❤14=true love

3.8K 200 50
                                    


Dua hari berlalu.

Kini adalah saat yang menegangkan untuk Jisoo ia akan menghadapi panjangnya waktu operasi diruangan kedap suara yang penuh dengan alat alat operasi.

Kini ia tengah menunggu sambil terus menggenggam tangan Jungkook yang sampai sekarang dia belum juga sadar.

Lama.








Ya lama.















Jisoo selalu menunggu Jungkook sadar.

















Semuanya tengah bersiap dengan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.Mama Jisoo hanya bisa berdoa dengan keputusan papa Jisoo yang memilih melakukan operasi untuk pengangkatan penyakit Jisoo---Jisoo mempunyai kelainan tumor pada otaknya.

Jisoo hanya bisa merenungkan sekarang dengan apa yang ia harapkan selanjutnya.

"Aku ingin bisa melihatmu lagi Jungkook meski hanya untuk yang terakhir."

Itu yang ia harapkan mengharap dia bisa melihat sekarang dia sangat mengharapkan Jungkook bisa tau dan sadar untuk membuat nya tetap tegar akan kenyataan ini.

"Jisoo~

Jisoo menoleh sembarang kesumber suara Jisoo masih terdiam duduk disamping Jungkook dan perlahan melepaskan genggamannya.

" Ya."

Jisoo menghempuskan nafasnya perlahan lalu mencoba berdiri disusul dengan tangan seseorang yang membantunya berdiri.

Jisoo kini memegang tangan seseorang yang tak lain adalah Mamanya.terdengar isakan tangis menggema ditelinga Jisoo.

"Tak usah sedih ma , aku akan segera sembuh."

Jisoo mengucap hanya sekedar menenangkan Mamanya karena dalam hatinya dia pun ragu dia bisa bertahan atau tidak.

Jisoo beranjak dengan dituntun papa dan mamanya.semua sudah siap begitu pun Jisoo.

Operasi dimulai.

Kini Jisoo tengah tak sadar ia dibius agar tidak merasa nyeri.semuanya sedang menangani semuanya.

"Ambilkan pisau." ujar dokter pada asistennya atau bisa disebut suster.

Lebih dari dua dokter dikerahkan disini.semuanya menunggu diluar hanya mama Jungkook saja yang setia menemani Jungkook.

Tak lama Jungkook berkontraksi.

Membuat mama Jungkook panik dan berlari mencari dokter dan suster.

"Dokter anak saya dokter."

"Baiklah tenang bu."

Dokter memeriksa Jungkook yang dari tadi terus berkontraksi.













Titttttttt


















Tittttttt



"Siapkan semuanya."

"Baiklah."

"Satu dua posss."

"Satu dua tiga poss."











Tittttttt














Sebuah ranjang beroda didorong keluar dengan seseorang yang ditutup kain putih diatasnya.

"Jisoo!!." teriakkan terdengar sangat histeris.

Mama Jisoo sedih kecewa semuanya bercampur ia kehilangan anaknya anak satu satunya anak semata wayangnya.

***

"Maaf bu tapi anak ibu sudah tidak ada."

Kaki ini tak lagi bisa berpijak tegak kaki ini perlahan terperosot kebawah meninggalkan sejumlah kenangan bersamanya.

Semuanya sudah usai tak ada kata kata lagi yang bisa dia harapkan.semuanya musnah.cinta ini mereka bawa sampai mati...

True love

"Keinginanku hanya satu melihatmu yang terakhir kalinya aku sangat menyayangimu.belum pernah sebelumnya aku merasa bahagia teramat sangat aku bahagia bila dekatmu kau bagaikan malaikat ku aku selalu berterimakasih pada tuhan atas segala waktu yang kita lewati bersama.tawa..canda..kasih..dan cinta..
Aku bahagia dan kau adalah alasannya.suatu saat nanti aku percaya pasti kita akan dipertemukan didunia yang abadi seabadi cinta kita." Jisoo

"Tawa mu membuatku tersadar artinya kebahagiaan.baru kali ini aku jatuh cinta dan ini bukan yang pertama saja melainkan yang terakhir dan tidak ada cinta lagi selain ini seandainya kau tau aku selalu mengharapkanmu dalam doaku menantikan waktu yang pas untuk segalanya
Aku menyayangimu lebih dari yang kau tau.aku tunggu kau dikeabadian." Jungkook







End..

TRUE LOVE[Jungkook & Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang