Kamu bagaikan angan
yang selalu tersirat didalam pikiranku
namun tidak selalu ada dikenyataanku
kamu tau? mencintai dalam diam itu sulit, sakit, rumit.
jujur, aku cemburu dengan mereka.
yang dapat selalu bersamamu setiap waktu, bercanda bersamamu, mampu melihat tawamu, bahkan mereka yang menjadi alasanmu tersenyum setiap waktu.
aku cemburu dengan angin yang bebas membelaimu
aku cemburu dengan air yang bebas menyentuhmu
sedangkan aku? hanya dapat berdiam, dan bahkan hanya dapat melihatmu dari kejauhan.
aku tak mampu menjagamu secara langsung, aku butuh perantara
perantara untuk itu...
ia adalah do'a
sebuah perantara terbaik yang Allah berikan untukku. Do'a sangat menjagaku.
entah kenapa di setiap do'a selalu saja ada tempat untuk namamu.
mungkin malaikat pun bosan mendengar do'a itu, tapi aku tak pernah letih mendoakan agar aku kelak dapat bersamamu.
aku tak pernah tau, entah siapa yang kau sebut dalam do'amu
atau mungkin bukan aku? ya entahlah hatimu adalah milik-Nya
dan do'a mu adalah hakmu sendiri.
Apa dayaku, aku bukan siapa-siapa bagimu.
aku pernah menangis karenamu, yang mungkin kamu tak pernah tau itu
Kamu...
adalah orang yang menghilang tanpa sebab
lalu kamu mulai kembali lagi saat aku mulai belajar melupakanmu
kenapa?
anehnya kenapa kau kembali membawa sebuah harapan baru lagi
aku tau apa ucapan yang kau bawa pulang ke hati ini hanya sebuah ucapan penenang sementara saja bagiku.
sehabis itu kau pergi lagi dan mulai membahagiakan sebuah hati yang baru bagimu.
ketika lelah, bosan kamu kembali lagi dan lagi padaku
aku mungkin hanya tempat singgah bagimu saat kau lelah, saat kau bosan dengan hidup, saat kamu sedih, aku memang tempat yang tepat untuk itu.
aku dapat menasehatimu,menyemangatimu semampu dan sebisaku.
jika ingin pergilah aku tak apa.
kamu tau?
hal yang paling aku benci adalah menangis.
tapi kenapa alasan aku menangis adalah kamu
sehingga rasa benciku(menangis) dikarenakan cintaku(kamu)
aku tak pernah tau hatimu untuk siapa?
tapi aku sadar mencintaimu bagaikan menggengam pisau belati panas, yang semakin di genggam semakin membuat aku sakit dan terluka.
Karya. ANDITA MUNIARTI