Neglectful Lover

2.1K 238 83
                                    


Neglectful Lover

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

Minyoon

Lana del Rey-Shades of Cool

.

.

.

Di luar dia adalah si casanova yang naik Chevrolet beratap terbuka untuk pamer pesona, tapi di dalam dia adalah seseorang yang punya masalah dalam mempersepsikan objek. Selalu ada persepsi ganda, seolah-olah dia lelaki gila. Bagaimana tidak? Tiap kali menemukan wanita yang menarik di mata, yang dia lihat harusnya sekadar sosok turunan hawa, punya anggota tubuh sempurna dengan wajah cantik memesona, tapi dalam pikirannya wanita itu bisa jadi adalah api, atau batu, atau kue, atau buah lemon. Tiap kali dia gambar di kanvas, warna yang dia gunakan selalu senada dengan apa yang dia persepsikan.tentang wanita-wanita itu. Wanita merah, wanita kuning, wanita hijau, wanita ungu. Banyak gadis yang datang, banyak gadis yang mengisi ranjang. Malam-malam dengan wiski dan seks jadi gaya hidupnya.

Suatu hari dia menemukan oase. Pohon palem yang tumbuh tinggi tak melindungi diri dari terik matahari. Musim kering bersahabat dengan aspal panas. Dia lihat Yoongi yang menyejukkan, dengan rambut hitam yang tersibak angin, dan kulit putihnya yang memerah tersengat, sosoknya serupa air (entah yang di laut atau yang di kolam). Melihatnya tenggorokan Jimin terasa gersang. Yoongi adalah air bening yang menggairahkan. Lalu dahaga itu dibawa untuk tenggelam pada biru bening. Dia menjadikan dirinya pria yang minta dicinta.

-o0o-

Yoongi telanjang kaki. Musim kering, air kolam renang bersinar. Pintu kaca yang terbuka lebar membuat bening itu memantul sampai ke dalam rumah. Yoongi nampak lebih bening lagi, Jimin pandangi sambil bersandar di dinding, minum wiski.

"Kau tidak akan melarangku untuk merokok, kan? Temanku pernah ambil korekku lalu dia ganti dengan lolipop."

"Oh, tidak. Bagaimana aku bisa melarangmu sementara aku sendiri melakukan itu?"

Yoongi tertawa. Dia bangun dari duduknya dan peluk Jimin, sedang jarinya mengapit sebatang rokok yang masih panjang, baru disulut sebentar. Soal larang-melarang tak bisa dilakukan, sebab mereka serupa, Jimin, pria tigapuluh enam tahun yang suka minum wiski, dan Yoongi, pemuda yang ingin coba banyak hal. Puas memeluk, Yoongi lepaskan pria itu dan dia kembali mengisap rokoknya dengan senang. Jiwa muda yang ceria dan bahagia, Jimin lihat itu dari sayang-nya.

Jujur saja, Jimin bukan penyuka lelaki. Tapi dia telah melihat kecantikan dari seorang pemuda: Yoongi, sampai-sampai gambar di kanvasnya tiada lain hanya Yoongi seorang. Sebuah kekaguman yang bertahan lama, entah mengapa. Ketika melihat gambar yang dibuatnya dahulu, dia hanya temukan satu dari tiap-tiap wanita yang pernah dia kenali (dan sekarang tak lagi). Tapi potret Yoongi lebih dari satu. Tiap kali pemuda itu pulang dan meninggalkan Jimin sendirian di rumah, kerinduan yang ada selalu dituangkan pada kanvas. Lalu dia akan bergairah. Sebuah penghargaan akan proses, dia bilang. Ada gelora yang menggebu, nikmatnya bertahap dari mulai sketsa sampai pewarnaan. Rasanya hampir sama seperti ketika dia bercinta. Setiap kali, setiap melukis, pasti begitu. Di akhir, sebuah kepuasan hadir. Dia akan pandangi lama hasil gambarnya, tapi bukan seperti Narsisus. Dia tak mengagumi tangannya yang bisa membentuk rupa manusia dalam selembar kanvas, tidak. Dia kagumi objeknya. Dia cinta pada mereka; pada objek-objeknya. Pelukis ini punya rasa yang diberi tiap dia torehkan warna dengan tangannya. Masing-masing kadarnya beda. Yang ini dia beri rasa yang lembut dan manis, yang itu keras dan kuat. Lalu Yoongi, dia adalah seorang pemuda dengan satu warna yang konsisten. Biru, biru, bening, dingin, damai, berenang. Gairah-gairah pada wanita-wanita itu berbeda ketika Jimin melukis Yoongi. Lebih seperti suatu kedamaian dalam air. Ketika menyelam, telinga ditulikan, mulut dibisukan. Kemudian indera yang berfungsi adalah mata. Dia lihat Yoongi berenang seperti mermaid, lihai, indah, damai (lagi-lagi).

Neglectful Lover [Minyoon ff]Where stories live. Discover now