Disebuah desa tak bernama, tinggal sepasang suami-istri yang telah menikah 49 tahun. Kakek nenek ini dikaruniai satu anak perawan, tetapi saat usianya menginjak 16 tahun ia pergi ke kota dan tak pernah kembali. Lalu pada hari kesembilan bulan kedua, tepat pada ulang tahun pernikahan mereka yang ke-50, si kakek pamit pergi ke kota, tetapi hari ini berbeda, tidak ada kecupan dikening seperti biasanya. Memang si kakek sering pergi ke kota untuk suatu urusan, paling hanya dua atau tiga hari lalu pulang. Tetapi sudah tujuh hari ia tidak pulang, si nenek berfikir mungkin disana ia sangat sibuk atau mungkin kelelahan karena fisiknya yang sudah senja atau mungkin ia disana bertemu dengan anaknya ? entahlah.
Lalu pada hari ke empat belas bulan kedua, seorang janda muda anak tiga yang rumahnya bersebelahan dengan si nenek memberi suatu kabar yang memukul batinnya. Janda muda itu baru pulang dari kota, dan saat di kota ia melihat pesta pernikahan yang amat mewah. Mempelai wanitanya baru berusia 18 tahun dan mempelai prianya sudah tua, tidak lain tidak bukan adalah suami si nenek. Si nenek tidak langsung percaya, tetapi janda anak tiga itu memberikan foto yang melihatkan wajah suaminya amat sumringah.
Sejak itu tidak satu kata pun keluar dari mulut si nenek, seluruh kata-katanya keluar melalui air mata. Pada saat gerimis datang tengah malam, si nenek bangun dan menulis sesuatu pada secarik kertas. "aku hanya mengingatkan, bahwa secantik apapun bunga, seharum apapun bunga, ia akan layu dimakan waktu !". ia titipkan secarik kertas kepada janda muda anak tiga yang akan berangkat ke kota esok pagi.
dua hari berselang, si nenek melihat secarik kertas di meja dekat ranjangnya. Secarik kertas itu balasan dari suaminya. "memang bunga itu akan layu, tapi mungkin sebelum bunga itu layu, AKU SUDAH MATI !".
YOU ARE READING
Bunga Layu
Short StorySeorang Nenek yang ditinggal suaminya pada ulang tahun pernikahan !