Prolog

64 12 13
                                    

"Alveerrr!!!" Cewek berkuncir kuda dengan wajah manis dan memiliki mata belo itu berteriak dengan kuat sampai sampai siswa yang sedang melepaskan sepatu itu terdiam kaku menatap mereka berdua.

Sierra berlari mengejar pria bernama Alver itu. Pagi pagi ini mereka sudah membuat sebuah drama mini dan penonton adalah anak anak berkacamata yang rajin datang jam 6 lewat 15 menit ini.

Mereka sekarang sedang berhadapan tapi dihadangi oleh meja guru yang lebih besar dari meja mereka. Meja yang cantik dibanding meja kami yang coret coretan. Disana ada vas bunga dan bunganya juga, spidol, penghapus papan tulis dan mistar segede tangan tapi lebih panjang berwarna kuning dan bagus untuk memukul anak anak nakal se-Spesies Alver.

"Pir balikin buku matematika gue!!" Lagi lagi Sierra berjerit sambil mencapai buku bersampul biru itu. Tapi karna keadaan meja yang gede itu membuat Sierra susah menggapai bukunya.

"Dengan syarat lo nyonteki gue" Alver dengan santai nya duduk di kursi guru berwarna coklat dan bisa terbilang mahal itu lalu Alver tersenyum sinis tanpa mempedulikan wajah Sierra yang terlanjur merah kesal.

"Lo itu bisa masuk ke sekolah ini gimana sih? Lo itu males, goblok, nakal dan gak guna!" Teriak Sierra sambil memukul meja guru dengan sangat kuat. Penonton hanya bisa diam.

"Pasti lo sogok guru kan?! Kalo gue jadi lo malu banget gue ih. Nyokap bokap lo pasti malu punya anak macam lo. Udah nakal, gak berprestasi, berandalan dan gak ada masa depan!!"

"Terus?"

Wajah putih Sierra yang baru saja padam karna telah menyerbu Alver dengan sejuta pedang kata kata pedas itu kembali merah. Dia ingin sekali menampar wajah Alver yang terlanjur tampan tapi berandalan itu. Sierra sakit hati bisa bisa nya Alver membuat Sierra kesal hanya karna kata 'terus' itu, padahal kata itu tidak mengandung arti penting.

Sierra capek dia tidak mempedulikan buku nya lagi, dia dengan jalan cepat ke arah kursinya lalu melipat tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajah nya ke dalam lipatan tangan itu.

Alver hanya diam sambil memperhatikan Sierra dengan seksama, dia curiga apakah gadis itu menangis atau pura pura menangis.

Satu per satu cewek cewek dateng mengerumuni Sierra mereka mencoba menenangkan Sierra. Satu per satu cewek menyemangati Sierra tapi Sierra hanya diam tidak menjawab dia sedang memiliki mood yang hancur, kesal, geram pokoknya bercampur.

"Kalian minggir sana gak usah sok peduli. Dibelakang Sierra kalian pasti ngomongin Sierra"

Para cewek yang berjumlah 6 itu saling menoleh lalu ada 2/3 cewek yang berjilbab mengelus dada mereka seperri telah di fitnah.

"Su'udzon gak baik Vir" Cewek berjilbab putih dan berkacamata itu dengan berani menjawab omongan Alver. Alver menaikan sebelah alisnya lalu mata nya menatap tajam cewek cewek itu yang menandakan 'agar cewek cewek itu menjauh'.

"Bacot! Pergi sana!"

Cewek cewek itu dengan cepat menjauh dari bangku Sierra lalu Alver duduk disebelah Sierra sambil mengelus lembut rambut Sierra.

"Gak usah pegang pegang!"
Alver tersenyum dia sangat senang Sierra tidak mendiami nya seperti 2 hari kemarin.

"Ini buku lo"

Sierra diam dia terus membaringkan wajah nya kedalam tekukan tangannya. Dia pikir tindakan Alver sangat membuat dia kesal setengah mati dia ingin Alver dibuang ke nereka jahanam dan dibakar hidup hidup sampai kulitnya mengelupas.

"Udah Sie gak usah merajuk gitu. Lo tambah jelek kalo merajuk" Alver bodoh. Bukannya membuat wanita disampingnya ini senang tapi malah membuat mood Sierra turun sangat turun. Dan tanpa dosa Alver menaikan bibirnya dan menciptakan senyum yang manis tapi senyum itu tidak pas dengan keadaan sekarang. Hm dasar Bodoh.

Alver masih tidak mendapat jawaban dari Sierra lalu Alver memegang kuncir berwarna pink beach yang mengikat rambut hitam Sierra.

"Gue tarik rambut lo" Alver menarik kuncir Sierra. Sieera refleks bangun dan menjauhkan tangan Alver dari rambutnya. Alver tersenyum sambil mendekatkan dirinya ke Sierra. Sierra berhenti menguncit rambut nya lalu dia menatap sinis Alver.

"Kenapa lo senyum senyum. Gila?"

Alver tertawa kecil dan membuat siswi cewek menghadap ke Alver. Mereka tau hanya Sierra yang bisa membuat Alver tertawa, tersenyum bahagia dan frustasi sendiri.

"Gue suka liat lo nguncit rambut. Tambah cantik"

Sierra tepelongo dia menatap Alver tidak percaya dan cewek cewek lain menatap mereka juga tidak percaya. Cowok semacam Alver bisa jatuh cinta juga ternyata.

"Ha?"

Alver terkejut lalu mengedipkan matanya beberapa kali dan menundukan wajahnya, mencoba membuang semua gugup nya.

Mata Alver kembali menatap Sierra dan sekarang senyumnya tidak seperti tadi sekarang wajahnya berubah.

"Gak tadi gue salah ngomong. Maksud gue lo mirip cantika"

Sierra tidak peduli dia melihat bukunya sudah remuk dan tidak rapi lagi. Dia mengambilnya lalu matanya menatapa Alver kesal.

"Ngeselin!!! Mati aja sanaaaa" Sierra memukul mukul Alver. Walaupun Sierra cewek tapi pukulan nya cukup kuat bahkan Sierra pernah membuat tangan Alver membiru karna di pukul dengan kuat oleh Sierra.

"Udah woy sakit" Alver meringis sambil menutupi wajahnya agar tidak terkena oleh tebasan tangan Sierra yang seperti sapu lidi. Tipis namun perih.

Sierra tidak peduli dia terus terus saja memukuli Alver sampai sampai dia mengambil tas Alver lalu menimpuk wajah Alver dengan tas hitam Alver.

Siswa siswi hanya menonton. Jam dengan garis panjang dan menandakan menit itu sudah menunjuk angka 9 yang berarti jam 6 lewat 45 dan keadaan kelas sudah ramai.

Siswa siswi disini sudah terbiasa akan pertengkaran yang dilakukan Sierra dan Alver. Ada sebagian yang biasa saja dan ada sebagian yang cemburu. Apalagi spesies wanita sangat cemburu kalau Alver si cowok jahil tapi tampan membelah samudra itu dekat dengan Sierra.

Kadang mereka diam diam membenci Sierra dan menganggap Sierra kegatelan padahal Sierra tidak pernah seperti itu. Sierra tidak tau cewek itu membeci nya tapi Alver tau geng cewek itu benci dengan Sierra dan membuat Alver benci dengan cewek itu. Kadangan Sierra bingung kenapa Alver sangat sadis dengan cewek itu, padahal cewek itu tidak melakukan apa apa.

Mereka tau walaupun Alver suka menganggu Sierra tapi Alver akan siap sedia melindungi Sierra. Sebagian orang tau Alver suka melindungi Sierra tapi Sierra tidak pernah peka dengan itu.

🍌🍌🍌

Hay itu masih prolog nya yahhh..  Dan kalo kalian mampir jangan lupa vote nya. 1 bintang dari kalian sangat berhaka buat nambah mood saya *eaa.

Dan cuma ngasih tau kalo nama Alver itu dibaca Alvir dan Sierra dibaca Sira. Makasih 😇

ALOHA~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang