Prolog

55 9 22
                                    

Aku menangis meratapi nasib. Aku menjerit sejadi-jadinya. Butiran air jatuh dari mata turun membasahi pipi. Untuk yang pertama kalianya aku merasakan bagaimana rasanya kehilangan. Bukan kehilangan barang atau sesuatu yang sejenis, tetapi aku kehilangan seseorang yang sangat berharga.

Dia selalu membuatku tersenyum. Di dekatnya aku merasakan kenyamanan. Di sampingnya aku selalu menemukan kehangatan dan jantungku selalu berdebar kencang tak karuan. Dia selalu ada untukku. Setiap detik, menit, dan jam selalu kita lalui dengan kebahagiaan. Dialah yang membuat hariku terasa lebih menyenagkan.

Dia adalah orang pertama yang mengajariku arti cinta yang sesungguhnya. Aku jatuh cinta padanya untuk yang pertama kalinya. Aku mengira dia orang yang baik. Aku tertipu dengan semua yang dia lakukan selama ini sampai akhirnya aku sadar jika dia bukanlah orang yang seperti dalam pikiranku. Dugaanku selama ini tentangnya salah.

Dia meninggalkanku secara tiba-tiba tanpa sebab dan alasan yang jelas. Dia yang selama ini selalu menghantui hidup dan pikiranku. Dia jugalah yang membuat hidupku yang awalnya berwarna menjadi gelap gulita.

Kini hidupku terasa hampa. Hanya gelap yang tersisa, tidak ada penerang sedikitpun. Padahal awalnya aku hanya ingin merasakan bagaimana itu cinta, tetapi dia menghancurkannya. Dia membuatku gila. Benar memang, dia mengajarkan ku apa itu cinta tapi dia jugalah yang menghancurkan.

Kini mimpi-mimpiku hanyalah menjadi mimpi yang tak mungkin ku raih. Dia yang awalnya menjadi alasan terwujudnya mimpi tapi, dia membuat mimpiku hanya tinggal nama. Beberapa tahun kemudian secara tiba-tiba dia kembali masuk dalam hidupku yang sudah terlanjur gelap. Dia berusaha mengembalikan hidup dan mimpi-mimpiku yang sudah tumbang. Berbagai cara dia lakukan untuk mengembalikan semuanya, tetapi tidak ada satupun cara darinya yang mampu mengembalikan hidupku.

Tapi Tuhan mendengar doaku. Tuhan mengabulkan doaku. Tuhan memang adil. Tuhan mengembalikan hidupku sama seperti dulu bahkan lebih baik. Tuhan mengirimkan seseorang yang mampu menjadi cahaya dalam gelapku. Tuhan mengembalikan hidupku melalui perantaranya.

Sedikit demi sedikit hidupku mulai berwarna. Kehadirannya membuatku kembali punya semangat hidup. Tujuan hidupku kembali lurus seperti dulu.

MAGIC LOVEWhere stories live. Discover now