"Aku penasaran kemana perginya orang-orang," ucap gadis itu lirih akhirnya setelah sejak tadi hanya melamun, bertanya-tanya dalam hati akan sesuatu yang tampak tidak biasa di pagi itu.
Gadis di sebelahnya, yang tadinya sedang asyik berkutat dengan bukunya, menoleh. "Siapa yang kau maksud dengan 'orang-orang', Joy?" tanyanya.
"Orang-orang," ucap Joy lagi. "Seperti Irene, Suho, Yeri, Wendy, Sehun, Baekhyun, Kyungsoo dan mantan pacarmu, Chanyeol," tambahnya sambil menunjuk kursi-kursi di kelas tempat orang-orang yang ia sebutkan itu ㅡkursi-kursi kosong.
Lawan bicaranya memutar bola mata. "Aku tahu sebenarnya kau hanya ingin tahu Kai berada di mana saat ini," ujarnya.
Joy mendengus. "Seulgi, aku sudah putus dengan Kai," katanya dengan mulut terkerucut.
Seulgi membulatkan matanya. "Kau serius? Kenapa? Sejak kapan? Kau baru saja berpacaran dengannya," tanyanya bertubi-tubi.
Helaan napas pelan mencelos keluar dari hidung Joy. "Aku tidak tahan dengannya. Kau tahu, ia terus memaksaku untuk melakukan 'itu' bersamanya," bisiknya.
Seulgi terkekeh pelan. "Semua orang tahu tentang itu, Joy,"
Joy mendengus, membenarkan perkataan Seulgi. Raut wajahnya kemudian berubah serius, terlebih lagi setelah ia mengingat sesuatu.
"Hei, apa ada tugas untuk hari ini?" tanyanya tiba-tiba.
Seulgi menjawabnya dengan gelengan kepala dan itu membuat Joy mengetuk-ketuk dagunya heran. "Well, itu aneh," gumamnya.
"Apanya yang aneh dengan tidak ada tugas?" tanya Seulgi bingung.
Kini Joy yang menggelengkan kepala. "Aku membicarakan soal Oh Sehun," jawabnya.
Seulgi mengangkat alisnya, menunggu temannya itu untuk melanjutkan ceritanya.
"Kau tahu, Sehun tidak akan pergi ke rumah kita atau yang lainnya kalau bukan karena tugas sekolah. Tapi kemarin malam aku melihat mobilnya di depan rumah Irene," tutur Joy.
Dahi Seulgi tertekuk. "Kau yakin itu bukan mobil orang tua Irene? Atau mobil Suho?"
Joy menggeleng dengan yakin. "Keluarga Irene pergi ke Busan. Walau Suho punya banyak uang, aku yakin ia tidak akan membeli mobil sport seperti itu, itu bukan gayanya. Dan aku kenal betul boneka anjing putih yang diletakkan di dashboard belakang itu, itu mobil Sehun," jelasnya.
Seulgi terdiam sejenak, berusaha mencerna tuturan Joy yang memang terdengar aneh itu. "Mungkin ada urusan yang harus Sehun lakukan bersama Irene?" tebaknya, masih berusaha berpikir positif.
Joy mendecakkan lidah. "Urusan macam apa di tengah malam? Apalagi dengan keadaan rumah sepi seperti itu,"
"Seperti urusan yang sering kau lakukan dengan Chanyeol?" sindir Seulgi sambil tersenyum tipis.
Kedua mata Joy membulat. "Astaga, Seulgi, kenapa kau mengungkit masalah itu lagi? Kau tahu aku telah berteman dengan Chanyeol sejak kecil!"
Seulgi tertawa pelan. "Aku bercanda, Joy," katanya. "Toh, sudah tidak ada apa-apa lagi di antara aku dan dia,"
Joy menghela napas lega. Ia lalu melihat jam dinding yang terpajang di salah satu sisi kelas, menunjukkan waktu saat itu.
"Tapi aku serius, kemana mereka? Sebentar lagi pelajaran akan dimulai dan mereka belum datang juga," komentar Joy. "Oke, kecuali Kai. Aku tidak peduli dia berada di mana," tambahnya cepat.
Seulgi mengangkat bahu. Ia kembali melanjutkan aktivitas sebelumnya. "Mungkin mereka bersekongkol untuk bolos bersama?" tebaknya dengan mata yang tidak lepas dari bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
game of death
Mystery / Thrillerhow could simple questions kill people? an exo and red velvet fanfiction ©nainoh #69 in mystery/thriller Completed: 2018, January 20.