"Andwae!!" suara itu kembali terdengar. Seiring dengan suara klakson kendaraan yang mendekat aku merasakan sesuatu pada diriku.
Ada seseorang yang mencengkram pergelangan tanganku. Tangan kecil dan lembut yang baru kurasakan tadi sore.
Ini tangan adikku. Dan kini aku bisa merasakan dekapannya.
Brak!
Aku merasakan benda keras menabrak tubuh kami. Tubuh kami terhempas dan berguling di jalanan. Nafasku terengah-engah. Aku merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepalaku.
Sebuah tangan kembali menggenggam tanganku."T-Taeyong, Ka..u.. Tae...Yong...?" tanyaku dengan sisa-sisa tenagaku.
"N..nde. Ini aku.." jawabnya putus-putus.
Taeyong juga tertabrak.
Oh Tuhan.
Apa adikku baik-baik saja, kenapa suaranya terdengar begitu lirih?
"Hyung.. Mianhae. Aku menyayangimu~"
Aku mendengar suara itu, di tengah kesakitanku aku merasa kehangatan di seluruh tubuhku.
'Aku juga sangat menyayangimu' batin ku.
Aku tidak sanggup lagi berkata-kata. Tubuhku mulai tak merasakan apapun, namun sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya aku mendengar suara lain.
"Taeyong! Jaehyun!"
Suara itu. Suara ketakutan yang kudengar lima belas tahun lalu.
"Eo-eomma~"
"Ahjumma? Bagaimana keadaan Taeyong dan Jaehyun hyung?" Tanya seorang namja yang baru saja tiba di rumah sakit dengan tak sabaran.
Namja itu adalah Mark, sahabat Taeyong sejak kecil. Dia juga dekat dengan Sooyoung dan Jaehyun. Begitu mendengar sahabatnya kecelakaan ia segera pergi kerumah sakit dan menemukan Sooyoung sedang menangis di ruang tunggu.
"Mereka di dalam sana Markeu. Bibi takut kalau mereka."
"Ahjumma.. Tidak boleh berpikir yang tidak-tidak." sela Mark.
"Mereka pasti bisa melewati ini semua"
Sooyoung menatap wajah Mark dan tersenyum simpul, ia membelai lembut pipi Mark. "Gomawo Markeu, Taeyong beruntung memiliki sahabat sepertimu"
6 hours later
Salah seorang dokter keluar dari ruang UGD tersebut seraya melepaskan maskernya. Sooyoung dan Mark segera berdiri menghampiri namja paruh baya tersebut.
"Bagaimana keadaan putraku?"
"Taeyong-ssi sudah sadar nyonya, tapi keadaannya masih sangat lemah. Anda bisa menjenguknya setelah kami memindahkannya ke ruang ICU."
"Apa dia baik-baik saja, uisa?"
Dokter itu termenung sesaat. "Kami belum bisa memastikan keadaannya. Yang kami tahu saat ini terjadi pendarahan di otaknya dan beberapa tulangnya retak, kami sudah mengatasi pendarahan diotaknya. Kami harap hal itu berhasil, lalu kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan ketika kondisinya sudah stabil."
Sooyoung menutup mulutnya dengan airmata yang mengalir deras. Mark mengusap-ngusap bahu wanita tersebut.
Ia turut prihatin dengan musibah ini.
"Lalu bagaimana dengan Jaehyun?" gumam wanita itu lirih.
"Rekan saya sedang mengusahakan yang terbaik untuk putra anda, Nyonya. Tenanglah." ucap dokter itu lembut walaupun tak mengubah apapun, Sooyoung tetap merasa khawatir dengan kedua putra-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me See Your Face✔
FanfictionJaehyun kehilangan pengelihatannya sejak petaka itu terjadi. Ia kehilangan warna di hidupnya, namun ia bertahan karena ada ibu dan adik yang harus ia jaga, keinginan terbesarnya adalah melihat wajah adik kesayangannya, Jung Taeyong. Taeyong tak pern...