Prolog

67 5 18
                                    

"Hidup itu pilihan, berani memilih berarti berani menerima resiko, resiko yang paling besar adalah penyesalan"

*****

"Mama, boneka Nia mana?" rengek seorang gadis kecil sembari mencari boneka kesayangannya.

"Itu, ada di sofa depan, sayang" sahut ibu dari gadis kecil itu dan langsung mendapatkan respon cepat dari Nia.

Ia mencari keberadaan boneka itu dan ya, boneka itu memang benar berada di atas sofa. Dengan cepat ia pun memeluk boneka beruang kesayangannya.

"Beruang, Nia capek tau dari tadi nyariin beruang, ternyata beruang ada disini" kata Nia dengan polosnya sambil mengelus-elus kepala boneka tersebut.

"Beruang jangan ngilang lagi ya" kata Nia dan mencium pucuk kepala boneka itu tulus.

Ya Nia, seorang gadis kecil lugu yang berusia 7 tahun yang sangat menyukai benda lucu dan lembut yang bernama boneka.

"Mama, Nia boleh main diluar gak?" Tanya Nia pada sang ibunda.

Ibu Nia terdiam.

"Boleh ya, Ma?" kata Nia memohon kepada ibunya sambil menunjukan puppyeyes miliknya.

"Iya, boleh tapi jangan main jauh-jauh" kata ibu Nia memperingatkan.

"Iya Mama" sahut Nia dan berlari keluar rumah.

Saat keluar dari rumahnya, ia melihat seorang anak laki-laki yang merupakan tetangga di depan rumahnya sedang berlari menggiring bola dan menendangnya kesebuah gawang kecil di halaman rumahnya. Dengan semangat yang sangat besar ia berlari keseberang jalan dan hendak menemui temannya.

Ia berlari dengan gembira menuju kerumah temannya itu.

"Alex!!!" Pekik Nia memanggil Alex yang sedari tadi sedang kelelahan dengan aktivitasnya dan keringat yang bercucuran diseluruh tubuhnya.

Alex hanya menoleh sebentar dan berjalan menuju pondok kecil di depan rumahnya. Alex pun duduk di tempat itu sembari mengibaskan kedua tangannya didepan wajah.

"Alex, kamu tunggu bentar ya Nia balik lagi"

Alex hanya bergumam kecil. Nia pun langsung pergi dengan cepat menuju rumahnya.

Tak lama kemudian Nia pun datang.

"Alex, ini aku bawaain handuk sama air" kata Nia

"Hmm" jawab alex singkat. Alex mengambil handuk dan air mineral dari Nia dan mulai meneguk air mineral itu sampai tak tersisa. Nia tersenyum saat Alex menerima pemberian darinya. Walaupun hanya respon kecil dari Alex namun Nia sudah sangat senang karna Alex sudah mau menerima pemberiannya.

Serasa badannya sudah mulai tidak berkeringat lagi ia pun langsung menuju kedalam rumahnya.

"Alex mau kemana?" Teriak Nia yang melihat Alex hendak pergi menjauhinya.

"Mau mandi"

Hendak masuk kedalam rumah, Alex pun berhenti ia menoleh kebelakang.

"Mau kemana kamu?" Tanya Alex

Nia mengerutkan dahinya, bingung.

"Aku mau masuk kedalam" jawab Nia jujur.

"Gak boleh, kamu tunggu aja disini" pintah Alex. Nia sedikit kecewa mendengarkan perkataan Alex.

"Tapi kamu bakal balik lagi kan?"

Alex tak menjawab, ia langsung membanting pintu rumahnya dan masuk kedalam.

Nia sangat kecewa sekarang, dia pun langsung menangis.

Setelah sudah lelah, tanpa ia sadar ia pun tertidur di teras rumah Alex.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang