[2] Pesta Eleanor

32 4 0
                                    

Kend Scmidt

Aku teringat akan pesta Ele yang akan di mulai 3 jam lagi, dan sialnya aku belum mempersiapkan gaun apa pun untuk ku pakai. Aku segera terbangun dari kasur ku dan membuka isi lemari yang cukup penuh dengan gaun-gaun indah. Tetapi aku masih bingung ingin menggunakan yang mana. Aku meraih ponsel yang ku letakkan di atas nakas.

To: Eleanor

Tidak kah ada dress code untuk pesta mu, hah?

Aku malas menunggu jawaban dari Ele dan kembali mencari gaun yang pas untuk ku gunakan malam ini. Ponsel ku bergetar, dan aku asumsikan itu balasan dari Ele.

From: Eleanor

Maaf kan aku kend aku lupa memberitahu mu. Tidak ada dress code untuk pesta ku kali ini. Dan cepat lah bersiap!

Aku ragu memilih gaun ku kali ini, kurasa Bendeus bra berwarna navy dengan rok transparan dan celana pendek longgar berwarna navy ditambah jaket beludru berwarna hitam dan juga sepatu hitam. Well, ini terlihat menarik dan ku putus kan untuk segera mandi.

»»»

Aku sudah sampai di kediaman Calder dan ternyata sudah ramai sekali di sini. Dengan segera aku melangkah masuk dan mencari teman-teman ku. Aku berjalan dengan cepat dan tak kurasa aku menabrak seseorang. Ups! Dewi fortuna sepertinya tidak memihakku kali ini. Sepertinya ia marah karena jusnya tumpah mengenai jasnya itu. 

"Maaf kan aku Harry, aku tak sengaja." Kataku sambil berusaha membereskan kekacauan yang ku buat.

"Ya." Jawabnya dengan ketus lalu berlenggang meninggalkan ku dengan rasa bersalah yang masih membedungku. Aku berjalan ke taman belakang untuk menemui Eleanor dan yang lainnya. Aku melihat di balik bulu mataku mereka sedang bercengkrama di dekat kolam dengan segera aku pun berlenggang menuju mereka.

"Hai!" Sapa ku pada mereka yang saat ini melambaikan tangannya padaku. Dan Gigi berlari padaku seperti ia baru saja bertemu denganku setelah 10 tahun tidak bertemu. Oh, astaga! Keseimbangan Gigi goyah dengan cekatan aku pun segera mendorongnya agar tidak jatuh ke kolam.

Harry Styles

Setelah membersih kan jas ku dari jus yang lengket, aku kembali pada mereka yang berada di taman belakang dan yang saat ini sedang banyak orang yang berkumpul mengelilingi kolam. Aku pun segera berlari menuju kolam dan melihat Kend yang tenggelam di dalam sana. Sial! Bagaimana bisa mereka hanya menonton ini. Dengan cepat aku melepas jas yang kugunakan dan segera masuk ke kolam renang.

Aku membopong Kend menuju pinggir kolam, yang saat ini ia membutuh kan nafas buatan. Tanpa ragu pun aku mentransfer udara melalui mulut ku kepadanya. Ia mulai sadar dan memuntahkan air dari mulutnya. Syukur lah! 

"Syukurlah! Kend maaf kan aku atas kecerobohan ku, kau jadi seperti ini." Pinta Gigi.

"Sudahlah Gi, itu tidak masalah." Kata Kend yang saat ini ia berusaha berdiri dan berjalan menuju Gigi. Kuraih jas yang ku geletakkan di pinggir kolam dan memakaikanya pada Kend.

"Terimakasih." Gumamnya. Eleanor menyuruh ku untuk mengantarnya pulang. Aku tau saat ini Kend kedinginan hingga tubuhnya kedinginan. Aku melepas kemejaku dan segera meraih kaos yang biasa ku simpan di belakang mobil, dan segera  mengenakannya.

"Cepatlah naik."

"Bagaimana dengan mobil ku?"

"Besok kau bisa mengambilnya."

«««

Setelah aku mengantar Kend pulang dan memastikannya baik-baik saja. Aku langsung kembali menuju flat ku yang tidak jauh dari rumah Kend. Entah kenapa aku menilai Kend sebagai gadis yang ceroboh dan itu membuat sudut bibir ku terangkat. Ia sangat unik, lucu dan menggemaskan.

Aku menyempatkan diriku mampir di lestoran China, membeli beberapa makanan untukku dan Des. Sesampainya di rumah, aku melihat Des yang tengah tertidur di ruang kerjanya itu. Sial! Mengapa aku menjadi iba padanya? Aku tak memperdulikan rasa kasian ku padanya. Tapi entah kenapa hati ini menyuruh ku untuk datang menyelimutinya. Dengan ragu, aku meraih selimut yang berada dalam rak dan membukanya lebar-lebar. Ku letakkan selimut itu di tubuh tua rentanya itu.

Aku kembali dengan masakan China yang ku beli tadi dan memakannya di ruang tv. Aku merasakan ponsel ku bergetar dan dengan cepat aku meraihnya.

Wow, Samantha mengirimiku pesan. 

Van De Tijd Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang