Prolog

13 6 1
                                    

Dia.
seseorang yang hanya tinggal menghitung detiknya, berharap sebuah keajaiban dari Tuhan menghampirinya, namun hanya sia sia, alat alat disekelilingnya hanya memperlambat kematiannya. Ia hanya membeku, terbujur menunggu kapan berakhir cerita di lembaran lembaran kertas hitamnya.

Aku.
Seorang yang haus darah,menginginkan kematian setiap orang di ujung senjaku. Aku membenci diriku, tapi kini aku terbiasa dengan tanganku, menghilangkan nyawa nyawa yang tak bersalah, mencucurkan darah darah segar dari aliran nadinya. Tanpa rasa ngilu, aku sangat menikmati sayatan sayatan indah yang kan goreskan dengan penuh sendu di permukaan kulit korbanku.

Drian.
Lelaki yang penuh akan dosa dimataku. Aku membencinya. Sangat sangat membencinya. Aroma darahnya sangat kunantikan. Tapi aku mesti perlahan. Karena menyiksanya secara perlahan,lebih membuatku merasa puas, daripada aku harus menghilangkan nyawanya secara langsung. Drian. Dia korbanku selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang