10

26 3 0
                                    

Flashback on

Seorang laki laki kecil tengah mengikuti ibunya yang entah sudah berapa kali memasukan makanan dan barang keperluan yang lainnya ke dalam keranjang belanjaan.

Sudah berapa kali juga ia menghela nafas panjang karena bosan. Andai saja tadi ia menolak untuk ikut dengan ibunya berbelanja, pasti sekarang ia sedang bermain dengan teman temannya.

Sebuah mainan yang sedari tadi ia pegang sepertinya lebih menarik ketimbang melihat ibunya yang tak henti hentinya mondar mandir mengelilingi supermarket besar ini.

Ia putuskan untuk duduk saja disebuah bangku yang tak jauh dari ibunya. Sambil memainkan mainan yang selama 2 tahun ini menemaninya. Mainan karakter yang jarang sekali dijual ditoko toko, jika hilang maka tak ada gantinya. Makannya ia selalu menjaga mainan itu baik baik.

Tak jauh dari tempatnya duduk, samar samar ia mendengar suara tangisan perempuan yang tak asing. Tapi ia mencoba mendekat ke arah suara itu.

"Hikss....hiks....rambutnya jadi botak kak"

"Ish! Tinggal beli lagi aja lagi barbie yang baru apa susahnya sih!"

"Tapi barbie ini kesayangan aku kakak! Kakak jahat! Aku bilangin ke mamah kalau kakak udah ngerusak barbie kesayangan aku...hikss"

Kira kira itulah yang ia dengar dari percakapan antara adik perempuan dan kakak laki lakinya yang ada di depannya ini. Buru buru ia menghampiri keduanya.

"Kenapa jenny ?" tanya nya kepada sang kakak yang juga teman dekatnya.

"Adik cengeng! Dia nangis cuma gara gara rambut barbie nya jadi botak zo" tutur anak laki laki yang sebaya dengannya.

Mendengar perkataan sang kakak, si adik semakin mengencangkan suara tangisannya. Irham, kakak laki laki yang tak ada rasa tanggung jawab itu hanya diam sambil terus berkomat kamit.

Sedangkan kenzo, anak laki laki itu setidaknya memiliki rasa iba daripada irham. Ia mendekati gadis kecil yang ada di depannya. Gadis itu hanya menatap kenzo dengan mata yang masih ber air.

"Jenny, ini mainan punyaku. Kamu boleh bawa kalau kamu mau" kenzo menyodorkan mainan kesayangannya itu kepada gadis kecil bernama jenny.

"Hiks...tapi itu mainan kamu"

"Gapapa, mainan ini lebih bagus dari barbie. Jadi kamu mau gak?"

Sedikit mendesak jenny, karena kenzo hanya ingin jenny tersenyum kembali. Daripada melihatnya menangisi barbie yang sudah rusak.

"Kamu gapapa? Tapi ini mainan laki laki"

"Gapapa, emangnya kenapa kalau mainan laki laki? Kalau lebih bagus dari barbie, kenapa gak kamu ambil?"

Mendengar itu, jenny mengulurkan tangannya untuk mengambil mainan kenzo. Ia kembali melirik kenzo, tak ada ekspresi kecewa atau sedih di wajahnya. Kenzo hanya tersenyum melihat jennny.

"Makasih kenzo"

Kenzo mengangguk kemudian mengusap kepala jenny dengan kasih sayang. Sedangkan kakaknya? Jangan tanya, bahkan sekarang irham sudah tak lagi bersama mereka.

Irham lah kakaknya jenny, tapi kenzo lah lelaki terbaik yang pernah jenny kenal. Ia terus mendapat perlindungan dari kenzo.

Ia bahkan tak segan segan untuk memeluk lelaki yang menjadi pelindungnya ini. Bahkan kenzo juga membalas pelukannya. Jenny tak bisa bayangkan jika ia hidup tanpa kenzo.

Flashback off

"Jalan kaki malem malem itu enak jen"

"Iyah, tapi dingin"

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang