Pertemuan

18 1 0
                                    

Panas cahaya mentari yang menusuk badan ku menemaniku sepanjang jalan saat aku akan berangkat ke SMK. Bhakti Anindya Tangerang. Yupss... Nama ku adalah Risma Isnaeni, teman - teman sering memanggil ku "Risma" aku adalah siswi yang sangat terkenal akan kejutekannya dan aku sekarang duduk di bangku kelas 10 Jurusan Multimedia. Hari ini kelas ku kedatangan seorang murid baru yang bernama "Muhammad Fadillah Abi Waqosah" rupanya dia adalah pindahan dari Jakarta. Saat ku melihat dia, sikap ku malah tidak suka dengannya. Penampilannya saja sudah begitu acak - acakan, baju dikeluarin nampak seperti anak yang tidak terus, serta gayanya yang songong membuat ku semakin tidak menyukainya.

*bel masuk berbunyi*
Pelajaran pertama di siang ini adalah Matematika, rupanya guru mata pelajaran ini ingin tahu siapa nama anak baru itu, langsung saja ia memanggil anak baru tersebut untuk maju kedepan memperkenalkan dirinya. Saat anak baru itu maju, aku lantas spontan mengucapkan "tuh baju masukin yang bener" entah dia mendengar omongan ku itu atau engga, dan dia pun memasukan bajunya itu.
Kemudian anak baru itu pun memperkenalkan dirinya serta asal dia sekolah dan kenapa pindah ke sini, aku pun tak mendengarkannya. Karena ku pikir itu tidak terlalu penting bagi ku. Setelah iya selesai memperkenalkan dirinya dia pun duduk kembali.

Jihan yang tak lain merupakan teman sebangku ku menyuruh ku untuk meminta nama lengkap dari anak baru itu, yah dengan alasan untuk di rekap ke dalam absen kelas, entah Jihan lupa nama panjangnya dia atau emang ikut engga ngedengerin perkenalan diri dia tadi. Mau tidak mau aku pun terpaksa untuk berdiri dari tempat duduk ku dan menghampirinya, setelah aku mendapatkan nama panjang nya disitu pun aku berdebat kecil dengan Jihan seputar nama sebutannya Fadil di dalam kelas.

"Ini mah namanya Abi tau Ris," ujarnya dengan sok tahu
"Ih bukan, pasti namanya Fadil" saut ku dengan nada yang jutek
"Ih Abi lah, orang yang gampang di panggil itu Abi" ujarnya lagi
"Ih tau lah tanya sendiri aja ke orangnya" *nada jutek*

"Eh.. eh.. itu yang anak baru, enaknya mau dipanggil siapa" dengan lantang Jihan berteriak
"Ha. Hm, Fadil aja Fadil" Ujar Fadil dengan kaget
"Tuh kan gua bilang juga apa Jih, ngeyel sih jadi orang" sambung ku

Setelah perdebatan kecil itu selesai, suasana kelas pun kembali sunyi.
-Nada BBM-
Setelah ku buka BBM ada pesan siaran dari salah satu orang teman dikelas yaitu Dyo, dia ternyata sedang mem-promote PIN BBM Fadil, dan aku pun langsung invite kontaknya (ya, hanya berniatan untuk menambah kontak di BBM saja, tidak lebih).

*dirumah pada malam hari*
Tak lama saat ku tinggal ke dapur, handphone ku tiba tiba bergetar. Saat ku membuat handphone ku tentunya sangat terkejut, sebuah pesan dari Fadil. Aku pun tak menyangka kalau dia bakal merespon invite-an ku tadi siang.

"PING!!!" Pesannya yang seperti itu
" Iya apa?"
"Lu kenal gua gak ?"
"Ya kenal lah, Lu anak baru itu kan?"
"Iya nis"
"Hah nis?" Balas ku yang nampak bingung
"Maksudnya maniss..." *modus*
"Lah? Manis dari mana nya coba?"
"Iya, lu kan hitam manis"
"Dih anjir, baru kenal udah ngemodus lu"
"Biarin aja sih nis"

Entah mengapa yang awalnya aku jutek dan engga suka sama sifatnya lama - lama menjadi semakin dekat. Dan chatan kita pun semakin seru, pembahasan yang tiada abisnya hingga larut malam.

*ke esok kan harinya*
Hari ini mungkin aku tidak akan masuk ke sekolah, dikarenakan aku harus ikut mama ke Jakarta untuk urusan kekeluargaan. Namun apalah daya handphone ku mungkin sudah butut yang apa apa hanya membutuhkan WI-FI saja, dan hanya menunggu waktu saja untuk mati total. Benar kata orang "jangan jutek jutek jadi orang, nanti malah kangen sama orang yang di jutekinnya." Dan nyatanya, benar saja aku merindukan chat-an darinya. Kalau saja handphone ku tidak rusak seperti ini, mungkin aku bisa langsung pasang paket dan berinteraksi dengannya di BBM.
Pagi pun berganti siang bahkan hingga sore, hati ku terus bertanya "kapan sih sampai kerumah". Daaaannn sampai lah di Rumah. Dan benar saja, ternyata dia sudah BBM-in ku beberapa kali. Aku pun langsung membalas pesan darinya. Mungkin dia sudah tidur, soalnya pesan yang ku kirim tidak di balas olehnya.

