernikahanmu dengannya. Tapi, setelah melihat kejadian tadi, aku tau kalau selama ini kau tidak bahagia."
" jungkook, apa maksudmu...?"
" aku juga melihatnya tae." jungkook menjeda kalimatnya sejenak " melihat seperti apa yang kau lihat. Jimin yang bercumbu dengan orang lain dibelakangmu.."
Tbc......