PART 1

7.9K 358 7
                                    

Dengan semangat yang membara aku melangkah menuju ruangan CEO itu, ya! setelah sekian lama aku berusaha mencari pekerjaan akhirnya aku diterima di salahsatu perusahaan besar di new york yang bergerak dibidang properti. Dan yang lebih mencengangkan lagi aku diterima sebagai sekertaris dari CEO itu bukankah itu seperti aku mendapatkan lotre. Oh iya, sebelumnya aku belum memperkenalkan namaku. Namaku Zoya Clarissa Wilson, ya aku adalah anak dari Wilson Alcazaren Joan si pemilik perusahaan no. 1 di newyork. Siapa yang tau sebenarnya aku adalah anak dari orang yang kaya raya di negeri ini. Aku hanya tidak ingin bergantung kepada kedua orang tuaku dan aku hanya ingin belajar mandiri dan tidak manja. Ah lupakan itu aku akan menceritakaannya nanti.

Sekarang aku telah berada didepan pintu yang terbuka lebar, dan aku langsung mengedarkan pandanganku didepan pintu ruangan itu. Mataku memperhatikan ruangan luas yang benar-benar di desain dengan gaya retro tapi tetap dalam konsep modern; disana ada sofa berwarna cokelat tua dan juga tv oh sebenarnya ini kantor atau ruang keluarga? Seketika mataku tertuju pada perempuan cantik bermata biru, aku yakin kalau dia adalah sekertaris sementara ceo disini karna kedatanganku di pagi ini adalah untuk menggantikan posisi itu. Aku memberanika diri untuk masuk kedalam ruangan tsb. Perempuan cantik itu melihatku sambil tersenyum dan berkata.

Dia menjulurkan tangannya 'Good morning, ini pasti ms. Wilson' katanya.

Aku menjabat tangannya dan berkata 'Apa kau dukun? Bagaimana kau bisa tau aku ms. wilson, ah sebelumnya jangan panggil saja aku Zoya'. seraya tersenyum manis.

'bagaimana aku tidak tau kau ms. Wilson, kau tau kau sudah ditunggu oleh ceo besar kita dari tadi dan dia memberi pesan untuk menyuruhmu langsung menemuinya ketika datang. Eh sebelumnya namaku Bianca Mahesa, kamu bisa panggil aku biaca aja' cerocosnya.

'baiklah bianca, terima kasih ya. Apakah aku bisa masuk sekarang?'

'ya masuklah bos besar pasti sudah menunggumu. Jangan kaget jika kamu sudah melihat wajahnya ya karna dia sangat tampan' serunya sambil tersenyum genit.

Aku hanya tertawa mendengar ucapan Bianca. Sejujurnya aku sungguh tidak tertarik pada lelaki manapun, karna ya beberapa tahun lalu aku memang baru saja dikecewakan oleh lelaki yang menjadi pacarku waktu itu. Itulah yang membuatku belum bisa tertarik pada laki laki bukan karna aku penyuka sesama jenis ya!

Baru saja sampai depan pintu aku sudah diserang kegugupan yang luar biasa. Jantungku berdebar sangat kencang sampai rasanya mau copot. Aku menarik napas dalam dalam dan mengetuk pintu yang didepannya tertera tulisan 'CEO Marlon Corp'.

'Masuk!'

Saat aku membuka pintu ada seorang laki laki yang berdiri tegak menatap kearah jendela dia pasti ceo nya dalam hatiku bilang. Dengan tangan yang sedikit gemetar aku melangkah masuk. Selama beberapa saat, aku hanya berdiri diam, bingung apa yang harus kulakukan karna bos itu ternyata sedang sibuk menelpon. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap berdiri dan menunggu bos nya itu selesai dengan teleponnya.

Dalam diam aku memperhatikan postur tubuh bosku itu. Rambutnya lurus dan cepak terlihat seperti badboy memang, tubuhnya tinggi mungkin sekitar 180cm dan janga lupa bahwa tubuhnya atletis. Dia memakai jas berwarna hitam yang sangat pas dengan postur tubuhnya, satu tangannya dimasukkan nya kedalam saku celana dan tangan satunya sibuk memegang handphone. Oh kenapa aku sekarang jadi penasaran dengan wajahnya ya apa sesuai dengan yang dikatakan Bianca tadi?

Sekarang aku melihatnya sedang menjauhkan telepon itu dari telinganya, jantungku berdegup tidak karuan lagi. Cepat cepat melihat kembali penampilanku apakah sudah rapi atau belum. Mataku terus memperhatikannya menaruh teleponnya didalam saku celana dan dia segera berbalik menghadapku.

JEDEEER!

Tak bisa ku bayangkan entah apa yang kumimpikan semalam, tubuhku menegang seketika senyum yang tadi sudah ku persiapkan untuk si bosku telah sirna. Mataku benar benar terbelalak melihat nya ya aku terkejut tak percaya. Sesekali aku menggelengkan kepalaku dan menatapnya, aku melihatnya tersenyum kepadaku. Aku tidak mungkin salah mengenali wajahnya, bagaimana bisa aku tidak tau bahwa CEO dari Marlon corp adalah mantan pacarku beberapa tahun lalu, Alexander Brandon Marlon. Aku meruntuki diriku sendiri bagaimana aku lupa bahwa nama terakhirnya adalah MARLON. Mungkin aku terlalu sukses melupakan semua tentang dia. Tapi sekarang semua kenangan itu telah kembali menghancurkan semua usaha usaha kerasku untuk melupakan dia, ya si mantan yang bajingan yang telah berani menduakan ku dengan entahlah aku tak mengenal wanita itu dulu. Dan kenangan itu kembali dengan sendirinya ketika ia berkata.

'Hai Zoya, apa kabar?'





-To be continued-

Ex-Boyfriend ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang