QS-1

10 3 0
                                    

Senja menghiasi langit sore ini. Kegiatan sebagian orang berakhir di saat ini. Begitu pun dengan gadis yang sedang berjalan santai pulang ke rumahnya, gadis itu bernama Selyn.

Gadis anggun dengan rambut coklat dan mata beriris biru. Banyak di segani oranf karena sopan dan keramah tamahannya, selain itu gadis ini juga pintar dalam pelajaran.

"Aku pulang, "Ucapnya sembari membuka sepatu sekolahnya.

"Apa kau tidak mau mengurus anakmu? Selyn itu anakmu sendiri! "

"Aku nggak mau tahu! Kamu cari aja uang sendiri dan urusin hidupmu sendiri, maka aku juga akan mengurusi hidupku sendiri! "

Sesukses apapun Selyn, pasti dia punya kekurangan mau dalam dirinya sendiri atau pun keluarga. Contohnya hal ini.

Selyn masuk ke rumahnya dan melewati kamar ayah dan ibunya. Teriakan serta bantingan barang pun seketika pecah setelah suara ibunya memekik telinganya.

"Jangan halangi aku sekarang! Minggir atau kubunuh kau! "

"Kak Selyn! "Panggil adiknya dari arah tangga.

Selyn menoleh dan mendapati adiknya dengan wajah yang bercucuran keringat serta air mata, adiknya bernama Nana, berusia tujuh tahun.

Selyn menghampiri adiknya dan menutup kedua telinga adiknya. "Ayo kita masuk ke kamar! "Seru Selyn niat menenangkan adiknya.

Nana hanya mengangguk dan mengikuti Selyn naik ke lantai atas dan masuk kamar. Sesampainya di kamar Selyn pun menyuruh Nana duduk di kasur empuk miliknya sendiri.

Selyn melepas tas ranselnya. "Nana, bisa ceritain apa yang terjadi? "Tanya Selyn.

Nana mengusap matanya, hendak menghapus air matanya.

"Papa datang bersama wanita cantik yang bernama Elizabeth, bibi Eli memeluk papa yang sedang dalam keadaan mabuk. Mama melihatnya, dan ini terjadi,"Jelas Nana sambil terisak.

Selyn memegang pundak Nana. "Nana anak baik, jangan nangis, kakak buatin susu ya? "Ucap Selyn pada Nana.

Nana mengangguk. "Cepat, Nana takut! "Pinta Nana.

"Hitung sampai lima puluh! Kakak akan kembali,"

Nana mengangguk. "Satu, dua, tiga, empat... "Nana mulai menghitung, Selyn pun bergegas turun ke lantai bawah.

Tepat di sana Selyn menemukan ayahnya dengan koper dan tas hitam lumayan besar di kedua tangannya.

Selyn berdiri di hadapan ayahnya, butir bening pun di tahannya di pelupuk mata. "Ayah... Mau kemana? "Tanya Selyn.

"Ayah akan keluar kota lagi untuk sebulan, jaga ibu dan adikmu baik-baik ya? "Jawab ayahnya.

Selyn menggeleng. "Ayah sudah janji nggak keluar kota lagi untuk lima bulan, terus? Apa ini? "Tanya Selyn, air matanya sudah tak terbendung lagi, dia tau, ayahnya sedang berbohong.

"Maaf nak, tapi ini urusan mendadak,"Jawab ayahnya, ayahnya hendak mengelus puncak kepala Selyn, nun dengan cepat di tepis oleh Selyn.

"Bohong, Selyn tau semua, mungkin sebentar lagi papa bakal cerai sama mama dan mama bunuh diri, terus papa seneng-seneng sama Elizabeth si ja-"Ucapan Selyn terputus karena tamparan yang di terimanya.

"Kalau kamu sudah tau semua kenapa masih nanya? Kamu juga jangan bilang yang aneh-aneh tentang Elizabeth. Ya, papa akan cerai sama mamamu, dan mamamu yang gila uang itu tidak akan bunuh diri, tapi cari laki-laki lain yang lebih kaya dari papa, karena itu, papa muak! Sangat muak sama Viona, lihat saja, bahkan di saat seperti ini dia masih bisa menelpon selingkuhannya! "Jelas ayah Selyn panjang lebar, beliau pun menarik nafas perlahan dan meninggalkan Selyn yang sudah terduduk sambil berderai air mata.

Tertangkap di pendengaran Selyn ayahnya sudah pergi dengan mobil sedannya. Selyn menjambak rambutnya frustasi, dia hendak berteriak, namun tidak bisa. Kekuatannya habis.

"Kak Selyn? Mana susu Nana? Nana sudah hitung lebih dari lima puluh kak,"Tiba-tiba Nana datang dari tangga lagi.

"Nana? "Ucap Selyn sembari menghapus air matanya.

"Kak, Nana nggak mau papa sama mama pisah,"Tutur Nana memeluk Selyn.

"Kakak juga nggak mau, tapi ini cobaan dari tuhan, ujian dari tuhan agar hambanya mau bersabar melewati takdir kelam yang di berikan olehnya, makanya, Nana harus sabar ya? "Nasihat Selyn.

Nana mengangguk. Pelukannya semakin erat saat Selyn mengelus puncak kepala adiknya.

"Ke kamar aja yuk! Kita tidur,"Ajak Selyn agar adiknya tidak sedih lagi.

Nana mengangguk. Mereka pun naik ke lantai atas dan memasuki kamar. Sesampainya di kamar keduanya langsung tidur di kasur masing-masing.

"Kak, "Panggil Nana.

"Apa?"Balas Selyn pendek.

"Kakak pernah liat kerajaan di bawah air? "Tanya Nana.

Selyn memandang Nana. "Itukan cuma dongeng, paling halusinasimu aja,"Jawab Selyn.

"Nggak kak, kalau kakak nggak percaya, ayo kita ke balkon, terus kakak liat mereka yang melayang di udara,"Tutur Nana.

"NANA! Sudah diam! Kakak lagi pu... "

"Tenang, dengarkan, rasakan, dan lihat..."

Seketika Selyn diam. Suara itu mendengung di telinganya. Bulu tangannya pun berdiri. Suasana mencengkam pun memasuki kamar mereka.

"Kakak masih nggak percaya? Atau Nana kasih bukti lainnya? "Tutur Nana lagi.

Selyn dengan cepat meloncat dari tempat tidurnya dan berlari ke balkon, Nana pun mengikutinya. Sesampainya di luar keduanya di kagetkan oleh seekor naga berwarna merah dengan sesosok prajurit yang mengendarai naga tersebut.

Prajurit itu menatap Selyn dan Nana. Tak lama kemudian Prajurit itu meloncat turun dan berlutut di hadapan Selyn.

"Salam yang mulia ratu, saya Duky, siap melayani anda, "Tutur sang prajurit.

"Apa? "

{}

Sori kalau jelek, wajar baru pemula

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen Of The Sea & SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang