Senin, 20 Desember 2015
Pagi itu hujan turun di kota Bandung. Seperti biasanya suasana kota berubah menjadi sunyi. Perkenalkan nama ku Yanza. Gadis berusia 16 tahun. Aku bersekolah di SMA Bakti Negeri kelas 11 lebih tepatnya kelas 2 SMA. Aku terlahir dari pasangan Yudishtira dan Ayu keluarga yang lumayan kaya namun tetap sederhana. Mempunyai badan semampai, kulit berwarna kuning langsat, dan rambut panjang berkilau yang sering aku gurai. Aku mempunyai seorang sahabat namanya Lita. Entah kenapa aku senang bisa berteman dengannya. Dia mempunyai badan semampai, tingginya sama dengan ku, dan rambutnya sebahu dengan ikalan di bawahnya. Manis. Ya, dia manis. Mungkin bisa ku ibaratkan seperti ice cream dengan lelehan coklat dan taburan meses di atasnya.
Cuaca cerah. Yap, hari ini senin merupakan hari yang paling membosankan bagiku. Mulai dari upacara, jam pelajaran MTK, ditambah lagi les tambahan. Huh. Aku harus melawan semua rasa mager ini. Dengan cekatan aku segera bersiap-siap untuk ke sekolah. 30 menit berlalu. Selesai bersiap-siap aku segera turun menuju meja makan. Hari ini papa dan mama pergi lebih awal, jadi aku sarapan sendirian.
Sampai di sekolah. Seperti biasanya hal pertama yang aku lihat saat memasuki kelas adalah suasana mading yang penuh dengan kertas warna-warni. Tapi, untuk pagi ini mading kelas tidak ramai seperti biasanya. Mungkin anak-anak eskul mading lupa mengganti topik wkwkwk. Aku duduk di dekat jendela. Kata orang duduk di dekat jendela bisa mendatangkan ide-ide cemerlang. Aku rasa itu hanya 50%, lebih tepatnya selalu mendatangkan ngantuk karena angin sepoi-sepoi. Terlebih lagi disaat pelajaran MTK hahaha, mungkin aku sudah tertidur dan bangun dengan keadaan bego serta dipandangin teman-teman sekelas. Tak lama itu Lita datang. Dengan tas ransel berwarna pink bercorak polkadot hitam. Aku suka tasnya. Cantik. Sama seperti dia. Satu hal yang aku suka dari dia, dia selalu memakai bandana berwarna pink. Btw, kami berdua mempunyai warna kesukaan yang sama. Pink. Menurut teman-teman sekelas ku, pink itu norak, terlalu feminim, terlalu kecewean, ga asik. Tapi, menurutku pink itu cute, warnanya bisa mengerti perasaan dan itu bisa nunjukin jati diri cewe sendiri. Kata Lita pink itu warna penyemangatnya, dan ada satu hal lagi aku juga engga tau itu apa. Lita sendiri hanya mengatakan "kamu ga perlu tau apa makna itu" sambil tertawa.
Jam pertama...
MTK
"Kamu tau Lita, berat rasanya untuk ngeluarin buku-buku yang isinya bisa mecahin kepala, bisa ngebuat mumet." Lita hanya tertawa mendengarkan kata-kata ku itu. Lita tau aku tidak menyukai MTK. Setiap mau ulangan seperti biasanya dia selalu datang ke rumah dengan membawa buku-buku tebal berisi rumus-rumus. Mulai dari aljabar, persamaan garis lurus, grafik, dan banyak lagi. Aku sendiri tidak mengerti kenapa sahabatku ini selalu memaksa ku untuk memahami rumus-rumus itu. "Yanza, rumus cinta aja bisa kamu pahami, masa rumus mtk ga bisa" aku hanya terkekeh. Jam mtk ini sungguh membosankan. Pak Yudi mengajar dengan sangat lemot, sampai-sampai aku ingin tidur. Tapi untunglah waktu tersisa tinggal 5 menit lagi.
Saat jam istirahat...
Seperti biasa aku dan Lita memesan semangkok bakso dan segelas ice lemon tea. Aku rasa ini adalah makanan favorit ku dan Lita. Saat ingin mencari tempat tiba-tiba saja aku tersenggol dengan seorang cowo yang gayanya bisa dibilang kese eh kece maksudnya. Sesaat semua terasa berhenti. Entah apa yang mulai aku rasakan dag-dig-dug, telolet *apasi*semua jadi satu. Apa mungkin ini rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Entah lah.
"Kamu gapapa?" tanyanya.
Aku canggung menjawabnya. Tanpa berfikir panjang aku hanya mengatakan "Ya, aku tidak apa, hanya saja tanganku sedikit panas karena tersiram kuah bakso."
Dia langsung berjongkok dan memegang tanganku untuk memastikan apakah tanganku tidak apa-apa. Aku kaget cowo itu memegang tanganku untuk pertama kali. Aku hanya memandanginya dengan senyum terbego yang pernah ada. Agh, rasanya hari ini aku seperti merasakan badai. Aku terhanyut dengan tatapan dan senyumnya. Tuhan, apakah ini masih bisa berlanjut seperti saat aku pertama melihatnya di kantin tadi?
Duh duhh, baper sendiri ngetiknya :v
HALLOW EPRIWANNN :V salam kenal yakk semoga aja kalian suka sm ceritanya hehe. ntar juga bakalan ada perubahan sana sini kok asal hati ga berubah" wkwk.. see u di part selanjutnyaaaaa <3
jangan lupa vote, trus comment ya, saran kalian ditunggu gaesss :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Rindu
Teen FictionHanya seberkas rindu yang bisa ku sampaikan sekarang. Layaknya seberkas cahaya. Tidak penuh, tapi menjalar lurus hingga menerangi walaupun sebagian. Aku percaya rindu ini bisa tersampaikan walaupun hanya seperti berkas cahaya.