BAB 1

46 10 27
                                    

Disinilah Zella berada. Di sebuah kampus yang dicita-citakannya dari sejak ia masuk SMA. Kini cita-citanya yang satu ini dapat diwujudkan dengan usahanya sendiri. Saat ini ia sedang terduduk di sebuah bangku kantin di kampusnya. Ia juga ditemani oleh para sahabatnya, yaitu Ara dan Vina. Karena ini adalah jam istirahat, suasana kantin cukup ramai dan agak sedikit berisik. Mereka bertiga tengah menikmati chicken chesee roll, hidangan favorit mereka saat di kantin.

Di bangku lain, terduduklah seorang Putra beserta gengnya, yaitu Rafa, Alif, dan Dzaky. Mereka memiliki karakter masing-masing yang berbeda. Semua pasti sudah tau jika Putra merupakan mahasiswa yang dicap badboy. Namun badboy nya seorang Putra berbeda dengan yang lain. Mungkin kalau yang lain lebih suka ngerokok, bolak-balik club, mainin hati cewek, dan lain-lain. Badboy nya seorang Putra yaitu lebih ke bidang akademik, seperti suka bolos, gak merhatiin dosen disaat lagi ngajar, dan lain-lain. Satu lagi yang tak terlupakan dari badboy nya Putra yaitu Putra suka sekali berkelahi. Ya walaupun berkelahinya itu memiliki alasan tersendiri. Lalu ada Rafa yang memiliki sifat tidak bisa diam alias pecicilan dan kepedean. Alif yang kalem dan sangat suka bermain game walaupun disaat belajar di dalam kelas. Berbeda dengan ketiga cowok tadi, Dzaky merupakan anak terrajin, terpintar, dan yang paling suka berolahraga.

Tanpa Zella sadari, sedari tadi ia duduk di bangku kantin ada sepasang mata yang terus menerus memperhatikannya. Ara dan Vina pun menyadarinya dan langsung memberi tahu Zella.

"Zel Zel tu cowok dari tadi merhatiin lo terus deh gue liat." ucap Ara kepada Zella.

"Apa sih Ra? Merhatiin lo kali. Ya kali liatin gue emang ada apa sama gue?" jawab Zella dengan santai.

"Bener Zel, dia liatin Zel terus tau. Masa liatin Ara, kan Zella lebih cantik dari Ara" ucap Vina yang langsung dibalas dengan putaran bola mata Ara.

"Yaudahlah terserah kalian. Gue bayar dulu ini yaa." jawab Zella sambil berlalu membawa piring bekas makannya.

Saat Zella selesai membayar makanannya tersebut dan akan kembali ke bangku Ara dan Vina, tiba-tiba ada seseorang yang menghalanginya.

"Hai." sapa orang tersebut sambil tersenyum kepada Zella.

"Ada apa ya Kak?" jawab Zella dengan sopan.

"Gue mau nawarin sesuatu nih, gue kan ikut kegiatan olahraga basket ya. Gue pingin lo join sama tim basket kita. Lo mau ga?" tawar orang itu kepada Zella.

"Ooh gitu Kak, maaf tapi saya gak tertarik sama basket Kak."

"Kalo gitu gue boleh minta id line lo ya?"

"Hah? Buat apa Kak?"

"Ya kali aja lo berubah pikiran dan yang pastinya gue nanti bakal share-share apapun tentang tim basket kita yang bisa bikin lo jadi tertarik."

"Maaf Kak lain kali yaa, saya buru-buru masih ada kelas." jawab Zella sambil berlalu.

Putra's pov

Arrggh gue lupa tanya siapa namanya. Oke good gue gak dapet apa-apa. Cewek itu kemudian berlalu menghampiri kedua temannya dan pergi ke kelas mungkin. Gimana pun caranya gue harus bisa dapetin dia.

Waktu telah berlalu dengan cepat. Para mahasiswa sudah waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing atau mungkin ke kosannya. Gue, Rafa, Alif, dan Dzaky sedang nongkrong ganteng di sebuah warung depan kampus yang sudah seperi base camp kita. Sebuah kebiasaan saat pulang ngampus kita selalu nongkrong disini. Ngapain? Kita disini ngobrol, makan, minum-minum. Eitss jangan salah, minuman yang kita minum bukan minuman keras, kita cuma minum minuman yaa yang bisa menyegarkan tubuh selepas ngampuslah.

"Dzak tumben lo masih disini?" tanya Rafa.

"Emang napa? Lo ngusir? Oke gue caw bye" jawab Dzaky sewot dan langsung pergi begitu saja.

"Ehh tu anak maen caw caw aja. Orang cuman nanya juga." ucap Rafa nyolot.

Dzaky itu emang biasanya kalo nongkrong disini gak lama. Paling nyetor muka doang dan langsung balik. Entahlah gue juga heran, mungkin dia terlalu rajin dan pintar jadi langsung balik buat belajar kali ya. Tapi jangan salah gue aja takut kalo dia udah marah. Si Dzaky kalo udah marah, gak ketulungan nyawa bisa jadi taruhannya. Ya walaupun gue juga suka berantem, tapi gak segitunya juga.

Wait wait.. Itu cewek yang tadi kan. Dia dijemput sama cowok. Jangan-jangan dia udah punya cowok dan itu adalah cowoknya. Enggak. Ini gak boleh terjadi.

"Heh Put, ngapain lo liatin cewek tu mulu. Lo naksir ya? Emang sih cewek itu cantik. Pake banget malah. Cocok deh kayaknya sama gue. Ehh sama lo deng" ucap Alif sambil melihat cewek itu.

"Mana sih cewek mana? Pengen liat dong gue." kata Rafa kepo.

"Itu tuh yang mau naik motor sama cowok. Cantik kan ya." jawab Alif.

"Oooh itu. Cantik darimananya body nya aja kayak kulkas dua pintu, udah emak-emak lagi. Aah dasar selera lo Lif." ucap Rafa yang salah liat orang. Dasar si Rafa kalo ngomong suka gak mikir dulu.

"Yaelaah Raf. Terserah lu dah. Mata lu soek kali yaa. Bukan itu maksud gu--"

"Udah-udah daripada kalian ribut, mending kalian bantuin gue." ucap gue dengan tersenyum.

"Apaan nih apaan curiga gue, apalagi sambil senyum-senyum gini." jawab Rafa.

"Bantuin apa sih Put ?"tanya Alif.

"Kalian bantuin gue buat deketin cewek itu gimana pun caranya." jawab gue.

Rafa dan Alif pun saling memandang satu sama lain dan menjawab secara bersamaan.

"LU NAKSIR EMAK-EMAK ITU PUT?"

"Gila-gila, gak nyangka gue. Seorang Putra naksir sama emak-emak bohai kaya gitu." ucap Rafa.

"Putra lo ga lagi sakit kan?"

Mereka berdua bikin gue geleng-geleng kepala. Gue akhirnya memutuskan untuk pulang saja dan membiarkan mereka berdua berpikir tentang gue yang naksir emak-emak itu.


sorry kalo ada typo-typo bertebaran :)

Semoga suka sama ceritanya :)

Vote & Comment Please :)

Thank You :)

FALLING IN LOVEWhere stories live. Discover now