Gadis itu bernama alifa

53 2 0
                                    

Angin malam berhembus lembut menyapa wajah gadis berjilbab coklat tua. Tak ada yang menonjol dari gadis itu, wajahnya lumrah seperti gadis gadis lain seumuranya, hidungnya tak mancung, bentuk matanya kecil, alis tak seindah gadis berdarah arab, dengan pipi lumayan tembem, dengan bibir tipis kecil dan dagu bulat.
wajahnya mendung, hampir turun hujan lebat dari kedua kelopak mata alifa. Ia, nama gadis itu alifa.
Malam begitu pekat, gerimis mulai turun seakan mengerti benar hati alifa. jilbab selutut itu mulai bermotif, motif cantik yang di lukis langsung oleh langit, gamis yang ia pakai sesekali melambai, mengajaknya masuk karna angin terus menggoda.
Wajah beku alifa tetap sama, angin, gerimis, pekat. Tak mampu membuatnya beranjak, sesekali ia merunduk, menghirup nafas dalam dalam.
Hati alifa riuh, begitu sibuk pikiranya seakan tak ingin membiarkan dia istirahat bahkan hanya untuk sekedar bernafas.  Ia ingin menjerit, menangis sejadinya, tapi suaranya tercekat di tenggorokan. Ada satu sisi dalam hatinya mengatakan, aku baik baik saja, aku perempuan kuat, semuanya telah ditakdirkan allah untukku, bahkan takdir itu telah mengering sebelum aku hadir melengkapi keluarga ayahku, aku yakin allah telah siapakn yang terbaik untukku. Tentang aku, keluargaku, jodohku, anak anakku, allah sudah berikan yang paling baik untukku. Mana boleh aku menangis, mana boleh aku meneguh, sementara ada begitu banyak gadis yang kurang beruntung dariku. Lihat baik baik, mereka kuat, tersenyum, bahagia dan selalu bersyukur.
Apa yang aku lakukan? Aku berdiri disini, meratapi semua kesedihanku yang bukan apa apa.
alima menundukkan kepala, matanya terpejam, bibirnya mengatup rapant. Dalam hati ia katakan kuat kuat laatahzan innnallahama'ana alifa, laa tahzan.

setoples cinta untuk alifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang