■ HE WAS A JERK ■
Doyoung masih mencari posisi nyaman pada kasurnya, berusaha membuat dirinya tenang agar tertidur. Ini sudah pukul dua pagi tapi otaknya masih terus bekerja memikirkan si brengsek itu.
Oh, untuk apa aku memikirkannya? Dia saja mungkin sedang bersenang-senang. Dasar kau keparat, Jung.
Doyoung menghela nafasnya berat. Namun seperkian detik kemudian ia mendengar suara pintu apartemennya terbuka- lebih tepatnya dibuka oleh seseorang.
"Siapa?" Sahut Doyoung dari dalam kamar dengan rasa takut.
Tidak ada jawaban. Baru ia memutuskan untuk bangkit dari kasurnya, pintu kamarnya sudah dibuka kasar. Sosok ini tidak asing bagi Doyoung.
"Mau apa kesini?"
"Kenapa? Ini apartemen pacarku sendiri." Si pemuda bersurai cokelat tua menghampiri Doyoung menuju kasur. Doyoung menyerngit ketika mencium bau alkohol pada pemuda itu.
"Kau mabuk lagi."
"Ya." Jawab Jaehyun acuh dan mencoba memeluk Doyoung.
"Lepaskan!" Doyoung mendorong badan Jaehyun kasar.
Sebenarnya hubungan Jaehyun dan Doyoung sedang tidak baik. Sudah seminggu mereka tidak berkomunikasi dan baru malam ini seorang Jung Jaehyun menemuinya. Mereka selalu bertengkar karena masalah sepele. Doyoung ingin meminta jeda untuk hubungan mereka berdua, memberi waktu untuk mengintropeksi diri masing-masing. Tetapi Jaehyun kekeuh untuk mempertahankan hubungan ini, padahal sebenarnya dia adalah biang dari pertikaian-pertikaian kecil di hubungan mereka.
Merasa tubuhnya didorong oleh Doyoung membuat Jaehyun geram. Ia menarik badan Doyoung kasar ke pelukannya lalu mencoba mengunci bibir mungil Doyoung.
"Hmmmp----!" Doyoung mencoba melawan.
Tapi bukan Jaehyun namanya kalau menyerah begitu saja. Doyoung tidak suka bau alkohol ini, tapi tekstur bibir Jaehyun memberi kenikmatan tersendiri baginya. Doyoung yang sudah kalah sekarang telah memberi akses untuk lidah Jaehyun memasuki mulutnya. Jaehyun mengajak bermain lidah Doyoung dan tak lupa sesekali menghisap benda tak bertulang itu. Menarikan lidahnya di rongga mulut dan bibir tipis milik Doyoung.
Keduanya saling mencoba mendominasi. Menggigit, menghisap bibir lawan. Doyoung memutuskan akses mereka karena butuh asupan oksigen. Jaehyun tak tinggal diam. Bibir sensualnya kini mencoba menggoda leher dan telinga Doyoung. Dihisapnya leher mulus itu lalu menghembuskan nafas hangatnya pada telinga merah Doyoung.
"Kau seksi sekali hari ini." Bisik Jaehyun dengan setengah mendesah.
Jaehyun tidak sepenuhnya salah. Karena kemeja putih oversize yang dikenakan Doyoung malam ini memang membangkitkan libidonya. Doyoung hanya menggigit bibir berusaha agar tak meloloskan desahan tak tau malunya. Tangan Jaehyun sudah bergerak liar masuk ke dalam kemeja Doyoung. Mengelus perut rata pacarnya yang halus.
Jaehyun pun mulai mendorong tubuh Doyoung terlentang ke kasur. Kembali ia menggerayangi tubuh ramping Doyoung. Namun untuk sesaat ia tampak berfikir.
"Hm, sebentar."
"Duduk."
Doyoung yang entah kerasukan makhluk apa menuruti perkataan Jaehyun.
"Disitu." Tunjuk Jaehyun pada sandaran kasur.
Doyoung pun mendaratkan punggungnya. Jaehyun mulai melucutkan ikat pinggangnya.
"Kau mau apa?" Tanya Doyoung kaget karena tiba-tiba Jaehyun mengikat tangannya ke belakang dengan ikat pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was A Jerk
Fanfic⚠MATURE CONTENT 18+ Berawal dari tidak saling berkomunikasi berakhir dengan desahan.