Sparkling Angel | Bagian 1

69 9 2
                                    

"Daddy sungguh tidak habis pikir dengan kelakuanmu ini, Glen. Daddy menyekolahkan mu di luar negeri supaya kau menjadi anak yang lebih cerdas. Baik dalam hal akademik, maupun non akademik. Namun, sepertinya Daddy salah mengira. Dengan kau yang jauh dari jangkauan Daddy, akan semakin sulit memantaumu. Baiklah, mulai besok kau tetap akan bersekolah di Ranunculus Senior High School!" ujar Albertchio dengan nada ketegasan yang mendominasi. Ia menaikan kaki kanannya di atas kaki kirinya kemudian menatap putra sulungnya dengan tatapan tajam.

Sementara itu, Glen berusaha mengontrol emosinya supaya ayahnya ini tidak semakin marah padanya. Dia mengacungkan secarik kertas yang sedari tadi berada di genggamannya itu pada ayahnya. "Dalam surat ini tertera perjanjian yang telah kita sepakati, Dad. Aku akan menuruti keinginan Daddy kalau saja aku tidak bersikap baik selama seminggu ini. Dan... Come on, ini baru sehari, Dad..." Glen mendudukan pantatnya pada kursi di depan ayahnya. Mengacak-acak rambutnya kemudian menggeram kesal adalah aksi yang ia lakukan selanjutnya.

Albertchio mengambil secarik kertas yang diacungkan Glen padanya, kemudian merobek kertas itu menjadi beberapa bagian yang amat kecil. Lalu berdiri dari duduknya dan melenggang pergi, keluar dari ruang kerjanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Mulut Glen menganga, terkejut dengan apa yang ayahnya itu lakukan pada surat perjanjian yang bahkan sudah ditandatanganinya bersama sang ayah. Glen menatap kepergian ayahnya itu dengan geram. Kalau saja Mommy ada di sini sekarang, dia pasti bisa membujuk Daddy! pikir Glen dengan kedua bola mata yang menatap ponselnya dengan tatapan berbinar-binar.

Baru saja Glen akan menekan layar smartphone-nya untuk menelepon ibunya, tiba-tiba menyembullah kepala sang ayah dari celah pintu yang terbuka agak lebar. "Dan jangan coba-coba untuk mencari pembelaan dari Mommy-mu itu! Dia tidak akan sudi membelamu lagi. Bahkan, Mommy-mu sendiri yang mengusulkan kepindahan mu itu," ujar Albertchio dengan senyuman kemenangan yang menghiasi wajahnya.

Seusai mengucapkan hal itu, Albertchio menutup pintu ruang kerjanya yang terbuka dengan cukup keras.

Glen menggeram kesal kemudian berteriak dengan keras untuk melampiaskan rasa frustasinya. Untung saja teriakan Glen teredam oleh peredam suara di ruangan itu, jika tidak, mungkin sang ayah akan memberikan hukuman yang lebih besar daripada ini.

<><SA><>

Lea duduk termenung di halaman samping sekolah. Dia melamun di bawah pohon yang rindang. Melamun kan seberapa bagusnya dompet sang murid baru yang katanya sangat kaya itu.

Hey... jangan mengira kalau Lea mencuri dompet untuk mengambil uangnya. Dia melakukan hal itu untuk kesenangannya pada berbagai macam bentuk dompet di dunia ini. Mungkin kalian akan bertanya, 'Kenapa harus mencuri? Kenapa tidak membelinya saja?' Lea sebenarnya mampu, bahkan sangat mampu untuk membeli dompet-dompet itu. Namun, apakah Lea akan melewatkan kesenangan dimana dia merasakan detak jantungnya yang berdebar hebat saat berlari melarikan diri dari kejaran sang mangsa? Tidak... Lea tidak akan pernah melewatkan hal itu. Menurutnya, momen semenyenangkan itu tidak boleh dilewatkan begitu saja.

"Hey! Sedang apa kau di sini?"

Lea sontak menegakkan badannya dan menoleh pada asal suara. Begitu melihat wajah rupawan lelaki di depannya, Lea mendengus sebal. Dia teramat sebal pada lelaki yang telah mengintilinya selama beberapa bulan terakhir ini. Dia suka kesendirian, tapi lelaki ini selalu saja datang dikala ia sendirian. Berbicara tanpa henti kepada dirinya walaupun tak pernah ia respon. "Bukan urusanmu!" jawab Lea sembari memalingkan wajahnya ke arah lain.

Sparkling AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang