Tangga ke Surga

11 0 0
                                    

"Bunda, ayah tidak pulang ya?? "

Pertanyaan anakku saat aku mulai menarik selimutnya dan menjauhkan boneka beruang kesukaannya dari tempat tidurnya. Sambil beranjak mendekat, kubelai kepala mungilnya dengan lembut..

" iya, ayah sekarang sedang di surga nak, tempatnya jauuuuh sekali disana, makanya ia tidak bisa pulang untuk bertemu kita sekarang".. kujelaskan sambil menunjuk ke atas. Kulihat bola matanya mengikuti arah jari telunjukku, seperti mencoba membenarkan apa yang aku jelaskan.

" kalo jauh, bisa gak kita aja yang kesana bunda??"sambil membetulkan posisi tidurnya dan menggeser posisi bantalnya, ia bertanya lagi.

Terus terang sebuah pertanyaan mengejutkan untuk anak usia 6 tahun seperti Salman. Di balik polosnya, tentu saja banyak sekali pertanyaan yang memang kadang kala aku sendiri menjadi terkejut dibuatnya. Namun tentu saja, aku harus siap, bisa jadi aku pun dulu menempatkan orangtuaku seperti ini bukan??

" iya Salman, kita bisa kok kesana, mau tau gak caranya??" dengan sedikit merendah, kukecilkan suaraku sambil mendekatkan mulutku ke telinganya. Ia mengangguk angguk, seperti anak yang kecil yang berharap sekali diberi permen lollipop kesukaannya.

"Tau nggak, kalo mau ke tempat ayah berada, kita harus melewati tangga yang sangat sangat panjang, nah tangga itu dibangun dari batu bata- batu bata yang tercipta dari seberapa banyak doa dan bacaan alquran kita lakukan, jadi kalo Salman mau menyusul ayah artinya Salman harus banyak berdoa dan mengaji Alquran." Kujelaskan jawabanku dengan intonasi yang pelan sambil kugerak gerakkan jari telunjuk dan tengahku membentuk gerakan orang melangkah. Ia mengangguk angguk seolah sedang mencerna apa yang aku jelaskan ini.

" baik bunda, jadi kalo aku mau ketemu ayah, aku harus banyak berdoa dan mengaji ya??" sambil mengggosok gosok matanya ia berucap lagi, sudah ngantuk tampaknya.

" iya sayang, mulai besok banyak berdoa dan mengaji ya, biar batu batanya bisa banyak untuk membentuk tangga sehingga kita bisa cepat sampai ketemu ayah ya. Nah sekarang tidur dulu, baca doa sebelum tidur ya jangan lupa"... Tanpa penolakan lagi, ia seperti sudah tidak kuat lagi menahan kantuknya, segera kutarik selimutnya, kumatikan lampu kamar tidurnya, dan kutinggalkan kamarnya dalam keadaan remang remang. Hanya lampu tidur yang menjadi pencahayaannya..

Hufftt.. Anak ini, pertanyaannya terkadang seperti menempatkanku dalam sudut kotak sempit yang kaburnya aku tak tahu bisa kemana. Dalam hati aku kagum, dirimu mirip sekali ayahmu nak. Sekilas terbayang wajah ayahmu, lelaki yang menjadi imamku, yang padanya kusandarkan surge dan nerakaku, yang aku yakin cintaku adalah pelabuhan terakhir yang ia tuju. Dan itu beberapa bulan yang lalu, sebelum engkau dipanggil yang Kuasa, sebuah kecelakaan di tempat kerja merenggut nyawamu, dan segalanya mimpi indah yang akan kita bangun bersama menjadi buyar bersamanya. Aku ingat saat itu, aku menangisi dirimu sejadi jadinya, kalau saja ibuku tidak mencoba menenangkanku, entah apa jadinya aku saat itu. Aku hidup dalam ketakutan luar biasa, tanpamu. Seperti kekosongan yang menjelma menjadi hantu yang memelukku saat kelam.

Dan sekarang, aku meneruskan perjalanan hidup ini hanya bersama buah hati kita, Salman. Umurnya 6 tahun sekarang, dan dia sudah yatim. Sebelum ayahnya Salman wafat, kehidupanku berkutat pada pekerjaan rumah tangga, sebuah kemuliaan luar biasa. Aku tidak tertarik untuk bekerja di luar, seperti wanita kebanyakan, meski aku tahu penghasilan suamiku tidak terlalu besar, tapi setidaknya cukup. Aku menuruti apa yang suamiku minta, agar aku focus mengurus Salman. Itu suatu sore, saat aku berbincang dengannya tentang betapa semakin lama biaya hidup meningkat dan penghasilan keluarga kami tidak berbanding lurus, kalau tidak mau dibilang bertolak belakang. Tapi titahnya adalah sabda bagiku, bukankah surga akan menjadi milikku jika aku bisa mentaati perintah suami, kecuali atas alasan yang menentang keyakinan agamaku, itu kalimat yang pernah aku dengar saat pengajian ibu ibu di komplek rumahku. Dan aku setuju untuk itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tangga ke SurgaWhere stories live. Discover now