Chapter 1: How They Met

1.3K 74 13
                                    

Seperti biasa, Kota Seoul tetaplah kota yang sibuk setiap saat. Layaknya pagi ini dimana lalu lintas tetap padat dan trotoar tetap dipenuhi para pejalan kaki. Beberapa pejalan kaki tampak mampir ke beberapa kedai sarapan di pinggir jalan. Sekedar mengisi perut karena tidak sempat memasak. Beberapa dari mereka berjalan dengan cepat takut terlambat saat sampai ke tujuan mereka. Para pengendara bermotor pun tak jauh beda, mereka berkonstrasi penuh pada jalanan yang bisa saja membahayakan mereka karena padatnya lalu lintas.

Seorang pelajar putri berjalan mantap dengan memakai satu set seragam dan ransel kulit berwarna hitam tengah berjalan menuju sekolahnya tentu saja yang sebentar lagi sudah sampai. Rambut coklat panjangnya dibiarkan terurai tertiup angin begitu saja. Dia tak peduli, toh rambutnya akan tetap indah karena dia rajin merawat.

"Selamat pagi, Kang Sonsaengnim" ia membungkukkan badan pada guru piket saat melewatinya di gerbang sekolahnya.

"Yoon Jeonghan" panggil guru itu yang memuat gadis itu memutarkan badannya.

"selamat karena mendapatkan peringkat pertama lagi. Maaf telat mengucapkannya padamu" Jeonghan tersenyum mendengar pujian dari gurunya, kemudian memungkukkan badan dengan formal.

"terima kasih, Kang Sonsaengnim" Jeonghan melangkahkan kakinya meninggalkan Kang Seonsaengnim. Tak lama kemudian matanya berbinar saat menangkap sesosok siswi dengan rambut pirang sedang berjalan santai.

"Minghao!" Jeonghan sedikit berlari menyusul sahabatnya itu. Siswi berambut pirang itu menoleh ke belakang. Senyumnya mengembang begitu melihat Jeonghan sedang berlari kecil ke arahnya.

"selamat pagi, Jeonghan. Maaf semalam tidak bisa menemanimu ke toko buku. Aku harus latihan bersama Momo, Lisa, Soonyoung dan Chan" Minghao menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Jeonghan. Sedikit menyesal karena ia tidak bisa menemani Jeonghan. Tapi mau bagaimana lagi, dua minggu kedepan akan ada lomba dance antar sekolah yang mengharuskan ia latihan lebih giat lagi.

"tidak apa-apa. Lagipula aku bertemu Dahyun dan kami pulang bersama"

"mau susu pisang?" Minghao menyodorkan sebotol susu pisang beserta sedotannya pada Jeonghan. Yang langsung diambil oleh Jeonghan dengan senyuman manisnya.

"terima kasih, Hao"

**

"Ya Seungcheol" siswa berpostur tinggi dan berkulit coklat itu menepuk punggung temannya yang sibuk membalas chatting yang masuk melalui smartphonenya.

"kenapa, Jun?" Seungcheol membalas temannya tanpa mengalihkan pandangannya dari smartphonenya.

"baru lagi?" Jun melirik ke arah smartphone Seungcheol dan tidak sengaja menangkap kata-kata 'nanti malam'

"Im Nayoung dari 12-4. Yang sering menjuarai kontes modelling"

"kau mau mengajaknya kencan?" Jun menarik salah satu kursi ke sebelah kanan dari Seungcheol dan kemudian duduk sambil menyandarkan punggungnya.

"tentu saja, Jun. Aku bosan dengan Sowon. Tapi dia sepertinya cukup sulit didapatkan"

"haruskah aku meninggalkan Siyeon juga? Xu Minghao menarik perhatianku belakangan ini"

"Minghao? Si dancer yang polos dan tidak peka itu? Sahabat Yoon Jeonghan? Wen Junhui apa kau gila?" Wen Junhui atau sering dipanggil Jun, menarik atensi Seungcheol sepenuhnya. Seungcheol menatapnya dengan dahi berkerut. Demi suara cempreng Boo Seungkwan, baginya Xu Minghao hanyalah cewek yang polos dan tidak peka atau mungkin memang otaknya sedikit lemot.

"aku tidak gila, Seungcheol. Minghao cukup manis bagiku. Lagipula aku tidak tahan dengan sifat posesif Siyeon"

"dia punya banyak penggemar tapi dia tidak peduli. Dia hanya menerima hadiahnya tanpa menyadari saat banyak lelaki yang memberikan kode bahwa mereka menyukainya. Oh ayolah Jun, dia dancer handal tapi dia tidak mudah peka"

High School Love OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang