One Sided Love

1K 86 22
                                    

Warning : Alur akan maju-undur tidak beraturan. Harap maklum jika membingungkan *heh

.

.

.


"Taeyong-ah! Ayo ikut hangout ke bar nanti malam. Akan ada teman-temanku pegawai bank sebelah yang cantik-cantik itu, loh."

Mengangkat wajah dari berkas yang sedang difotokopinya, Taeyong menatap ragu teman kerjanya itu. "Ah.....aku...sepertinya tidak bisa. Aku harus pulang cepat," tolaknya.

"Eiiiyy. Kau seperti anak perawan saja. Kita sudah di umur segini, harus giat berusaha mencari calon pendamping hidup!"

"Kau ini dasar tidak peka! Taeyong tidak berminat hangout semacam kencan buta seperti itu karena dia sudah punya kekasih, bodoh!"

"Eeh? Serius? Kau sudah tidak single, Tae?"

"Apa itu benar, Tae?"
"Wah, Taeyong ternyata diam-diam...."
"Jangan-jangan sudah siap-siap untuk sebar undangan, ya?"

Diberondong pertanyaan begitu, Taeyong hanya tertawa hambar. "Oh, iya benar, aku akan sebar undangan sebentar lagi. Undangan mengikuti talkshow innovation park ini kan, maksud kalian?"

"Eiiiyyy!! Kalau itu sih, kita semua memang akan turut menyebar undangannya!"

Terkekeh kecil atas kegaringan yang terucap.

"Tapi, serius. Kau benar sudah punya kekasih, Taeyong-ah? Kalau iya sudah, aku harus batal menjodohkanmu dengan Jisoo hahahahahaa."

"Jisoo buatku saja, Nuna!"

Taeyong hanya kembali tertawa samar. Biner kembarnya bergulir menghindari kontak mata rekan-rekan kerjanya. Tidak tahu harus menjawab bagaimana.

Karena, ia sendiri bahkan tidak tahu apakah hubungan yang dimilikinya ini bisa disamakan dengan hubungan percintaan yang umumnya dialami orang-orang lain. Taeyong bahkan tidak yakin apa ia berhak mengklaim pemuda bernama Jung Jaehyun itu sebagai kekasihnya....

.

.

.

"Would you be my boyfriend, Jung Jaehyun?"

"Ah? Kenapa....tiba-tiba.....?"

"Hehe. Tidak tiba-tiba, kok. Aku hanya baru berhasil mengumpulkan keberanian saja. Sudah lama aku memendamnya haha. Kukira bahkan kau sudah curiga."

"Err...yah.... Sebenarnya memang aku sudah menduga...."

"Oh Tuhan! Apa aku semudah itu ditebak?" Kedua tangan terangkat untuk menutupi wajah yang dirasa memerah.

"Well..." Hanya kedikan bahu sebagai respon.

"Jadi.....?"

"Jadi apa?"

"Jadi, jawabanmu apa?"

Menunggu dengan berdebar. Harap-harap cemas.

"Hmmmm..... Aku tidak mengerti kenapa kau menyukaiku. Well, terimakasih sudah menyukaiku. Tapi, aku tidak bisa. Aku....tidak ingin terikat dalam sebuah hubungan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dysfunctional RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang