OS💔 Breathe [I]

846 88 17
                                    

Jihoon menyadari ia tak akan baik-baik saja selama sosok laki-laki dingin yang bernama Kang Daniel masih tertangkap oleh indra penglihatannya.

Bagian terburuknya, laki-laki itu selalu saja membuat hatinya berdebar.

Jihoon membenci situasi saat ini.
Jihoon membenci dirinya yang sudah bertindak berani, juga terlalu percaya diri.

* * * * *

"Jihoon-ah, dia datang." Woojin memberitahu penuh hati-hati.

Jihoon yang sedang asik menikmati menu makan siangnya tiba-tiba berhenti mengunyah, selera makannya menguap.
Jihoon mendelik Woojin kesal, ia menjatuhkan sumpitnya asal dan tak menunggu lama, ia bangkit.

.
Woojin mendesah berat, Ia tahu ini akan terjadi. Tapi ia tak mengira reaksi Jihoon akan seperti ini. Ini terlalu berlebihan, pikirnya.

.
"Jangan."

Woojin segera menahan lengan Jihoon ketika lelaki manis itu hendak beranjak.

Jihoon akan kembali menghindari Laki-laki itu lagi. Woojin sudah merasa cukup memperhatikan, ia akan berbuat sesuatu kali ini.

Woojin membujuk Jihoon untuk kembali duduk. Ia menggelengkan kepalanya kuat. Mencoba membujuk agar Jihoon tidak melarikan diri lagi.
.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, hmm? Kau bukan perempuan. Berhenti menghindarinya, Kau harus bisa menghadapinya, sekarang."

Woojin masih memegang lengan Jihoon. Tetap menahannya untuk pergi.

Jihoon tersenyum sinis, rahangnya kaku.
Apa yang baru saja sahabatnya katakan?
Bagaimana dia bisa berpikir seperti itu?
Demi Tuhan, siapa yang mulai?
Siapa yang menghindari siapa?

"Kau, tahu apa Woojin-ah?"

Jihoon terkekeh kecil, ujung bibirnya tertarik satu.
Ia ingin mengumpat,
Ia ingin meninju Park Woojin di tempat. Tapi tidak untuk sekarang, mungkin nanti.
.

Jihoon melepaskan genggaman tangan Woojin paksa, meliriknya tajam kemudian berlalu cepat.

Ck..
Sahabatnya tidak tahu apa-apa.

..

Disisi lain Woojin bergidik ngeri, Park Jihoon benar-benar.
Ia sadar, ia sudah menyentuh titik sensitif perasaan sahabatnya itu. Ia cukup menyesal. Ia sudah mempertaruhkan hubungan persahabatan mereka yang terjalin sejak sekolah menengah pertama. Sial.

.

Tapi,
Demi Tuhan, Woojin hanya ingin Jihoon, Sahabatnya yang penuh percaya diri itu kembali.
Tidak terus menerus seperti ini.
Ia ingin semuanya kembali baik-baik saja.
Seperti semula.
.

Woojin mendesah berat, mengacak rambutnya frustasi.
Ia melihat di ujung ruangan seseorang melihat kearahnya dengan tatapan datar.
Ia pasti melihat semuanya.

Woojin membalas tatapan laki-laki itu dengan senyum sinis.
Bagaimana bisa kedua orang bodoh itu saling menghindar dan menyakiti dirinya sendiri.

Menyedihkan.

..

..

Jihoon,
Ia sudah tidak peduli tindakannya benar atau salah.

Ia sudah tidak peduli, ia bertindak bodoh atau menyedihkan.

Yang ia pedulikan dari sejak saat itu ialah tentang hatinya, tentang segala perasaan sialannya.

..
Jihoon berfikir,
Ini memang salahnya.

Ia yang jatuh hati pada temannya sendiri.

Ia yang membiarkan rasa itu bertahan lama dan membesar hingga menutup akal sehatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drabble/OS 🚢 NielWink💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang