Ini prolog versi barunya. Moga-moga nggak ngebosenin... Selamat membaca...😁
<><SA><>
"Hei kembalikan dompetku!" teriak seorang siswi yang baru saja menyadari bahwa dompetnya telah dicuri.
Dia baru saja selesai menyantap makanan di kantin saat tiba-tiba seorang siswi berkacamata menabraknya dan langsung melarikan diri. Ia yakin sekali bahwa siswi itulah yang telah mencuri dompet kesayangannya. Yah... siapa sih yang tidak kenal dengan Azalea Marigold, gadis pencopet yang berpenampilan lugu, polos, dan imut.
Mungkin orang-orang akan menyangka kalau ia adalah gadis baik-baik, menilik dari penampilannya. Namun siapa sangka, di balik topeng keluguan itu tersimpan pemikiran yang benar-benar licik.
"Tak akan pernah!" jawab Lea sambil menjulurkan lidahnya disertai kedua bola mata yang berkumpul di satu titik. Lea melanjutkan aksi melarikan dirinya itu kemudian. Namun, begitu telinganya menangkap suatu obrolan dari siswi-siswi yang berkumpul di bilik kamar mandi, ia menghentikan larinya. Dengan langkah penuh kehati-hatian Lea berjalan mendekati bilik tersebut.
"Kau tahu tidak? Katanya akan ada siswa baru di sekolah ini loh..." ujar salah satu siswi yang mengenakan bando kelinci.
"Hah?! Apakah dia tampan?" tanya seorang siswi berambut blonde.
"Hey... masalah tampan itu nomor dua... Yang penting dia mapan!" timpal seorang siswi yang bertubuh gempal.
Begitu mendengar kata 'mapan', otak Lea dengan otomatis menyusun strategi-strategi yang akan digunakannya untuk mengambil benda paling dikaguminya selama 16 tahun ia hidup di dunia. Yah... Benda apalagi kalau bukan dompet.
<><SA><>
"Makanan apa ini?! Kenapa rasanya begitu menjijikan?!" bentak seorang pemuda pada sang kepala pelayan yang berdiri tertunduk didepannya.
Pemuda itu menatap sang kepala pelayan dengan tajam, mengisyaratkan betapa marahnya ia saat ini. Ia bernama Glenadyo Ranunculus, seorang pemuda yang tumbuh dengan gelimang harta, kasih sayang, dan ego yang begitu tinggi. Semua yang ia terima, dan yang ia berikan adalah hal yang benar-benar perfect. Atau dengan kata lain, dia adalah orang yang perfectsionis.
Entah sudah beberapa kali para pelayan di mansion itu mondar-mandir hanya untuk menyiapkan makanan yang diminta oleh Glen sebagai makan siangnya kali ini. Namun, semua makanan yang mereka siapkan selalu saja tidak sesuai dengan selera Glen. Seperti kekurangan garam lah, kecap lah, saus lah, cabai lah, dan lain-lain yang kalau disebutkan mungkin akan sepanjang rel kereta api.
"Daddyku memperkerjakan kalian di mansion ini untuk melayani para anggota keluarga dengan sangat baik! Ingat! Dengan sangat baik! Namun kenapa kalian malah mengecewakanku?! Hah?!" cecar Glen dengan nafas memburu. Dia benar-benar marah sekarang.
"Maafkan kami, tuan muda. Kami akan mencoba bekerja dengan lebih baik lagi," mohon sang kepala pelayan disertai kedua telapak tangan yang mengatup di depan dadanya.
"Buang saja kata maaf kalian itu, jika kalian masih melakukan kesalahan yang sama! Lebih baik aku menyingkirkan kalian dari mansion ini!" lagi-lagi Glen membentak para pelayan yang bekerja di mansion keluarga Ranunculus. Dia bahkan tidak memandang apakah orang yang sedang dibentak olehnya itu lebih muda ataupun lebih tua dari dirinya.
"Kami mohon... maafkan kami, tuan muda. Jangan pecat kami... kami mohon..." kali ini sang kepala pelayan memegang kedua kaki Glen dan memohon dengan air mata yang berderaian. Baru saja Glen ingin mengusir para pelayan dari mansion itu, tiba-tiba sang ayah datang dari balik pintu utama mansion.
"Ada apa ini?" Albertchio Ranunculus, ayah Glen, menatap satu persatu wajah-wajah yang berada di depannya saat ini. Dia memalingkan wajahnya pada putra sulungnya, Glen. Begitu melihat aura kemarahan yang begitu kental dari wajah Glen, Albert langsung paham pada situasi yang sedang terjadi kini. "Glen, pergilah ke ruangan daddy, sekarang,".
<><SA><>
Semoga kalian suka yah...😊
Mungkin ceritanya akan dilanjutkan minggu depan.#fna
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkling Angel
Fantasy~Azalea Marigold~ Dia adalah gadis berusia 16 tahun yang bersekolah di Ranunculus Senior High School. Orang-orang biasa memanggilnya si gadis keras kepala. Membolos sekolah dan mencopet dompet murid baru adalah kebiasaannya. Dia tidak peduli, ent...