Kend Scmidt
Cahaya matahari terbit dibalik tirai putih di kamarku. Cahaya itu menerpa wajahku, reflex aku menarik selimutku untuk menutupi wajahku. Berusaha untuk kembali terlelap, tapi itu gagal. Aku mendengar suara teriakan dari balik pintu kamar ini, itu suara mom. Aku membuka pintu dengan malas dan melihat mom telah rapih dengan pakaiannya. Pagi ini ia terlihat cantik, sampai aku tidak merasakan rasa kantuk lagi. Wajahnya yang selalu bercahaya setiap hari membuat ku tak bosan menatap keanggunannya.
"Cepatlah bersiap sayang, ini sudah terlambat!" Tegur mom yang memecahkan lamunanku. Dan aku segera berbalik mempersiapkan diriku.
»»»
Aku telah selesai bersiap dan segera turun untuk sarapan. Tak lupa aku membawa tasku yang berisi tumpukan buku yang menyebalkan itu. Aroma roti bakar menyeruak di indra penciuman ku, dengan semangat aku segera menuju meja makan.
"Pagi!" Sapa ku pada semua keluarga ku yang tengah menunggu ku. "Lama sekali kau, kita sudah terlambat hanya untuk menunggu mu berdandan." Seperti biasa adikku Will, memprotes segala keterlambatanku.
"Kau payah!" Dan selanjutnya sepupu ku, Luke memprotes ku juga.
"Ya, ya baiklah. Kalau kalian terlambat kenapa harus menunggu ku? Kalian kan bisa berangkat dulu." Sahut ku sambil meraih roti bakar buatan mom yang sangat lezat.
"Karna kau supir kami." Celetuk Will sambil terkekeh. Tanpa terasa aku memutar bola mataku padanya. Memang benar setiap pagi aku yang mengantar William dan Luke sekolah. Karena sekolah ku dan sekolah mereka satu arah jadi Dad menyuruhku sekalian mengantar mereka.
»»»
Tepat saat bel tanda masuk berbunyi Mrs. Yolanda datang membawa map dan beberapa kertas, yang aku asumsikan adalah kertas yang berisi lembar jawaban ulangan matematika. Dan aku lupa kalau aku belum belajar apapun semalam. Aku pun menoleh pada Gigi yang duduk di sebelah ku, dan wajahnya juga sama paniknya dengan ku.
"Hei, nyonya Hadid. Bagaimana ini? Aku tidak belajar apapun semalam." Kataku dengan berbisik pada Gigi. "Aku pun begitu Kend, jika saja nilai ku jelek maka. Habislah diriku!" Sahutnya.
"Baiklah, selamat pagi semuanya. Disini saya akan mengumumkan bahwa di kelas kalian saat ini akan ada siswa baru. Silahkan masuk." Aku dan Gigi kali merasa beruntung di selamatkan oleh siswa baru tersebut.
«««
Harry Styles
Sial! Andai saja dad tidak berpindah dinas, aku tidak perlu susah payah untuk pindah sekolah dan bergaul dengan siswa kampungan seperti mereka. Harusnya aku tinggal bersama Sarah di London dan tidak perlu meninggalkan Samantha disana.
Aku berjalan masuk menuju ruang kelas yang saat Mrs. Yolanda memanggilku dan mulai menyuruhku untuk memperkenalkan diriku pada seluruh penghuni kelas ini. Dengan malas, pun aku mulai memperkenalkan diriku pada mereka. Setelah itu, Mrs. Yolanda mulai mempersilahkan aku duduk di sebelah siswa yang memiliki rambut blonde. Cukup unik, sekolah ini membebaskan siswanya mewarnai rambut mereka.
"Aku Niall." Ia mengulurkan tangan nya untuk bersalaman dengan ku. Tentu aku menerima nya, aku juga harus belajar bersosialisasi dengan mereka di sini.
"Harry." Sahut ku.
«««
Niall mengajak ku berkeliling sekolah yang ku bilang ini cukup luas dan ia juga mengajakku untuk makan siang di sebuah cafétaria di sebrang sekolah ini. Niall mengajakku berkumpul dengan kelompoknya dan aku juga mulai tertarik dengan kelompoknya. Cukup unik, ada lima wanita dan empat pria. Mungkin aku bisa ikut dalam kelompok mereka.
"Hai, semua ini Harry. Murid baru dan teman sebangku ku." Niall memperkenalkan ku pada mereka semua dan membuat ku menjadi canggung.
Mereka semua mulai memperkenalkan diri mereka. Mulai dari Zayn, Liam, Louis, Eleanor, Gigi, Barbara, Cara dan Kend. Mereka cukup asyik dan selera humor mereka cukup baik. Yang membuat ku tertarik lebih dalam adalah wanita itu, yang ikut tertawa hanya karna lelucon sampah Louis. Senyumnya membuat ku teringat pada Samantha.
"Oh, Harry jika saja kau tidak datang tadi maka tamat lah riwayat ku dan Kend." Kata Gigi."Ah, ya. Benar, untung saja karna kau datang Mrs. Yolanda tidak jadi memberikan kertas sialan tadi." Lanjut Kend, dengan senyuman khas nya itu yang tertuju pada ku.
Senyuman itu membuat ku teringat akan Samantha yang selalu datang ke flat membawakan ku taco buatannya. Senyuman itu yang ia berikan padanya ketika kami ke karnaval tiap minggunya. Sial! Bagaimana aku bisa move on jika aku terus mengingatnya.
"Dan kau Harry datang lah nanti malam ke pesta ku. Kalian semua juga harus datang." Eleanor mengundangku ke pesta ultahnya yang ke-17. Um— suatu kemajuan aku berteman dengan mereka, mereka mudah berbaur dengan orang baru dan aku menyukai itu.
"Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Van De Tijd
Fanfiction-If I say yes, you say no. -If i say black, you say white. -If I said Love, what would you say?