Seseorang tengah duduk di bangku taman. Pikirannya tak beraturan. Bahkan hatinya tak kalah berantakan dengan pikirannya.
Pandangannya lurus ke depan, tak ada seseorang atau suatu hal yang berani mengganggunya sedikit pun. Langit seakan mengerti tentang perasaannya. Hujan turun dengan derasnya.
Menerawang dengan tatapan sendu. bahkan ia pun tak sadar sudah berapa puluhan cairan bening yang telah keluar dari mata sayunya itu.
Egois dan perasaan bersalah yang selalu terbayang dalam memori ingatannya saat ini.
Dalam hatinya selalu merutuki dirinya. Andai ia tak bertemu dengan lelaki yang mempermainkan hatinya lagi, ia tak akan seperti ini kembali .
"Kamu berhasil. Berhasil bikin aku jatuh cinta. Saat kamu berhasil bikin hati aku jatuh sama kamu kenapa seakan aku yang menjadi orang ketiga dalam hubungan ini." Ucapnya kembali terisak.
Ia tak sadar bahwa dibelakangnya, lima langkah darinya ada sosok lelaki yang memegang payung menutupi dirinya agar tak terkena hujan. Pakaian rumah sakit masih melekat pada dirinya. Ia masih kuat melangkah untuk bertemu gadisnya. Mata sayunya bahkan wajah pucatnya ia biarkan.
Dia mendengarkan kata-kata gadis yang berada di depannya. Gadis yang sangat ia rindukan. Gadis penyemangatnya.
Ia lantas melangkah, berjalan menuju sosok gadis yang sedari tadi membiarkan tubuhnya terkena guyuran hujan. Ia lantas memayungi gadisnya.
Gadis itu langsung mendongakkan kepalanya saat guyuran hujan tak mengenai tubuhnya.
Tatapannya langsung bertemu dengan sosok lelaki yang telah mematahkan hatinya.
Tatapan itu, tatapan yang selalu menenangkan.Lelaki itu langsung membuang payung yang menutupi dirinya dan gadis di depannya itu, membiarkan hujan membasahi dirinya.
"Maafkan Aku.." ucapnya dengan suara parau, jatuh duduk bersimpuh di depan gadis didepannya.
"Aku mencintaimu" ucapnya menatap mata gadisnya.Hujan seakan tak ingin berhenti.
Bahkan hujan menjadi saksi tentang pengkuan bercampur rasa sakit yang mereka berdua rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELINDA
Teen Fiction[Bertemu dan saling tatap lantas pergi atau Bertemu saling tatap lantas menetap] Takut akan kisah lama yang pernah ia jalani terulang lagi, gadis itu menjadi tertutup terhadap lelaki. Meski di tawari beberapa kali untuk diajak pacaran, ia menolak se...