Bunyi alarm yang terdengar beberapa kali membuat Yuu membuka kelopak matanya yang terasa berat, lalu ia mematikan jam alarm itu. Setelah meregangkan tubuhnya yang kaku ia mulai menurunkan kaki jenjangnya dari kasur.
Tanpa diduga, begitu Yuu berdiri, bumi seolah berputar. Yuu segera memejamkan matanya, kembali mendudukkan diri seraya memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Oh sial, kenapa kondisinya di pagi ini tidak begitu baik?
Setelah merasa sedikit lebih baik, Yuu beranjak dari kamarnya, menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk dirinya.
Tetapi suara handphone-nya menghentikan langkahnya. Diambilnya handphone miliknya diatas meja. Di Handphone nya tertulis "Ijuuin-sensei" tengah memanggilnya. Yuu pun memangkat telepon itu.
"Ohayou , Sensei." Yuu menguap dan mendekati meja dapur sambil menyiapkan beberapa iris roti.
"Ohayou, Yanase-kun . Bagaimana kabarmu?"
"Seperti biasa, Sensei. Jadi, ada apa sampai Ijuuin-sensei menelponku pagi ini?" Tanya Yuu dengan nada nya yang khas.
Ijuuin terkekeh mendengar Yuu. "Astaga Yanase-kun. Seperti biasanya, kamu selalu dingin kalau berbicara dengan siapapun. Bahkan dengan ku Ahahaha..."
"Hmm? Begitu ya?"
Ijuuin hanya menghela napas panjangnya. " Aku hanya ingin memberitahu jika nanti aku akan keluar sebentar. Nanti kamu langsung masuk saja ke apartement-ku."
"Jadi maksud Sensei akan meninggalkan rumah tanpa dikunci?" Celatuk yuu dengan suara datarnya.
Ijuuin pun tertawa. "Tenanglah Yanase-kun. Kamu bisa masuk dengan kunci yang aku masukkan di tasmu."
"Kunci?"
"Yup. Kemarin aku memasukkan kunci apartement-ku ke dalan tasmu. Omong-omong, Maafkan perbuatanku yang tidak sopan ya, Yanase-kun." Tanpa aba-aba, Yuu langsung berlari menuju kamarnya untuk mengecek isi tasnya.
Diambilnya kunci yang Ijuuin taruh disana. "Sensei! Apa yang--"
"Jika aku memberikan itu padamu secara langsung, kau selalu menolaknya. Jadi aku hanya bisa menggunakan cara lain agar kau mau menerima kunci apartementku." sela Ijuuin dengan suaranya yang tegas.
"Tapi Ijuuin-sensei..."
"Aku hanya mau jika kau yang menerimanya. Aku mempercayaimu, Yanase-kun." Sontak wajah Yuu memerah. Ada apa dengan dirinya? Padahal ia cuma mendengar suara Ijuuin-sensei.
Yuu pun menghela napas panjangnya lagi. "Baiklah, Sensei. Saya akan menjaga kunci anda dengan baik." Ijuuin terkekeh mendengarnya.
Sedetik kemudian Yuu bersin berkali-kali. "Hei, kau baik-baik saja?" tanya Ijuuin dengan intonasi khawatir.
"Hidungku cuma gatal. Jangan khawatir, Sensei." Yuu mengusap hidungnya yang sedikit memerah karena bersinnya tadi.
"Jika kau merasa kurang sehat, lebih baik kamu istirahatlah hari ini."
"Aku benar-benar tidak apa-apa, Sensei berlebihan tahu." respon Yuu dengan suara sebal.
Ijuuin terkekeh. "Baiklah Yanase-kun. Ada 5 halaman tanpa background yang perlu kau selsaikan nanti. Aku letakkan semuanya dimejaku." Yuu mengangguk-angguk paham mendengar penjelasan Ijuuin.
"Baiklah sensei." Tak lama kemudian telepon itu diputusnya.
Yuu melangkahkan kakinya ke dapur kemudian membuka kulkas, mengambil beberapa sayuran segar, lalu mencucinya. Beberapa kali Yuu menggelengkan kepalanya untuk memulihkan pengelihatannya yang sesekali mengabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Junjou Sentiment - Unchanged Feeling
FanfictionYuu tahu bahwa Ijuuin sangat mencintai Misaki, tapi ia tak menyangka Ijuuin juga sangat menyayanginya seperti sosok yang berharga. WARNING : OOC, Typo, oneshot, romance dipertanyakan (?), dll.