*Beberapa hari kemudian
Tanpa terasa hubungan yang belum jelas statusnya ini semakin dekat saja layaknya sudah seperti dua orang pacaran. Yups, mungkin hanya saja dari kita berdua malu untuk mengucapkan rasanya masing - masing. Bahkan sampai handphone ku benar - benar mati total dan aku sampai meminjam handphone mama yang hanya cuma bisa SMS-an saja, hanya untuk tetap berinteraksi dengannya.
Hari ini adalah hari pertama Ujian Tengah Semester, tepatnya di lorong sekolah seketika Fadil menarik tangan ku dan mengucapkan sebuah kalimat "Ris, siapa orang yang lu sayang saat ini ?" , dan aku pun menjawab "Orang yang gua sayang? Siapa ya." (Sambil tertawa kecil) aku pun langsung meninggalkan nya dilorong.
Saat bel istirahat berbunyi, Fadil pun kembali menghampiri ku dan bertanya dengan pertanyaan yang sama saat di lorong tadi,

"Ris siapa?" -Fadil
"Siapa apanya sih Fadil ?" -Risma
"Siapa orang yang Lu sayang saat ini ?" -Fadil
"Hmm... siapa ya, coba tanya temen temen gua aja deh. Mereka pasti tau" -Risma
"Dih, serius lah Lu mah bercanda mulu" -Fadil
"Nah, sekarang gua tanya. Siapa orang yang Lu sayang?" -Risma
"Dih Lu mah malah nanya balik" -Fadil
"Yaudah buruan jawab, siapa coba?" -Risma
"Orang yang gua sayang, ya elu lah Risma Isnaeni" -Fadil
"Halahh, boong aja" -Risma
"Ya bener lah masa gua boong sih" -Fadil
"Yaudah kalau gitu, gua juga sama. Sayang sama lu" -Risma
"Dih kok gitu sih" -Fadil
"Lu tau kan? Cinta dan rasa sayang itu bisa datang kapan saja entah dari mana asalnya dan bisa tepat pada siapa orangnya. Dan gua sendiri pun gatau kenapa bisa gitu" -Risma
"Oh gitu Ris" -Fadil

Disitu pun kita tertawa - tawa, dan langsung saja aku mengajaknya untuk selfie bareng, maklum ya aku baru beli handphone lagi (soalnya HP lama udah bener bener engga bisa di service) ini adalah kali pertama kita berdua foto bersama sontak saja semua teman sekelas langsung berteriak cieee, hmm bentar lagi ada yang bakal jadian nih. Kita berdua pun langsung tersipu malu.
bel istirahat berbunyi dua kali pertanda istirahat telah usai. Dan seluruh murid kembali keruangan ujian nya masing masing untuk kembali mengerjakan soal soal ujian.
Dan waktunya pulang segera tiba, bel akhir yang menandakan pulang sudah berbunyi. Saat ku ingin keluar dari ruangan, tiba - tiba Fadil menarik tas ku dengan kencang.

"Duh, apaan sih dil" -Risma
"Udah lu engga usah nengok dulu" (sambil membuka tasku, dan memasukkan sesuatu
"Ish, apaan sih. Lu mau ngerjain gua ya!" -Risma
"Kaga sih, udah tuh. Lu bukanya ntar aja ya dirumah." (menutup kembali tasku, lalu langsung pergi)
"Dasar engga jelas, langsung pergi gitu aja" -Risma

Karena penasaran, akhirnya ku buka saja tas ku, dan ternyata dia memberikan aku sebuah coklat. Lalu teman teman ku menghampiri ku dan mengajak ku untuk pulang.

"Yuk Ris, kita balik" -Nadya
"Ayuk, eh tapi nanti lewat parkiran dulu ya sebentar" -Risma
"Lah mau ngapain dulu emang?" -Hafshoh
"Mau ke Fadil dulu sebentaran doang kok engga lama" -Risma
"Oh,,, Cieeeee" -Hafshoh, Nadya, Jihan
"Haduh.. udah deh yuk" -Risma

Setelah lewat parkiran aku pun berteriak "Fadil, makasih yaaaaa" entah dia mendengarnya atau tidak. Dan aku bersama teman teman yang lain pun pulang menaiki angkot.

Tak terasa sudah dua minggu lebih kita saling kenal dan semakin dekat, hari ini tepatnya tanggal 11 Oktober 2014 teman - teman cowok ku mengajak main dirumah ku bersama teman yang lainnya, lalu kita sepakati waktunya secara bersama - sama. Tapi, semakin mendekati jam 18.00 WIB satu persatu anak - anak cowok nya pada engga bisa datang, dan yang benar - benar bisa datang hanya Fadil, Hafshoh, dan Nadya selebihnya pada omong doang. Seketika Fadil menyuruh Nadya dan Hafshoh untuk masuk kedalam kamar ku sebentar saja, lalu mereka menurutinya. Dan disaat itu dia pun berbicara sesuatu

"Ris?" (Sambil memegang tangan ku)
"Apa si dil?" -Risma
"Gua mau ngomong sesuatu sama lu" -Fadil
"Yaudah ngomong aja, mau ngomong apa?" -Risma
"Gua sebenernya suka sama lu, Gua udah lama nyimpen perasaan ini. Lu mau engga jadi pacar gua? -Fadil
"Lu suka sama gua darimana nya?" -Risma
"Gua suka sama lu, karena lu itu baik sama semua orang sifat lu yang kekanak kanakan itu membuat lu selalu ceria. Lu mau jadi pacar gua?" -Fadil

Seketika disitu ku terdiam, dan lidahku kelu bingung harus berkata apa. Beberapa detik kemudian dengan lantangnya aku pun menjawab "Iya dil, gua mau jadi pacar lu" Lalu kedua teman ku pun keluar dari kamar dan berteriak "Cieee, ehemmm"

Akupun tak menyangka yang awalnya aku sebodo amat dengannya, sekarang aku menyimpan rasa padanya dan yang awalnya hubungan kita hanya sebatas pertemanan, lalu kita menaikan 1 level menjadi lebih dari seorang teman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IssuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang