Part 2 : Ternyata itu dia

14 2 0
                                    

Selasa, 21 Desember 2015.

Pagi ini aku bangun lebih awal. Rasanya tadi malam aku mimpi indah. Bertemu dengannya. Hari ini aku harus mengetahui namanya dan dia kelas berapa. Dengan segera aku siap-siap untuk ke sekolah. Jam masih menunjukkan pukul 06.20. Aneh, tidak biasanya aku selesai secepat ini. Entah lah. Secepat kilat aku langsung berlari menuju pintu depan dan langsung pergi.

Suasana di kelas masih sepi. Hanya aku, Nita, dan Bejo yang baru sampai. Huh. Aku langsung menaruh tas dan duduk sebentar di kursiku. Masih 45 menit lagi. Aku memutuskan untuk lanjut membaca novel yang tadi malam sempat membuatku terbius dengan kata-katanya. Tak lama Lita datang.

"Woi, pagi-pagi udah baca novel ae, kamu ga mutusin buat nyari tau tu cowok kemaren?"

Kata-kata Lita berhasil membiusku sekejab. Cowok kemaren? Cowok yang menabrak ku kemaren di kantin. Sepertinya asik juga mwhehe.

"Aku mutusin buat jadi secret adminder tu cowok!"

"Adminder? Apaan coba? Admirer goblok"

"Ehh.. maaf keseleo dikit ngomongnya hehe"

"Udah gausah banyakan abcdefg langsung aja tanyain sama abang kelas yang kamu kenal, siapa tau bisa jadi gebet. Kamu kan udah kelamaan ngenes"

Aku panas, dan langsung menatap lekat-lekat Lita. "Kamu sendiri ga sadar? Sengenes-ngenesnya aku lebih ngenesan kamu"

Lita nyengir dan memasang muka tak bersalahnya di depan Yanza. Tanpa banyak berfikir lagi Yanza langsung menarik tangan Lita dan langsung berlari keluar kelas.

Sesampainya di depan teras kelas...

"Hai..."

"... Mmm h..aa.ii"

Oh Tuhan apakah ini mimpi? Astaga, dia menegurku dia memberikan senyum manis itu lagi.

"Demi apa, woi kamu kenapa? Bengong kayak orang abis ditegur sama Niall Horan aja" Lita membuyarkan lamunanku. Aku langsung menjawab dan langsung menyubit pipi Lita

"Astaga Lita, ini lebih indah dari Pangeran. Dia negur akuuu... Aakkk"

Lita yang sedari tadi bingung, karena tidak melihat kejadian yang membuatku hampir setengah pingsan itu langsung membalas cubitan di pipiku

"Kamu ga mimpi kan? Masa sih ada pangeran negur kamu? Pagi-pagi lagi. Yanza, kalo masih ngantuk jangan datang secepat ini. Buktinya kamu jadi ngigau ga jelas gini kan. What ever, gagal paham aku sama kamu!"

"Bodo amat, udah deh ga usah kebanyakan ceramah buruan kita samperin Kak Ai!"

Lita yang sudah paham dengan sikap sahabatnya itu, langsung mengangguk dan mengikuti langkah Yanza ke kelas Kak Ai. Yap, Andi Syahputra kalian bisa memanggilnya kak Ai. I don't know why kenapa dia dipanggil itu. Denger" sih biar lebih mudah, cepet, instan, praktis manggilnya. Kea mie instan aja. Dia sekarang duduk di kelas XI. Sebenarnya dia itu seangkatan sama aku dan Lita tapi karena bundanya masukin dia sekolah lebih awal makannya dia lebih tinggi angkatannya daripada aku. Miris.

"KAK AIIII!!!"

"Woi, teriak pake tempat dong. Main teriak" aja. Lu kata ni kelas punya nenek lu apa!"

Yanza cuma bisa nyengir. Tanpa banyak abcde langsung dia menarik tangan Kak Ai ke taman depan kelasnya. Lita yang dari tadi cuma geleng" kelapa eh kepala cuma bisa mengikutiku. Bener, jatuh cinta bisa ngebuat sikap seseorang berubah.

"Kakk,kakak tau ga anak cowo yang punya senyum semanis gula di sekolah ini?" tanya ku kepada kak Ai.

"Senyum manis? Lah yang kamu liat ini kan udah manis" kata kak ai nyengir. Reflek aku langsung menjitak kepala kak Ai.

"Seriusan kakkkk, kalo kakak tau bagi" info deh, Yanza lagi pengen tau ni hehehe"

Muka kak Ai langsung berubah seperti seorang polisi yang sedang mengintropeksi buronannya. "Tumben nanyain cowo? Biasanya lu nanyain tukang ayam yang sering lewat depan rumah."
Kali ini bibir ku puas merengut.
"Bisa ga sih kakak serius! Yanza kepo ni. Ntar Yanza mati trus kakak belum ngasih tau semuanya, nah loh." kata ku sambil bergidik ngeri.
"Dih, ni bocah pake acara gituan segala. Bacain ayat kursi paling lu langsung kepanasan hahaha." Kak Ai tertawa seperti raksasa.
Lita yang dari tadi melihat kami adu argumen hanya tertawa sambil menggelengkan kepala.
"Ngapain lu nanyain tu cowo? Suka lu ya? Woi, adekelas naksir kakakelas nya. Malu kali Za!" kata Kak Ai dengan nada yang agak ketus
pletakkk... 
Yak, sebuah jitakan tepat mendarat di atas kepala Kak Ai.
"Lah, aku yang punya rasa kok kakak yang sibuk? Gapapa dia kakakelas aku asal dia jangan satpam yang jagain gerbang komplek aja. Soalnya itu gebetan Lita wkwkwk."
Tidak suka dengan perkataan Yanza aku langsung mencubit pipinya.
"Heh, kamu enak aja bilang aku gebetan satpam komplek! Gini" juga bakalan jadi pacarnya Justin Bieber!"
"APA?? APA KAMU BILANG?!! HAHAHAHA." aku ta kuasa menahan tawa.
"Jangan berharap ketinggian. Berat. Kau tak akan kuat. Biar Lita saja wkwkwk."
Lita cemberut.
Sadar Kak Ai dikacangin aku berusaha untuk kembali ke topik awal
"Jadi kakak ga mau ngasih tau aku siapa nama tu cowo? Hm oke padahal tadi mau neraktir makan mie ayam bakso complete nya bude, tapi kakak ga mau."
Mendengar kata "mie ayam complete bude" Kak Ai langsung tergiur. Niatnya tadi benar" hancur dibuat oleh Yanza.
"Mie ayam bude aim coming :v" kata Kak Ai nyengir.
"Dia anak IPA 3. Noh, kelasnya samping kelas kakak!" tunjuk Kak Ai.
Aku mengangguk mantap.
"Janji mie ayam bude ya Za, ntar istirahat kakak ke kelas lu ya, nagih utang lu. Masuk sono, IPA kan? Sama Buk Ajeng?"
Eh... Kok Kak Ai bisa tau?
"Tau darimana lu?"
"Noh, baru keluar tu dari kantor! Selamat bermain dengan atom hahaha."





Maap kan diriku yg jarang update :" sibuk sm T.O trus tugas ni huhu.. Doain aja yak bisa update terus. Eh pantengin terus ya jangan lupa vote, trus comment.
Daaaaa '

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seberkas RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang