Dendam Terbalas

308 5 3
                                    

Kuni Michita, gadis berusia 17 tahun yang hidup tanpa belaian kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia diberi nama Kuni Michita yang berasal dari bahasa jepang  Kurushimi Ni Michita Jinsei, dalam bahasa Indonesia artinya hidup yang penuh dengan penderitaan. Sungguh nama yang amat sangat buruk didengar. Ayahnya yang kejam tak ingin memiliki anak yang buruk seperti Chita, ayahnya mengharapkan hidupnya penuh penderitaan.  Chita tidak pernah mengenyam bangku . Dia dilahirkan dari hasil hubungan gelap anatara Ibu dengan majikan yang sekaligus menjadi ayahnya itu. Nama ayahnya adalah Masahiro Higaside, dia asli orang jepang yang membuka usaha di Indonesia. Laki-laki berusia kurang lebih 35 tahun adalah pemilik toko kendaraan yang ada di Jakarta Pusat, dan Ibunya yang bernama Dewi Novitasari keturunan orang jawa adalah karyawan di tokonya.
Awalnya Ibunya, Dewi dulu bekerja di toko kendaraan milik Higa. Padaa saat itu usianya 23 tahun. Kejadian bermula saat Dewi belum pulang dari tokonya sampai larut malam. Saat itu hanya ada Hige, bos dari toko itu dan dirinya. Saat itu Hige yang berusia 30 tahunan masih ditinggal kerja istrinya keluar kota. Hige tergoga imannya karena sudah hampir 1 bulan tak mendapat nafkah birahi dari istrinya. Dia memanfaatkan momen itu untuk menodai Dewi  Hige yang kejam itu memperkosa Dewi hingga hamil. Karena takut Dewi akan melapor polisi yang akan mencoreeng nama baiknya, akhirnya dia menangkap Dewi yang saat itu masih mengandung 7 bulan ke gudang di belakang rumahnya.
Dia mengurung Dewi hingga dia melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Kuni Michita oleh ayahnya. Anaknya mempunpunyai panggilan Chita. Chita memiliki raut wajah yang sama dengan ayahnya. Chita hidup bersama Ibunya sampai dia berusia 6 tahun, mereka hidup tanpa seorang ayah sebagai kepala keluarga. Namun, dengan jahatnya, ayahnya mengurung mereka selama 6 tahun dalam gudang yang artinya Chita dilahirkan dan dibesarkan di gudang yang kumuh, kotor dan tak layak huni. Ayahnya mengurung mereka dengan tujuan agar tidak ada yang tahu dengan adanya keluarga gelap dari Pak Hige itu. Dia takut ketahuan keluarganya. Selama 6 tahun lamanya Chita hidup dalam gudang bersama ibunya yang sakit-sakitan. Tak diketahui apa penyakitnya, Chita kecil merasa khawatir dan segera melapor pada ayahnya. Kemudian dengan diam-diam, ayahnya membawa Ibunya ke rumah sakit tanpa sepengetahuan istri aslinya. Ibunya di diagnosa dokter kandungan menderita kanker serviks stadium 4.  Karena Chita masih kecil, dia tak tahu apa-apa tentang itu. Saat pulang dari rumah sakit, dia kepergok sedang memasukan Ibunya Chita ke gudang oleh istri aslinya. Mengetahui hal tersebut istri aslinya marah besar dan tak mau tinggal serumah lagi. Ayahnya menyalahkan ibunya Chita.
Karena sudah tak tahan dengan keberadaan Dewi, Hige merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan keluarga gelapnya tersebut. Suatu malam yang sunyi, disaat Chita sedang menyuapi ibunya makan sepiring nasi dengan tempe, tiba-tiba pintu digedor-gedor oleh seseorang dari luar. Ibunya yang masih pucat menyuruh gadis berambut panjang itu untuk membukakan pintu.
Disaat tangan kecilnya membuka pintu, Chita langsung berkucuran keringat dingin, bagaimana tidak, yang datang pada saat itu adalah ayahnya uang berpakaian serba hitam dengan tangan kanan memegang kampak besar yang menakutkan. Tanpa aba-aba, ayahnya langsung membekap Chita kecil dengan sehelai kain putih. Chita melihat sesuatu yang mengerikan. Dirinyaa dibekap, tangan dan kaki diikat dengan tali sangat kencang hingga membuat pergelangannya membiru. Chita tak bisa bergerak sama sekali. Dalam keadaan terduduk, dia mengahadap ke arah pintu. Disana Chita menyaksikan satu-satunya malaikat miliknya dibunuh oleh Bajingan . Dia melihat ibunya tak berdaya, sebelum nyawanya meregang, dia diperkosa, disiksa dengan ditendang, dipukul dan dibanting. Chita kecil hanya bisa diam membisu karena lemas tak berdaya melihat orang yang disayangi akan meregang nyawa.
Setelah puas menyiksa Dewi, kini Hige langsung menyayatkan kampak ke arah leher Dewi, seketika darah mengucur deras bagai air terjun menyebar keseluruh ruangn membasahi baju putih bersih milik Chita. Karena takut bangkai Dewi akan tercium, akhirnya Hige memutilasi tubuhnya layaknya daging sapi dihadapan anaknya kemudian dibuang entah kemana. Chita terduduk lemas melihat tubuh ibunya dipotong-potong, tak tau berbuat apa tiba-tiba Chita pingsan.
Chita terbangun dengan keadaan gudang sudah bersih dan bajunya juga sudah diganti. Dia menemukan dirinya dalam kedaan tertidur diatas lembaran kardus. Namun, setelah bangun Chita merasakan pusing yang teramat sangat, rasa ingin muntah mengingat kejadian itu. Jiwa Psikopat pun datang pada dirinya. Dia masih hidup didalam gudang sendirian selama kurang lebih 2 tahun. Hari-harinya dia lewati dengan penderitaan. Diusianya yang masih kecil, dia sudah berani merencanakan pembunuhan terhadap ayahnya. Dia merencanakan sebuah pembunuhan untuk membalaskan dendamnya.
Karena usianya sudah hampir 10 tahun, ayahnya membiarkan dirinya keluar gudang untuk mnjadi seorang pembantu. Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh ayahnya dengan cara memasukan racun dalam msakannya. Saat dihidangkan, salah satu keluarganya yang pandai dalam hal kimia, mencium bau tak normal dari dalam makanan. Kemudian setelah diselidiki ternyata makanannya mengandung racun tikus. Yang membuat makanan itu adalah Chita, otomatis dia yang dituduh akan membunuh ayah sekaligus majikannya itu. Maklum, dia masih kecil dan tak tau apa-apa.
Karena mulai kesal dengan perilaku Chita, akhirnya disaat dia berusia 10 tahun, dia dibuang ke panti asuhan di daerah jakarta selatan. Di panti asuhan, dia tak memiliki banyak teman, hanya Dera yang mau menjadi temannya. Saat dia berusia 13 tahun, Chita dan gadis keturunan jawa bernama Dera Wijayanti, kabur dari panti asuhan dan memilih hidup sebagai PSK. Walaupun usianya masih belia, dia nekat bekerja seperti itu demi untuk bertahan hidup. Mungkin karena nama adalah doa, kini yang dialami Chita memang benar adanya sama seperti arti dari nama yang buruk itu.
Chita, gadis jepang yang dulu hidup menderita sekarang telah tumbuh menjadi remaja cantik dan berubah 180 derajat. Chita terpaksa bekerja sebagai PSK  karena dia tidak mau hidup susah. Dengan pekerjaan ini, Chita dapat mengumpulkan uang banyak dan hidup mewah tapi sebagai  PSK. Hari-hari dia lewati sebagai wanita panggilan. Banyak para pejabat tinggi yang menggunakan layanannya. Bagaimana tidak, dengan tubuh dan wajah yang menawan bak orang jepang dia dapat dengan mudah memperoleh pelanggan. Dia adalah gadis keturunan jepang yang cantik.
Dengan pekerjaan yang hina itu , kini dia dapat membeli apapun yang dia mau. Dia dapat membeli apertemen, mobil, kosmetik mahal, tas puluhan juta, sepatu dengan harga jutaan, dan baju-baju berkelas yang mahal pula. Dia selalu berterimakasih pada sahabat kecilnya, Dera. Hanya dia satu-satunya yang mau menjadi temannya. Suka duka dia lewati bersama Dera. Dia hidup bersama dengan Dera dalam apertemen yang sama di daerah Jakarta Pusat. Dera, keturunan asli orang jawa yang kini berusia 21 tahun, dititpkan di panti asuhan karena ayahnya telah membunuh ibunya hanya karena persoalan sepele, yaitu karena tak membuatkan makan siang karena terbelit masalah ekonomi, tak mempunyai uang untuk membeli beras. Akhirya Dera dititipkan ke panti asuhan karena tak ada kerabat satupun yang mau merawatnya sebab ayahnya telah dipenjara karena telah membunuh malaikat tak bersayap yang telah melahirkan Dera. Dia memeiliki masalah yang sama dengan Chita. Kini Dera dapat hidup dengan bebaas tanpa siksaan dari ayahnya.
