REWARD

2K 109 9
                                    


Main Cast : Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre : Romance

WARNING!

BOYS LOVE

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please. NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION!

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

THANK YOU ^^

.•:*¨¨* ≈☆≈ *¨¨*:•.


"Kapan datang?"

Suara serak khas bangun tidur itu membuat Hyukjae yang sedang mencuci piring di dapur berjengit kaget. Ia berbalik dan menemukan Donghae yang sedang berjalan gontai ke arahnya dengan mata setengah terpejam. Kemudian, laki-laki yang masih terkantuk-kantuk dan terlihat enggan meninggalkan tempat tidurnya itu menjatuhkan tubuhnya dipelukan Hyukjae yang tampak tidak siap merengkuh tubuh yang lebih padat darinya itu. Donghae menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher putih Hyukjae dan menggumamkan sesuatu soal rasa lelahnya belakangan ini.

Ah, Donghae belakangan ini memang sibuk mempersiapkan ujuannya. Laki-laki yang lebih muda tiga tahun dari Hyukjae itu akan menjadi mahasiswa tahun depan. Menyusul Hyukjae keperguruan tinggi. Hyukjae tersenyum sambil memeluk tubuh Donghae yang nyaris menutupi seluruh tubuhnya itu dengan kedua tangannya, kemudian menepuk-nepuk lembut punggung Donghae hingga akhirnya dia terlelap dan mendengkur halus dipundak Hyukjae.

Bersikap seperti ini memang kebiasaan Donghae sedari kecil. Dulu, saat mereka masih kecil, Donghae sering datang ke rumah Hyukjae saat siang hari sepulang sekolah dan selalu mengganggu Hyukjae yang sedang belajar. Donghae selalu mengajak Hyukjae bermain dengannya, atau ketika mengantuk, dia akan memeluk Hyukjae hingga akhirnya terlelap tidur. Donghae baru pulang saat sore hari, saat ibunya datang menjemput dan menyuruhnya pulang.

Di situlah drama terjadi, drama di mana Donghae menangis seolah akan dipisahkan jauh dari Hyukjae, padahal rumah mereka bersebelahan. Donghae sulit diajak pulang jika sudah main di rumah Hyukjae, padahal tidak ada yang menarik di sana. Donghae hanya suka mengikuti Hyukjae dan mengganggunya kapan pun ia merasa bosan. Menyebalkan memang, tapi jika Donghae tidak ada, Hyukjae selalu merindukannya. Sebenarnya, lama-lama Hyukjae pun jadi merasa tidak bisa berpisah dari Donghae.

Beranjak menjadi remaja dewasa, mereka tetap bersama-sama. Bedanya, kali ini mereka tinggal agak berjauhan. Hyukjae harus menempuh perjalanan menggunakan bus selama tiga puluh menit untuk sampai ke apartemen Donghae. Begitu pun sebaliknya, Donghae harus menempuh perjalanan selama tiga puluh menit menggunakan bus untuk mencapai apartemen Hyukjae jika ia mendadak merindukannya.

Kadang, baik Donghae maupun Hyukjae, menyesali keputusan Donghae yang memutuskan untuk pindah dari rumah dan memilih tinggal sendirian di apartemen dengan alasan itu mempermudahnya pulang-pergi ke sekolah. Jarak dari apartemennya ke sekolah memang jauh lebih dekat jika dibandingkan berangkat dari rumah yang bisa menghabiskan waktu lebih dari empat puluh menit.

Hyukjae tersenyum sambil mengingat-ingat masa kecilnya. Jika di pikir-pikir lagi, kebiasaaan Donghae memang tidak berubah, hanya ukuran badannya yang berubah dan jadi lebih besar sekarang. Dan hal itu membuat Hyukjae sedikit kesulitan saat harus memeluk Donghae yang tertidur dipelukannya.

Namun meskipun begitu, Hyukjae tidak mengeluh. Ia bersandar pada pinggiran konter dapur dan diam beberapa saat, membiarkan Donghae beristirahat barang sejenak. Meski tidak mengatakan apa-apa, tapi Hyukjae tahu belakangan ini Donghae sedang sulit tidur dan tidak bisa menenangkan pikirannya. Laki-laki kesayangannya itu sedang mengalami stres sebelum menghadapi ujian akhir sekolah.

REWARDWhere stories live. Discover now