Yoongi telah menutup pesan dari Hoseok sekitar 2 setengah jam lalu. Ia masih berkutat dengan handphonenya. Tentu setelah ia bersih-bersih dan sarapan. Sekarang ia sedang bersantai di sofanya. Pikirannya masih saja terisi oleh percakapannya dengan Hoseok.
"Hah... kenapa juga aku bisa terbawa oleh cerita murahan itu?" Gumamnya. Lalu ia membuka Twitter.
"Inikah yang dibicarakan Hoseok tadi? Dia memang sangat cepat mengetahui suatu berita. Sepertinya ia dapat berkomunikasi dengan banyak orang dengan baik. Bahkan dengan burung sekalipun," katanya.
*I don’t give a shit
I don’t give a fuck
Haru subaekbeon ipbeoreutcheoreom...*Handphone Yoongi menunjukkan ada panggilan masuk dari seseorang bernama Kihyun.
"Ya, ada apa, Hyung?" Tanya Yoongi.
"Kau sudah lihat berita hari ini?" Kihyun malah balik bertanya.
"Jika maksudmu kasus orang hilang, tentu sudah. Kau tahu kan, aku mempunyai banyak sumber berita?" Jawab Yoongi.
"Ah, ya, Jung Hoseok. Bagaimana kabarnya? Sudah dua bulan aku belum bertemunya," kata Kihyun.
"Oh, seperti biasa, bawel. Dia baru saja bekerja di penitipan anak," kata Yoongi.
"Benarkah? Itu bagus. Aku suka anak-anak," kata Kihyun.
"Oh, ya? Aku tidak peduli," sahut Yoongi.
"Oh ayolah, tuan cuek. Kau pernah menjadi seperti mereka. Kecuali kau jatuh dari langit seperti superman dengan keadaan sudah dewasa. Bahkan aku ingat kau menangis saat terjatuh dari ayunan," timpal Kihyun.
"Diamlah atau kuhancurkan speaker kesayanganmu!" Kata Yoongi.
"Whoa... santailah, kau memang monster hahaha," kata Kihyun.
"HEY, KAU..."
*tut tut tut...*
Telepon dimatikan oleh Kihyun. Kihyun adalah teman Yoongi saat di SD. Tetapi saat kelulusan, Kihyun pindah ke luar kota dan kembali setahun lalu.
"Hah... sebaiknya aku pergi keluar. Sepertinya aku butuh sedikit pencerahan," keluhnya.
Yoongi pergi berjalan ke sebuah kedai yang sering ia kunjungi saat waktu senggang. Sudah kebiasaannya berpakaian santai seperti kaos dan celana pendek saat ke kedai tersebut.
"Paman, aku pesan seperti biasa ya," kata Yoongi.
"Oh, Yoongi, selamat datang! Baiklah, tunggu sebentar ya," sambut seorang kakek yang lumayan tua, ia adalah pemilik kedai.
Sepuluh menit kemudian, pesanannya datang. Semangkuk ramyun pedas lengkap dengan berbagai isian seperti sawi, telur rebus, shitake, dan ekstra daging. Minumnya hanya air mineral, seperti yang biasa ia pesan.
"Selamat menikmati," kata paman pemilik kedai yang langsung kembali ke tempatnya.
"Terima kasih," balas Yoongi.
'Berita terkini, hari ini dilaporkan satu orang hilang bernama Park Jimin. Dengan begitu, jumlah tiga orang. Menurut kerabat, tidak ada hal mencurigakan darinya...'
"Wah... orang hilang lagi ya? Sangat disayangkan. Mereka semua masih muda. Kau sebaiknya berhati-hati. Sepertinya tidak baik pemuda sepertimu sendirian, carilah pendamping hidup, hahaha. Banyak pelanggan wanita yang melihatmu lalu bertanya tentangmu. Mereka bilang kau manis dan tampan," kata paman pemilik kedai sambil mengelap beberapa peralatan makan.
"Apa paman memberi tahukan identitasku kepada psikopat itu?" Tanya Yoongi.
"Tentu tidak. Aku hanya bilang kembali saja sewaktu-waktu, aku mengatakan juga kau sering kemari. Tidakkah kau mendengar para wanita berbisik saat melihatmu makan?" Kata paman pemilik kedai.
"Tidak. Hah... entahlah paman, belum ada perempuan yang membuatku tertarik," balas Yoongi.
"Hei, kau hanya harus lebih perhatian terhadap sekelilingmu. Jangan hanya memikirkan hidupmu sendiri. Jika kau memiliki relasi dengan siapapun, cobalah berbaur. Rasakan perasaan mereka," kata paman pemilik kedai.
Yoongi terdiam. Bukan karena ia tidak suka dinasehati oleh orang lain, dan bukan karena ia berpikir paman pemilik kedai juga lancang dengannya. Sudah sering ia berbicara dengannya, sampai beberapa kali mereka bermain baduk bersama. Tapi ada yang mengganggunya dalam hal lain. Lalu ia menarik napas panjang.
"Aku pikir kasus ini sedikit tidak masuk akal," kata Yoongi.
"Apa maksudmu?" Tanya pemilik kedai.
"Mereka, orang-orang hilang itu, hilang setelah bermain game online. Mereka seperti tersedot ke dalamnya," jelas Yoongi.
"Hah? HAHAHA! Maaf, tapi apa kau percaya hal semacam itu?" Tanya paman pemilik kedai lagi.
"Tentu tidak! Mungkin saja mereka mengalami hal yang tidak baik hanya saja tidak diketahui orang-orang di dekatnya atau memutuskan kabur? Itu bisa saja," bantah Yoongi.
"Hahaha, tapi aku dengar ada permainan yang memang bisa membajak handphonemu," kata paman pemilik kedai.
"Ayolah paman, bisakah bicarakan hal lain saja? Aku ingin menikmati ramyun ini dengan gembira!" Kesal Yoongi.
"Hahaha, baiklah. Silahkan nikmati hidangannya, pemuda yang ingin bahagia," canda paman pemilik kedai.
Yoongi kembali ke rumahnya setelah mampir ke minimarket untuk membeli beberapa makanan.
"Ah... hari yang membosankan. Liburan macam apa ini? Bahkan aku tidak memiliki rencana," keluhnya sesaat setelah menjatuhkan dirinya ke sofa.
Setelah beberapa menit berpikir, Yoongi bangkit dan membuka laptop yang berada di meja di depannya. Langsung saja ia membuka toko aplikasi. Ia sedang mencari game yang baru.
"Hm? 'Outcast'?" Yoongi membaca rekomendasi teratas. Game dengan rating 5/5 pastilah sangat langka dan membuat siapapun tertarik. Ia membaca deskripsinya.
"Hm... aku tahu game ini akan berakhir seperti apa. Tapi reviewnya bagus. Tidak ada salahnya bermain sebentar, terutama dengan Hoseok," gumam Yoongi. Langsung saja ia mengunduhnya.
"Cukup lama juga. Aku tidak mengira akan seperti ini," katanya. Game tersebut memerlukan waktu 45 menit untuk diunduh. Sambil menunggu, ia melakukan beberapa kegiatan di handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Outcast!
FanfictionBased on BTS Outcast chat fanfiction BTS Outcast original by twt @ flirtaus BTS Outcast bentuk narasi+chat Update secepatnya