Pertemuan

19 2 0
                                    

Disini di Indonesia, seorang gadis sedang menunggu jemputan taxi yang dipesankan oleh kedua orang tuanya. Dia sebenarnya sedang berusaha menutupi rasa takutnya, sikap duduknya yang tidak tenang, raut mukanya yang gelisah, sangat menunjukan kalau gadis itu sedang gelisah. Bagaimana tidak, dia sedang sangat ditunggu kehadiranya oleh salah satu produser musik ternama di London.

Kronologi sebelumnya...

KriinggKriingg
Bunyi telepon rumah yang cukup keras membangunkan gadis yang sedang tertidur pulas. Sesaat dia mengumpulkan nyawa, dan kemudian bergegas lari keluar kamar menuju ruang tv dimana telepon rumah itu berbunyi nyaring. 5 langkah lagi menuju telepon, tapi teleponya sudah berhenti berbunyi. Gadis itu menghela nafas berusaha untuk sabar, tengah malam begini dibangunkan hanya untuk menerima telepon yang ingin bermain main rupanya. Dia pun berjalan ke arah dapur untuk minum, setelah itu dia berniat melanjutkan tidurnya tetapi, teleponya berbunyi lagi membuat dia mengurungkan niatnya untuk melanjutkan tidur.

"Hallo ini dengan siapa ya? Kenapa telfon tengah malam begini?" Dia berusaha tetap sopan berbicara, walaupun sebenarnya dia sangat kesal.

"Ini umi. Masya allah!" Sangat memekikan telinga...

"Ha?!" Refleknya ketika mengetahui bahwa ternyata uminya yang dari tadi mengganggu tidurnya.

"Ha.he.ha.he, umi telfon kamu berapa kali coba? Sudah 6 kali umi telfon kamu tapi tidak diangkat-angkat. Umi mau kasih 2 kabar yang sangat sangat penting!"

"Ehhh, iya maaf ya umi, maaf banget tadi aku kecapean, jadi tidurnya pules banget, umi kan tahu aku baru aja pulang dari Brunei tadi sore. Maaf kalau gak diangkat dari tadi telfonya." Suaranya semakin melembut karena, merasa bersalah pada uminya.

"Iya iya umi maafkan kok, kamu jangan marah ya umi ganggu tidur kamu. Umi cuma mau kasih tahu kamu, ini Handphone kamu ketinggalan dirumah umi, makanya umi telfon kamu pakai telepon rumah. Satu lagi, tadi Mr. Mario produser musik 'London Ear Studio' di London itu sudah berulang kali telfon kamu tapi, karena hp kamu ada disini jadi umi yang mengangkatnya. Dia bilang mau mengajak kamu kerja sama disana. Kamu mau ya, umi juga kurang paham penjelasanya tadi, tapi intinya kamu datang aja kesana, coba untuk belajar menghargai ok ya..." jelas suara disebrang sana. Panjang.kali.lebar.

Baru mau membalas, suara disana melanjutkan penjelasan yang mungkin sempat tertunda.

"Oiyyaa! Tadi Mr. Mario bilang meetingnya pagi jadi usahakan kamu mengemas keperluan kamu secepatnya ya. Umi membebaskan kamu mau berapa lama disana. Sekalian refreshing, ya say..." Sepertinya abinya memanggil. 'Iya iya bi bentar lagi nih tanggung' terdengar suara umi disebrang sana.

"Yaudah, intinya selamat bekerja ya sayang. Kalau kangen telfon. Ini umi pesankan taxi untuk kamu, 1 jam lagi datang, kamu tunggu aja didepan apartemen kamu Ok! Dadahh. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam." TuttTutt telepon diputuskan dari pihak sana. Sekarang yang gadis ini kerjakan adalah Diam. Bingung. Ingin rasanya dia kejang-kejang sekarang.

Sudah kesepuluh kalinya gadis ini melihat jam di tanganya. Nyatanya sekarang sudah jam 02.50 tapi apa? Taxi yang orang tuanya pesankan tak kunjung terlihat. Seharusnya pukul dua tadi, taxinya sudah datang, uminya memesankan taxi pada pukul satu. Dia gelisah membayangkan taruh dimana mukanya ketika sampai disana sudah sangat sangat terlambat atau bahkan sudah tidak ada orang lain lagi disana. Pasrah

"Ya allah, astaghfirullah! Kemana sih taxinya? Ngeselin banget sih, sumpah demi mimi peri yang gak tobat-tobat!" Keadaan dia sekarang masih memakai baju tidur. Karena ucapan uminya tadi dia langsung kalang kabut untuk mengemas keperluanya. Sebenarnya dia sadar dia tidak bisa ikut meeting karena mustahil baginya. Perjalanan dari Jakarta ke London bukan seperti perjalanan dari Jakarta ke Bogor yang hanya membutuhkan waktu 1 jam. Tapi ini membutuhkan waktu 14 jam, dan melewati udara bukan jalan tol! Dia juga masih ngantuk berat sekarang. Bayangkan saja tadi sore ia baru saja sampai dari Brunei Darussalam dan dini hari sudah harus berangkat lagi. Tapi entah kenapa rasanya berat untuk tidak datang kesana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang