"Ayo hidup bersama selamanya"
-Daniel Tan.
.
"Eeeehhhh!? Lalu kau tolak???"tanya Jenny.
Safiera menghela nafas panjang.
"Ya"
"Laahhh!? Kenapaa safi?? Daniel itu pengusaha ternama! Ia juga sangat baik fi"ujar jenny.
"Bagaimana tidak? Satu-satunya orang yang kucintai hanya Erik"Jawab Safiera.
Safiera memanyunkan wajahnya.
Jenny mendengus. "Memangnya Erik juga mencintai kamu?"tanyanya.
Safiera menoleh pelan ke jenny kemudian. Safiera menatap jenny tajam. "Aku tidak bisa melupakan Erik." Jawab safiera seperlunya.
"Safi bodoh!"ucap jenny sambil tertawa.
"Percayalah! Kau tidak akan pernah bahagia bila menikahi orang yang tidak mencintaimu"ujar jenny.
Ucapan jenny barusan, sekaligus membuat hati Safiera tercubit.
Tanpa disadari, jenny telah siap untuk pulang.
"Aku duluan ya"ujar jenny seraya melambaikan tangannya.
Safiera masih terdiam di ruang kerjanya.
"Mengharapkan orang yang tidak mengharapkan dirimu rasanya lebih sakit dari yang kau kira, jenny"
---------------------------------->
Safiera pun beranjak untuk pulang kerumahnya. Setelah keluar dari ruang kerjanya, ia langsung menabrak seseorang.
Brakk
"M-maaf, aku tidak meliha.."
Safiera melongo melihat orang yang baru saja ditabraknya.
Ya, orang tersebut adalah Erik.
"E-Erik!?" Ujar Safiera.
Erik hanya menatap tajam Safiera.
Safiera melihat laporan-laporan Erik yang berhamburan. "M-maaf! Aku tidak bermaksud menumburmu"ujar Safiera sambil memungut laporan Erik satu persatu.
Safiera pun merapikan laporan Erik yang sangat banyak itu sambil duduk di lantai.
Banyak orang-orang menatap mereka heran.
Erik juga ikut membantu dengan memungut satu barang :').
"Sudah?"tanya Erik dengan sinis.
"S-sudah! Maafkan aku untuk kesekian kalinya"ujar Safiera takut-takut.
"Sebagai gantinya"
"Ya?"jawab Safiera.
"Kau harus pulang denganku"jawab Erik.
Tentu saja, Safiera menolak. Lalu mobil Safiera sendiri bagaimana?.
"Maaf Erik, aku tidak bisa. Aku harus.." Erik memotong pembicaraan Safiera.
"Kalau tidak mau ya sudah"ujar Erik kemudian beranjak pergi meninggalkan Safiera sendirian.
Safiera tersenyum manis menatap kepergian Erik. Kemudian pergi ke area parkiran.
Ia meronggoh tasnya mencari-cari kunci mobil miliknya. "Loh!? Kok tidak ada!"ujarnya panik.
Ketika diingat-ingat, Safiera sudah mengeluarkan kunci mobilnya ketika keluar dari ruang kerjanya.
"Jangan-jangan terjatuh di koridor!?"ucapnya.
Safiera pun beranjak berlari ke arah koridor.
Namun hasilnya nihil, kunci mobilnya tidak ada.
Ketika ia mencoba mencarinya, Tiba-tiba muncul Erik.
"Masih disini?"tanya Erik.
"Kunci mobilku hilang!"ujar Safiera panik.
"Oh"jawab Erik kemudian berjalan ke parkiran.
"A-anu Erik" panggil Safiera.
Erik berhenti berjalan tanpa memalingkan kepalanya.
"Bolehkah aku ikut?" Tanya Safiera takut-takut.
Erik masih terdiam di tempat. Bahkan Safiera sudah tahu bila Erik akan menolak.
Safiera pun menunduk.
"Ayo" ujar Erik.
Safiera mendongak seru. "Erik? Kau serius?"tanya Safiera.
Erik mengacuhkan Safiera. Kemudian berjalan ke parkiran.
Safiera yang merasa teracuhkan pun berlari menyusul Erik.
Tidak berani jalan berdampingan dengan Erik, Safiera memilih untuk berjalan tepat dibelakang Erik.
Ketika berada di parkiran rumah sakit,
Erik berhenti berjalan.Karena berjalan sambil menunduk, Safiera menabrak Erik dari belakang.
Setelah sadar akan perbuatannya Safiera langsung panik dan meminta maaf kepada Erik.
"Fi" panggil Erik.
"Y-ya??"jawabnya takut.
"Kemarin, kau dilamar Daniel?"tanya Erik.
Safiera terdiam dan lagi-lagi menunduk.
"Iya" ujarnya kecil."Begitu" jawab Erik tidak peduli. Kemudian Erik pun berjalan lagi.
Lalu untuk apa kau bertanya erik?
Apa kau benar-benar tidak peduli?
Setidaknya tanya apa aku terima atau tidak.
'huh, memikirkan hal ini hanya membuatku pusing' batin Safiera.
Ketika sampai di mobil Safiera pun duduk di kursi belakang.
Erik tidak menyalakan mobilnya. Erik hanya diam di tempat. Lagi-lagi membuat Safiera penasaran.
"Erik?" Panggil Safiera.
"Kenapa kau duduk dibelakang?"tanya Erik.
"Memangnya kenapa?"tanya Safiera.
"Kau mengingatkanku dengan seluruh pelayan dirumah"ujar Erik.
"Aku pindah" ujar Safiera sedikit kesal seraya membuka pintu mobil.
Erik tertawa kecil. Safiera terkejut, Erik? Tertawa di depan orang asing? Itu tidak mungkin.
"Kenapa?"tanya Erik.
"Tidak, tidak apa"jawab Safiera seadanya. kemudian pindah ke kursi depan.
Kemudian Erik pun pergi mengantar Safiera pulang.
---------------------------------->
Setelah sampai di depan rumah Safiera. Safiera melepaskan diri dari seat Belt yang ia pakai tadi.
Safiera menatap Erik yang sedang menatap lurus ke depan.
"Terima kasih ya Erik."ujar safiera seraya tersenyum manis.
Setelah tidak ada respon dari Erik. Safiera pun membuka pintu mobil.
"Bagaimana mobilmu?" Tanya Erik tiba-tiba.
Ah, iya. Aku lupa pada mobilku sendiri.
"Nanti aku akan minta tolong jenny" ujar safiera.
Erik tidak menjawab.
Ketika Safiera beranjak keluar dari mobil Erik bertanya lagi.
"Apa kau masih menyukaiku?"
-TBC-
Halo para readers.
Ini cerita pertama gue di wattpad.
Jangan lupa di vote ya.
Kritik dan saran sangat diperlukan.
Silahkan komentar dibawah ini.
Terima kasih sudah membaca.
Salam sayang, author❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Prince.
Teen Fiction"The luckiest girl in the world are those who beloved by the someone their cherish." WARNING : alur gaje, slow resp, slow update, typo bertebaran. Rate : T Written in bahasa.