Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi
FanFiction by Agnes Kristi
================================================================================
Maya tertegun menatap kotak besar di atas pangkuannya. Hadiah. Sayangnya hari ini bukanlah hari ulang tahunnya, hingga tak heran wanita itu merasa aneh dengan hadiah yang di terimanya.
"Kau tidak suka?"
Pertanyaan itu membuat Maya menggeleng lalu menatap pria yang sejak tadi berlutut di depannya. Kedua tangan pria itu memegang kotak hadiah di atas pangkuan Maya.
"Ini hadiah untuk apa?" tanyanya kemudian. "Ini bukan hari ulang tahunku. Apakah ini hari spesial? Atau aku melewatkan sesuatu yang penting?"
Sang pria tersenyum lembut, matanya menatap penuh sayang pada wanita yang dia yakini adalah belahan jiwanya.
"Masumi?" Maya semakin heran dengan tingkah kekasihnya itu, Masumi Hayami. Tidak biasanya pria itu menunjukkan perhatiannya di depan umum seperti ini. Sekarang mereka tengah berada di taman belakang rumah sakit tempat Maya di rawat pasca kecelakaan yang menimpannya dua minggu lalu.
"Ini memang hari spesial," jawab Masumi masih dengan senyum simpulnya. "Selamat hari Ibu," lanjutnya.
Bukannya senang, Maya justru mengerutkan kening mendengar ucapan selamat dari Masumi. Ibu? Apa maksudnya? batin Maya bingung.
"Tapi aku bukan seorang ibu," jawab Maya dengan mata menatap sendu sang kekasih. Ucapan itu justru membuatnya sedih.
Masumi bukannya tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Maya. Wanita cantik bertubuh mungil itu selalu memliki ekspresi wajah yang mudah terbaca. Kali ini pun, gurat kesedihan itu terlihat jelas. Masumi meraih tangan kanan Maya lalu mengusapnya lembut.
"Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku," kata Masumi yang kemudian menggenggam tangan mungil itu. Seolah menegaskan keyakinan atas ucapannya.
Maya hampir terpekik kalau saja tidak menggigit bibir bawahnya. Dia terlalu terkejut. Bagaimana mungkin Masumi berpikir seperti itu setelah semua yang terjadi pada dirinya? Tanpa sadar Maya menggeleng dengan mata berkaca-kaca.
Masumi yang sudah menduga reaksi kekasihnya hanya bisa menghela napas perlahan. Dia tidak boleh gegebah. Meyakinkan Maya bukanlah hal yang mudah.
"Kenapa? Kau tidak mencintaiku, hm?" tanya Masumi dengan senyum jahil. Dia tidak mau membuat Maya ketakutan dengan permintaannya.
"Aku-." Maya kembali menggigit bibir bawahnya. Tidak sanggup menjawab meski hatinya meneriakkan kata cinta dengan lantang.
"Aku mencintaimu." Deklarasi cinta itu di ucapkan Masumi dengan mantap.