Chita dan Dera memiliki pekerjaan yang sama yaitu sebagai PSK. Sudah 4 tahun lamanya mereka berdua bekerja sebagai wanita panggilan. Mereka sudah terbiasa dengan laki-laki yang bebas keluar masuk dari apertemennya. Saat itu Chita mendapati panggilan dari pria jepang, pria itu sedang stress berat dan sangat mabuk. Pria tersebut mengingatkan Chita dengan ayahnya, namanya pun hampir sama, Masahiro Fujioka. Dia adalah pemilik caffe terkenal di jakarta selatan, dia memiliki segalanya, kaya, tampan dan gagah sehingga membuat Chita klepek-klepek tak memikirkan masalalunya. Karena Fuji juga menyukainya akhirnya mereka berdua saling mengenal dan menjalin hubungan. Setelah sudah merasa cocok satu sama lain, akhirnya mereka berdua jadian. Karena Chita sudah sangat mencintai prianya , akhirnya dia memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai wanita panggilan. Setelah menjadi wanitanya Fuji, hidupnya berubah menjadi lebih berwarna. Sekarang ada yang memeperhatikan dirinya, menyayanginya, mengingatkan dia untuk makan dan yang sudah melarangnya untuk bekerja sebagai wanita panggilan.
Setelah kurang lebih 2 bulan Chita berhenti dari pekerjaannya, tiba-tiba Fuji ingin mengenalkan Chita ke orangtuanya.
“Chita, aku ingin mengenalkanmu pada ayah dan ibuku, apakah kamu mau?”
Mendengar pertanyaan itu Chita menjawab “Hm, tolong jangan saat ini, aku masih belum siap mendengar perkataan orangtuamu tentang pekerjaanku, tolong mengertilah”
Karena tak mau memaksa Chita, akhirnya Fuji mengurungkan niatnya.
Sepulang kerja, walaupun sudah larut malam pria berusia 24 tahun itu selalu datang ke apertemennya Chita. Dia selalu membawakan makanan untuk Chita karena Fuji tau sekarang Chita sudah tidak bekerja karena dia sudah bertaubat dan ingin menjadi istrinya.
“Tingtong!”
Terdengar suara bel pintu dari apertemennya Chita, namun hanya ada Dera disana, karena penasaran dia mengintipnya lewat lubang kecil yang ada dipintunya. Terlihat disana ada laki-laki tampan dengan kaos hitam dan celana jeansnya yang membalut kaki kekarnya disertai dengan senyum manis dibibir, dengan gigi gingsulnya yang menambah kesan handsome padanya. Ya, yang datang adalah Fuji, namun pada saat itu yang ada diapertemennya hanya Dera. Karena dikira mau langganan, dia segera membukakan pintu untuk dirinya.
“selamat malam ganteng”
“ Selamat malam mba”
Karena masih terpesona dengan tampannya Fuji, Dera tak bergerak sama sekali karena tak pernah melihat laki-laki seperti itu diapertemennya. Fuji selalu datang ke Chita disaat Dera tak diapertemnnya.
“ Maaf mba, Chita nya ada?” tanyanya, “ Eh, Chitanya masih pergi ke Ind***ret, silakan masuk” jawabnya.
Tanpa ragu Fuji langsung masuk dan duduk disofa putih besar yang empuk. Hanya ada mereka berdua diruangan itu, rasa canggung dan grogi menjalar keseluruh tubuh Fuji karena baru pertama kali dia bertamu ke apertemennya Chita namun yang menerimanya adalah orang lain. Setelah beberapa menit membeku bagai es batu, akhirnya Fuji memberanikan diri untuk memulai obrolannya dengan mba Dera. Fuji tergoda imannya dengan tubuh Dera yang saat itu hanya berbalut kaos putih dan celana pendek, namun dia masih bisa menahannya. Dera yang saat itu lidahnya kelu pun cair dalam suasana obrolan hangat dengan Fuji. Mereka mengobrol tentang diri mereka masing-masing hingga akhirnya Dera bertanya sesuatu pada Fuji.
“ Eh, anu. Aku mau tanya, kamu langganan lamanya Chita ya? Mending gak usah langganan lagi sama Chita, katanya dia udah tobat, gak mau gituan lagi. Mendingan sama aku aja mas” tanyanya.
Fuji menampakan wajah yang kebingungan. Dia bertanya-tanya dalam benaknya, apakah Chita tak pernah bercerita pada sahabatnya bahwa dirinya sudah memiliki pacar. Sekarang dia hanya memandangi wanita bebaju putih polos dengan celana hot pantsnya.
“ Maaf mba, apakah Chita gak pernah cerita tentang saya? Saya itu pcarnya Chita, dia tobat juga gara-gara saya, karena dia pingin jadi istri saya” jawabnya.
Mendengar jawaban darinya sontak dia langsung kaget tak percaya karena dia pikir Fuji adalah pelanggan dari Chita, dan dia juga sudah menaruh hati padanya. Dia sudah terlanjur jatuh cinta sama Fuji walaupun baru pertama kali bertemu. Fuji memancarkan aura yang membuat wanita manapun meleleh oleh karenanya.
Jam menunjukan pukul 21.25, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Dibukalah pintu itu, terlihat seorang wanita dengan kaos panjang merah oblong plus  trening hitam dengan rambut terurai sebahu dengan wajah bantalnya membawakan seplastik makanan ringan untuk ngemil nonton drakor bersama Dera. Masih dengan kantung plastik penuh makanan ringan, Chita berjalan menuju ke ruang tamu dimana disana ada Dera dan Fuji berada tanpa salam. Dan tanpa dia ketahui, ada Fuji disana berduaan dengan Dera yang sedikit membuatnya kesal.
Dilihatnya lelaki pujaan hati duduk berduaan dengan sahabatnya, tiba-tiba Chita merasakan sesuatu yang membara didalam hatinya yang menyebabkan wajahnya memerah dan dibanjiri keringat dingin. Bagaimana tidak, pujaannya duduk dengan sahabatnya dengan posisi yang tidak normal, sahabatnya tidur dipangkuan kekasihnya. Melihat kekasihnya pulang sontak membuat Dera dan Fuji kaget bukan main, karena mereka sedang terbawa suasana. Tau kelinci madunya marah melihat dirinya berdua dengan wanita lain. Fuji langsung berdiri mengejar Chita pergi keluar apertemen. Chita langsung lari menuju ke lift disusul dengan Fuji yang lari terbirit-birit. Chita mencoba menahan tangis didalam lift seraya menekan-nekan tombol lift namun apadaya, Fuji dapat menangkapnya.
“Chita, dengerin aku dulu. Aku gak bermaksud nglakuin itu sumpah”
“hiks, udah kaga usah bohong, aku liat sendiri kok. Mending kamu gak usah kesini lagi!”
“Chit, dengerin aku dulu”
“Apa? Kenapa kamu kesini gak ngasih kabar hah? Aku kan udah kasih tau kamu kalo mba Dera itu orangnya kaya gitu, aku tuh gak mau kehilangan kamu. Hiks,”
Mendengar perkataan Chita yang bergetar karena menangis membuat Fuji membeku karena baru kali ini dia merasakan besarnya cinta Chita terhadap dirinya. Chita hanya menangis didalam lift dengan dilihati Fuji yang terpaku diam tak bisa apa-apa yang kemudian mendekap tubunya Chita dan mengelus rambut hitam ikalnya,  karena merasa bersalah telah mempermainkan perasaan Chita.
“Beneran Chit, aku gak bermaksud...”
Belum selesai bicara, tiba-tiba lift terbuka dan Chita langsung lari keluar gedung dan membaur dengan orang-orang disekitarnya yang membuat Fuji  kesulitan mencari kekasihnya itu. Fuji menyesal telah melakukannya. Dia keluar gedung berlari kesana kemari mencari Chita, namun hasilnya nihil.
Sadar bahwa dirinya adalah sahabatnya Chita, Dera memutuskan untuk pindah ke apertemen lain karena dia tak ingin melukai hati sahabatnya itu. Dia sudah minta maaf dan berjanji tidak akan melakukan hal yang sama kepada sahabatnya itu. Dia juga sudah memutuskan untuk tinggal di apertemen bekas milik kakaknya yang sudah tak digunakan tak jauh dari apertemen Chita. Dera berharaap Chita dapat hidup tenang tanpa gangguan darinya. Dia juga berharap Chita dapat berubah menjadi baik dan tidak menjadi seperti dirinya yang hina ini.
Tanpa sepengetahuan Chita, Dera langsung mengemasi barangnya untuk siap-siap pindah. Karena tak ingin membangunkan tidurnya, Dera hanya meninggalkan sepucuk surat permintaan maaf dari Dera .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam TerbalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang