Tik.... tik.... tik....
Begitulah pagiku menyambutku dengan iringan hujan yang membuatku malas untuk beranjak dari tempat tidur. Ya beginilah aku, seorang siswi tingkat akhir disebuah sekolah menengah atas yang hampir tak terlihat oleh teman sebayaku.
"Yaaaaaaa bangun sudah pagi" suara teriakan menghancurkan lamunanku.
"Ah waeee eonnie waeee"b alasku dengan malas
"Apa kau tak berangkat sekolah? Bangunlah! hidup malas tak membuatmu menjadi orang kaya!" sentaknya.
Setelah mendengar perkataannya, akupun beranjak ke kamar mandi untuk membasuh diri.
Ah, malas sekali rasanya kembali ketempat itu setiap pagi, percuma saja, mereka juga tak pernah akan tau bahwa aku ada. Dengan terpaksa akupun segera bersiap siap dan menuju sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Kenapa bis hari ini lama sekali" ujarku dalam hati.
Tak lama kemudian bis yang biasa aku naiki pun tiba.
"Ahjusiii kenapa lama sekali?" candaku pada supir bis yang sudah kuanggap sebagai ayahku sendiri, maklum saja aku adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh satu orang kakak perempuan, jadi akupun tak tau arti orang tua yang sesungguhnya./tak lama kemudian aku sampai dihalte dekat sekolahku/
"Ahjusiii gomawo" ujarku sambil keluar dari bis.
Brakkkkkk... Bukuku, kacamataku semuanya jatuh berantakan.
"Gwaenchana?" Tanya seorang pria kepadaku.
Aku tak begitu jelas melihatnya, semuanya buram kemudian mulai gelap dan akhirnyapun aku bangun disebuah ruangan, semua tampak putih.
"Astagaaaa aku dimana? Eonnie?" tanyaku kaget
"Kamu di UKS, jadi sekarang beristirahatlah" sahut seseorang dibalik tirai.
Kraaaaak..., suara tirai terbuka
"Omo!"ujarku kaget melihat siapa yang ada dihadapanku saat ini.
"Apa kau baik baik saja? Apa kau merasa pusing?"tanyanya.
"Tidak, aku baik baik saja" ujarku sambil memalingkan wajahku.
Bagaimana tidak, dia adalah pria yang aku cintai namun tak pernah menjadi milikku, sudah 3 tahun ini aku menyukainya, ah tidak lebih tepat aku mencintainya. Kai, panggil saja dia Kai, siswa kebanggaan di sekolahku, karena dia kaya raya, tampan, tinggi, siapa yang tidak menginginkannya, bahkan aku yang notabene nya teman pun jatuh hati padanya. Yah walaupun dia sama sekali tak tau bahwa aku memilik rasa padanya.
"Kenapa kau turun tanpa lihat kanan kiri dulu ha? " tanyanya sinis.
"Yaaa seharusnya aku yang tanya, kenapa kau naik sepeda ditrotoar! "tanyaku balik.
"Yaa maaf, aku terburu buru tadi, aku tak ingin mereka tau aku tak berangkat pagi" balasnya malu.
"Hey bodoh! apakah tujuan kau hidup hanya untuk membuat mereka senang?!"
"Apa?! apa katamu? aku bodoh? "tanyanya sembari memukul kepalaku.
"Yaa apa kau tak melihat aku sedang kesakitan? jahat"ujarku.
"Iya iya maaf, apa kau mau kembali ke kelas? "tanyanya.
Dag dig dug..
Vi sadaaar, kondisikan jantungmu, ujarku dalam hati.
"Mau nggak? Kalo nggak istirahat dulu gih"tanyanya lagi.
"Nggak kok nggak, ayo kita kekelas, tapi.."
"Tapi apa? Kakimu? "jawabnya memotong pembicaraanku.
"Eoo, kakiku masi sakit"balasku sambil melihat pergelangan kakiku yang membiru.
"Baiklah berpeganganlah padaku" ujarnya yang tanpa berpikir panjang memegang tanganku dan melingkarkan dibahunya.
"Yaa...yaaa apa yang kau lakukan?"tanyaku kaget.
"Aku akan membantumu, apa lagi?"
"Tapi jangan begini aku masih bisa sedikit berjalan"kataku menolak.
"Sudah diamlah"ujarnya.
Diapun membawaku kelas tanpa berpikir panjang, sepanjang jalan, banyak yang melihat kami, terutama yang menamai dirinya fans Kai. Aaah aku begitu malu sekali, tapi disisi lain aku sungguh senang. Bagaimana tidak, dia priaku akhirnya menggendongku didepan banyak orang, aaaaah hatiku, jantungku apakah mereka hampir pecah? atau memang sudah pecah ?. Oh bagaimana otakku? apa yang terjadi padamu? apa kau masih berfungsi?. Kenapa ini? Astaga aku hanya memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE (teruntuk kamu lelakiku)
RomanceSebelum perkenalkan nama saya alvira tapi cukup panggil wendy, nggak nyambung? bodo amat hak asasi manusia:') MY UNIVERSE (teruntuk kamu lelakiku) ini menceritakan tentang sebuah hubungan persahabatan antara pria dan wanita yang dimulai sejak merek...