Prolog

448 57 20
                                    

Budayakan FOLLOW dan  VOTE sebelum baca kemudian  COMMENT  setelah baca 





Venesia, Italia

Keluarga Leonardo sedang makan siang. Mereka terlihat sangat lahap.

Stella memakan steak sapi kesukaannya. Stevan memakan spageti lezat kesukaannya.

"Jangan buru-buru makannya Stel, nanti kau tersedak sayang " kata Leon.

"Iya" jawab Stella. "Kau baik-baik saja Stev? Kenapa kakimu? " tanya Leon pada Stevan..

"Ini bekas latihan " jawab Stevan. Leon melirik Shione. "Kurasa kau tidak perlu memksa mereka untuk berlatih terlalu keras" kata Leon.

"Stevan laki-laki, dia harus hebat, sepertimu, Stella juga" jawab Shione cepat.

"Baiklah, tapi jangan terlalu memaksakan" kata Leon. Shione menghela napas berat.

Selesai makan, mereka menuju ruang keluarga untuk menonton televisi. Saat ini Leon tidak pergi ke kantor karena ingin menghabiskan waktu dengan keluarga.

Seorang pelayan menghampiri mereka. "Permisi Ny. Tn." katanya.

Leon dan Shione menoleh. Pelayan itu memberikan 2 buah surat.

"Dari siapa ini? " tanya Shione. "Saya tidak tahu Ny. Surat ini sudah ada dilantai didepan pintu " jawab pelayan itu.

Setelah Leon memberikan instruksi, pelayan itu pun berlalu.

Shione dan Leon membuka surat itu. Stevan dan Stella menghampiri Leon. Mereka ingin melihat isinya.

"Undangan dari Kepala Kepolisian Jepang? " gumam Leon. "Aku juga" kata Shione.

"Apa ada sesuatu yang terjadi? " tanya Leon. "Aku tidak tahu " jawab Shione.

"Ye!! Kita ke Jepang!! " seru Stevan dan Stella. "Tidak, kalian tidak boleh ikut " kata Shione..

Kedua anak kecil manis itu kecewa. "Kenapa bu? Itu kan tempat ibu lahir" kata Stevan.

"Ini bahaya, sayang " kata Shione sambil memelai pipi kedua anaknya.

"Iya, kami juga pasti akan kembali dengan cepat" kata Leon.

Stevan mendengus kesal.

New York, Amerika

Terlihat Aori sedang berbicara dengan Refaldo di ruang latihan.

"Baiklah, sekarang ibu bertanya, darimana kau tahu gerakan barusan? " tanya Aori mengalihkan pembicaraan.

"Aku mencarinya di google" jawab Refaldo bohong. "Benarkah? Kau melakukan aksi barusan tanpa di awasi orang dewasa, lain kali jangan seperti itu " kata Aori.

"Iya, ibu" jawab Refaldo kemudian tertunduk. "Ny. Smith, ada surat untuk anda" kata salah seorang pelayan sambil menghampiri Aori.

Aori menatap surat itu kemudian menoleh pada Refaldo. Dia membuka suratnya.

"Panggilan dari polisi Jepang? Ada apa ini? " batin Aori. "Ada apa bu? " tanya Refaldo. "Emm tidak ada, kembali lah ke kamar, ini sudah sore" kata Aori. Refaldo mengangguk kemudian berlalu.

The Cruelest TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang