Seulgi ikut masuk nemenin Jennie minta tanda tangan buat revisian skripsinya ke Pak Chanyeol. Ini udah hampir siang, tapi pak Chanyeol tetep aja fresh dan Wangi pakek banget. Setiap Chanyeol ngomong Jennie cuma bisa terengah gak bisa kedip, Seulgi yang di samping Jennie selalu nyenggol sahabatnya itu, biar gak kelihatan bego.
"Jen," bisik Seulgi nyadarin Jennie.
Jennie langsung nengok ke Seulgi dengan raut kesel. Seulgi cuma bisa ngasih instruksi ke Jennie buat serius dengerin pak Chanyeol yang sekarang mau pinjam pulpen.
"Saya pinjem pulpen. Pulpen saya ketinggalan di mobil."
Jennie langsung buka tasnya, berusaha nemuin keajaiban karena dia gak pernah bawa pulpen.
"Saya mau pulpen yang mahal loh ya." kata pak Chanyeol buat Jennie makin panik. Jennie aja gak bawa pulpen apa lagi pulpen mahal.
"Seul, pinjem dong." bisik Jennie.
"Gue gak punya yang mahal, adanya yang dua ribuan." kata Seulgi ngeluarin pulpennya.
"Ekhem, maaf pak adanya yang seperti ini." Jennie naruh pulpen itu di depan Chanyeol.
"Kalau ttd saya jelek karena pulpen ini, saya gak mau tanda tangan lagi loh."Jennie cuma melongo, ternyata pak chanyeol jahat cuma sebagai pencintraan di depan mahasiswa-mahasiswanya, aslinya ternyata receh juga.
"Sudah." kata Pak Chanyeol naruh bulpen dan draft skripsi Jennie di meja. "Selamat atas kelulusannya, dan semoga mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan ya." lanjut pak Chanyeol. Seulgi melebarkan matanya gak terima, jelas gak terima. Dia sebagai mahasiswa bimbingannya malah gak dikasih ucapan semanis itu.
"Loh pak, kok saya gak di kasih ucapan kayak gitu?" tanya Seulgi heran.
"Emang kamu sidang kemarin lulus?" tanya Pak Chanyeol ganti natap Seulgi.
"Lah, saya kan udah revisi dan dapet ttd bapak juga." jawab Seulgi mulai panik.
"Padahal kalau gak lulus kan enak. Bisa ketemu saya terus!" Ketawa garing mereka berdua, bukan cuma receh pak chanyeol juga kardus abis.
***
Jaebum coba hubungi Mark di kantin kampus, gak tahu gimana caranya Mark harus dateng ke kampus ikut bimbingan hari ini. Jaebum udah coba ngirim pesan lewat watsap, tapi belum dibaca dan kayaknya dia lagi gak aktif. Jaebum sempet mikir buat nyusul Mark tapi dia udah janjian sama Seulgi di kantin itu.
Jaebum nengok kanan kiri nyari keberadaan Seulgi yang gak juga datang. hingga tiba-tiba Seulgi berdiri di depannya sambil senyum cantik. "Hayo nungguin siapa?" tanya Seulgi nahan senyum.
"Ya kamulah." Jawab Jaebum juga senyum malu.
"Eh sekarang bukan lo-gue kak?" tanya Seulgi natap Jaebum.
"Maunya gimana?" tawar Jaebum dengan nada menggoda.
"Hahaha, aku duduk ya kak." Seulgi duduk didepan Jaebum.
"katanya sama Jennie? kemana dia?"
"Tanyain dulu atuh, mau minum atau makan apa?" kata Seulgi ngambil buku pesan di depan dia.
Jaebum senyum, trus ngambil buku pesan menu dari tangan Seulgi. "Iya sini gue yang nulis. Gue juga belum pesen kok." Jaebum mulai nulis menu yang mau dia pesen. "kamu mau pesen apa?" tanya Jaebum mindah tatapannya dari buku pesen ke gadis yang lagi nopang dagu ngeliatin dia.
"kenapa Seul?" tanya Jaebum heran.
"Takdir itu lucu ya kak, yang dicari muter-muter ternyata lagi ada di depan mata." jawab Seulgi gak ngelepas tatapannya dari Jaebum.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Hero, may be! || ᴶᵃᵉᴳⁱ [END]
FanfictionJANGAN LUPA VOTE, DILARANG PLAGIAT HAPPY READING Cerita ini spin off dari ff "let's be friends" "Gue bersumpah, yang nemuin berkas-berkas skripsi gue, kalau cewek gue beliin es krim plus gue jadiin Putri semalam, kalau cowok gue beliin emmm tahu bu...