Malu (Candaan Sialan)

316 0 1
                                    

24 September 2011

20.45 WIB

"Gueh maoh maen ke rumah eloh. boleh egaakk?" kata mas Andre dengan nada anak gahol jaman sekarang.

"Eyoh.. Boleh aja dong, di rumah gueh lagi rameh buangetz malem eneh. Kalean semuah juga pada maen kan?" seru seorang gadis yang mempunyai rambut pendek yang namanya Andin.

Yang di ajak hanya manggut-manggut saja.

Di rumah Andin.

"Eh Andin... Kita duduk di mana nehh?" tanya Nina dengan kata gaul di akhir kalimatnya.

"Weh... Eloh kalo gak usah sok gahol getoh kalo belum penuhin 3 behhh" kata Mbak Ika menyela.

"3B iitu apa?" tanya Nina dan Andin heran.

"3B itu..." belum selesai Mas Andre menjawab, Mbak Ika, Mbak Nia, Mbak Reni serempak berkata di ikuti suara mas Andre "BB, Behel, Belaiiiii...." kata mereka lalu tertawa. Nina dan Andin pun ikut tertawa.

Mereka ber-enam lalu duduk di ruang tamu keluarga Andin. Kebetulan mereka semua bersaudara, sehingga mereka tidak terlalu canggung. Bahkan seperti yang kalian baca di atas, mereka sangatlah akrab.

"Eh, tak tinggal dulu ya. Ada temanku dateng." kata Andin sambil berjalan ke arah ruang tamu yang lain. Yang di pamiti hanya angguk-angguk kepala kaya lagunya Project Pop (?)

Selang beberapa lama kemudian, Andin kembali ke ruang tamu dan bergabung bersama ke lima saudaranya.

"Eh, mas..." kata Andin. Meskipun yang dipanggil hanya Mas Andre, kelimanya pun tetap ikut menoleh.

"Ada apa?" tanya Mas Andre.

"Ada cewek cantik lohhhhh :3 Kamu kan udah putus sama si dia. Katanya mau cari yang baru." kata Andin menggebu.

Mbak Reni langsung menyiuli "Ihirrr... Dapet yang baru ciieeeee....".

"Widih, sapa mbak? Siapa-siapa-siapa????" tanya dek Izza yang baru datang tapi langsung nimbrung omongan orang (?)

"Namanya......" belum Andin menyelesaikan kalimatnya,  Mbak Ika langsung memotong kalimatnya. "Loh Mas, dapet baru lagi? Widiwwwww... Udah berapa orang tuh yang daftar? cikiciew buangetzz dech..." katanya menggoda.

Andin mendengus kesal lalu berkata "Namanya Putri. Anaknya cantik manis. Duh, pokoknya kamu pasti suka dehhh {}" jelasnya sambil mengedip-kedipkan matanya.

Mas Andre memandang dengan tatapan jijik. "Anaknya pake kerudung apa??". Dengan singkat Andin menjawab "hijau!".

"Masa iya anaknya cantik?" selidik Mas Andre tak percaya.

Yang lain hanya tertawa sambil menggoda.

Andin mengangguk.

"Sebentar Mas. Saudara semua, aku mau ngintip anaknya gimana." kata Izza menyerahkan diri (?). "Anaknya pakai kerudung wana hijau kan mbak?" tanya Izza kepada Andin memastikan.

Andin mengangguk.

Mbak Reni setuju "wetseh... Dek Izza rek, gak perlu disuruh langsung maju." katanya "Hahaha...". Yang lain ikut tertawa.

Dek Izza lalu keluar dan mengintip, melihat bagaimana paras muka gadis berkerudung hijau yang diceritakan Andin yang bernama Putri itu. Semua yang berkumpul di ruang tamu menunggu dengan debaran hati yang kencang dan berbunyi dagdigdug (?). Tak lama kemudian Dek Izza kembali dengan raut wajah yang tak bisa di jelaskan.

"Gi..." belum Nina menyelesaikan kalimatnya, Mas Andre sudah dulu memotongnya. Wajar saja, karena memang dia yang saat itu menjadi peran utama "Gimana orangnya? Cantik?"

Dek Izza tersenyum, Mbak Ika, Mbak Reni dan Nina sudah menebak pasti anaknya cantik.

Tapi ternyata, sebuah kata yang pendek namun cukup mengejutkan dan tidak diharapkan oleh para penunggu keluar "Lumayan sih."

Penonton kecewa (?) mereka mendesah. hanya lumayan????

"Nggak apa-apa lah, lumayan itu lebih baik." kata Mas Andre. "Umurnya berapa, Ndin?" tanya Mas Andre berpaling ke arah Andin.

Andin hanya menjawab menggunakan isyarat tangan. 20 tahun.

"Lah, sekarang umurmu berapa, Mas?" tanya Nina heran. "masih 18 tahun." kata Mas Andre sambil tertawa.

"Ealah mas, kok tuwek ngunu toh. hahaha." kata Mbak Reni mengejek.

Nina menggeliat tak tenang, namun karena terlalu serius dengan bahan candaan itu. Yang lain tak menyadarinya.

Mas Andre menarik nafas. "Ya sudah." lalu dia berpaling ke arah dek Izza "Dek kamu bilangin aja ke dia gini 'Mbak kamu kuliah di pertanian ya?'"

"Iya, emang kenapa?" tanya Dek Izza, Andin, Nina, dan Mbak Ika berbarengan.

Sambil tertawa, Mas Andre menjawab "Karena kamu telah menyuburkan benih-benih cintamu di hatiku...." HAHAHA...

Tiba-tiba Nina ngibrit ke belakang dan kembali dengan penampilan yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya dia memakai celana jeans coklat, sekarang dia malah memakai rok batik yang umumnya di pakai para pembokat *ups rumah tangga.

"Muahaha... Kamu kenapa dek?" tanya mbak Ika heran sambil tertawa melihat penampilan Nina yang lucu.

Dengan muka polos dan menahan malu, Nina menjawab "Aku ngompol....".

"WUAHAHAHA" Mas Andre tertawa kencang sekali.

"Jangan ketawa. Kamu seh Mas pake acara nggombal segala, aku jadi kepingin pipis, tapi karena udah nggak tahan. Ngompol deh...." kata Nina membela diri.

"Eh, tampangmu kayak pembantu dek." kata mbak Reni. "Hahaha..." yang lain menyetujui.

"Eh, Inem... Besok bapak mao kerja. Kamuh jaga romah yeah. Jangan lupah di bersihkan sampe berseeehhh... Di pel, debunya di serbeteh sampeh bener-bener kenclong." kata Mas Andre menggoda dengan nada anak gahwol. "Eh... Inem itoh dodok di bawah. Jangan de atas." katanya lagi.

"Wetseh. Inemnya guaol rek, pake sms-an segala." kata dek Izza melihat Nina memainkan hapenya sambil tertawa.

"Oh iya dumsss :3 Gueh kan Inem gahoolll..." kata Nina tertawa...

Dan karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 wib. Mereka pergi tidur dengan bayangan Nina sang Inem .

End...

Lucu gak? Gak pasti tapi garing iya..

Huffftttttt -,-

Malu (Candaan Sialan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang